webnovel

Aku Tahu Dia Sedih

"Kalau sedih jangan ditahan, Teh..." tukas Bima dengan nada serius saat mereka memiliki kesempatan berdua saja di Cafe, tanpa Eve yang biasanya selalu datang mengganggu.

"Apaan sih?" Anya membalas dengan mendorong wajah Bima yang tampak serius menatapnya. Iaberusaha tertawa untuk mengelabui Bima yang selalu pandai menerka isi hati orang. "Jangan ngaco. Mana ada aku sedih."

"Yakin Teh? Hati Teteh nggak berasa ambyar gitu?" Bima terus menuduhnya sambil terkekeh melihat reaksi Anya yang mulai salah tingkah di depannya. "Kalau Teteh sedih, sebaiknya jangan ditahan. Luapkan saja. Kalau Teteh butuh bahu untuk menangis, sini Teh pakai bahuku ini untuk bersandar. Mumpung nganggur." Bima menepuk-nepuk bahunya sendiri.

"Udah semakin larut, sana pulang ke Amsterdam! Aku mau menutup Cafenya," kata Anya akhirnya mengusir Bima untuk mengalihkan perhatiannya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya