Khanza sedikit riang mendengar Chika memberitahunya jika pak Gibran ingin menemuinya di tempat biasa. Dia sudah cukup lama memendam perasaan rindunya kepada laki-laki yang dicintainya itu. Khanza mulai gelisah karena sudah tidak sabar ingin segera jam pelajaran akhir usai. Kebetulan sekali, pak Gibran tidak mendapatkan jadwal mengajar di kelas sehingga membuat Khanza menahan lebih keras rasa rindunya.
Bel berbunyi, tanda jam pelajaran usai. Dengan tergesa-gesa Khanza merapikan semua perlengkapan belajarnya tadi ke dalam tas. Chika menggodanya melihat Khanza demikian, begitu bahagia terpancar dari raut wajahnya.
"Ciye, yang sudah tidak sabar ketemu pacar."
"Iya dong, aku sudah sangat merindukannya." Khanza melempar senyum dengan mengerlingkan matanya pada Chika.
"Huh, dasar! Tapi ingat, hati-hati. Banyak mata yang mengincar," kata Chika menasehatinya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com