"Selamat, Sayangku! Kau berhasil mempertahankan prestasimu, aku memang tidak salah pilih."
Khanza tersenyum mendengar suara Devano yang memujinya dari seberang telepon sana.
"Terimakasih, ehm… Malam nanti aku harus datang kembali ke sekolah untuk perayaan kelulusan," jawab Khanza.
"Oh? Bolehkah aku ikut hadir menemanimu?"
"Ehm… Sepertinya tidak perlu, ini acara sekolah. Aku dan ayah juga ibu akan hadir di acara itu, jadi…."
"Apa kau malu jika semua teman-temanmu di sekolah jika aku adalah calon suamimu?"
"Eh, tidak! Tidak begitu, tolong jangan berpikir yang macam-macam."
"Hahaha, aku hanya bercanda! Kenapa kau begitu serius, Sayang?" Devano tertawa setelah berhasil mengerjai Khanza via telepon.
"Ih, apaan sih, kakak!" cetus Khanza cemberut.
"Maafkan aku, aku hanya bercanda. Lagi pula, aku tidak akan memaksa jika bukan kau yang memaksa, aku tidak ingin kau merasa tertekan denganku, aku akan belajar menjadi laki-laki dewasa yang memberimu kenyamanan saat bersamaku,"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com