webnovel

Ruangan Rahasia

*Istana kekaisaran Mork

Harley membopong pangeran Jayden sampai ke kediamannya, di sebelah barat istana. Ia merupakan pengeran kedua kekaisaran yang terkenal sangat pintar dan bahkan lebih bijak dari putra mahkota sendiri. Namun sebenarnya ia hanya kelihatan bijak di luar saja. Nyatanya ia sangat dingin dan memiliki dunianya sendiri!

"Kau bisa keluar sekarang, Harley." Ujar pangeran Jayden, setelah Harley berhasil membantunya untuk masuk mengendap-endap ke kediamannya sendiri.

"Baik, Yang Mulia." Ujar Harley sopan, mengurungkan diri dari kamar pangeran Jayden.

Tidak ada yang pernah tahu bahwa pangeran kedua selalu menghilang untuk pergi menyelinap masuk ke kerajaan Empire, selain putri Tutkzia dan Harley.

Putri Tutkzia beranggapan bahwa pangeran Jayden membahayakan dirinya untuk membatalkan perjanjian pertunangan mereka. Akan tetapi, pangeran Jayden memiliki pemikirannya sendiri.

Dia tidak peduli akan di tunangkan dengan siapapun itu, karena ia malas untuk berdebat dengan ayahnya yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi.

Yang putri Tutkzia tidak tahu adalah Jayden tidak peduli dengan nyawanya asalkan ia mendapatkan tumbuhan obat langkah dari kekaisaran Empire, untuk ibunya yang sakit parah. Jadi, kepergian Jayden yang berulang-ulang kekaisaran Empire, bukanlah karena sebuah alasan untuk membatalkan perjanjian pertunangannya!

"Akh... lagi-lagi aku gagal!" Gumam pangeran Jayden, lalu pergi masuk ke ruangan rahasianya yang terletak di balik lemari bukunya.

Ruangan itu dibuatnya dengan tangannya sendiri untuk menghindari desas desus yang tidak penting, yang mungkin akan menyebar di keluarga kekaisaran. Karena jika ia ketahuan memiliki ruang rahasia, ia akan dianggap sebagai seseorang yang akan menjadi lawan putra mahkota untuk naik tahta!

Jayden lalu menanggalkan pakaiannya dan membuangnya ke tong sampah. Ia lalu membuka perban yang melilitnya dan mengambil bubuk obat yang tersimpan di bagian tubuhnya yang terluka. Ia lalu mencium bubuk yang telah tercampur dengan darahnya tersebut.

"Coffee?"

Jayden berpikir dengan keras, bagaimana bisa bubuk coffee yang diberikan wanita itu dapat menghentikan pendarahan yang terjadi pada lukanya.

Jayden lalu mengambil bukunya dan mencatat pengetahuan yang baru di dapatkannya itu.

'Mungkinkah bubuk coffe juga dapat menghentikan ibu untuk tidak batuk darah lagi?' Pikir Jayden mendalami.

Ia lalu melayangkan tangannya ke atas sebuah toples yang berisi simplisia Anredera cordifolia tenore steen. Kemudian diambilnya lah lumpang dan alu untuk menghaluskan simplisia tersebut.

Digilingnya simplisia tersebut sampai halus, lalu diletakkannya serbuk itu ke bagian lukanya tadi dan kemudian diberinya lah perban dari kain bersih ke atas lukanya tersebut.

Ia kemudian berjalan kembali ke ruangan tidurnya dan mengambil sebuah buku dari ruangan tersebut. Dikenakannya jubah yang indah menggantikan pakaiannya yang telah terkoyak. Lalu dilangkahkannya kakinya menuju ke arah ruang tamu kamar dan duduk sembari mempelajari sebuah kitab kuno, yang dianggap sebagai sebuah aib! Namun bagi pangerannya Jayden, kitab itu mungkin saja dapat menyelamatkan nyawa ibunya.

Di dalam kitab itu terdapat banyak sekali metode yang dipaparkan untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit akibat sesuatu hal yang belum diketahui, atau belum ada di zaman itu. Sayangnya isi kitab itu tidak lengkap! Sehingga pangeran Jayden sangat kesulitan dalam melakukan eksperimennya.

Di dalam ruangan rahasianya itu, penuh dengan tumbuhan obat-obatan yang sudah pernah ia coba terhadap dirinya sendiri. Dan karena terlalu banyak mencoba tumbuhan obat-obatan itu tanpa mengetahui efek samping yang mungkin timbul, tubuh pangeran Jayden menjadi sedikit kebal dengan racun tingkat menengah. Jayden hanya meminumnya tanpa memperhatikan dosis yang benar.

Namun walaupun demikian, Jayden belum mendapatkan cara penelitian yang benar. Ia terhenti di satu siklus yang membuat dirinya bingung, karena ada sebuah kata istilah medis zaman modern yang tidak pernah ada di zaman mereka! {Pneumonia} itulah kata yang tertulis dalam kitab itu.

***

*Keesokan harinya di tepi sungai Melt

"Kak sudah lama kita berada di kekaisaran ini. Apa kau tidak ingin kembali?" Tanya Bao Yu kepada Athanasia yang lagi memanggang ikan di tepi sungai bersamanya di hari yang cerah.

"Apa kau ingin kembali?" Athanasia balik bertanya sambil membolak-balikkan ikan yang dipanggangnya.

Bao Yu menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak. Aku akan mengikuti kakak kemana pun kakak akan pergi." Ujar Bao Yu yakin.

"Tapi, berapa lama kakak akan tinggal di kekaisaran ini? Bukankah tujuan akhir kita sudah didepan mata! "

Athanasia tampak sedikit berpikir untuk menjawab pertanyaan Bao Yu. Karena sudah selama setahun mereka telah menetapkan di kekaisaran Mork dan selama 9 tahun lamanya mereka telah berpindah-pindah tempat di 4 kekaisaran yang berbeda, untuk mencapai kerajaan Empire yang terkenal dengan ilmu pengobatannya. Namun bukannya cepat berpindah ke kerajaan Empire, Athanasia malah menetap cukup lama di kekaisaran Mork.

Ia memilih tinggal di kota Emerland, dimana kota ini adalah perbatasan kekaisaran Mork dan kekaisaran Empire yang menjadi tujuan akhir bagi Athanasia. Namun tidak mudah untuk bisa masuk ke dalam negeri itu, seperti saat mereka di terima dengan baik di ke-4 kekaisaran sebelumnya.

"Entahlah Bao Yu... Aku lagi mengusahakan untuk mendapatkan izin masuk. Tapi kekaisaran itu sangat ketat dan tertutup bagi warga asing. Makanya sangat sulit bagi kita untuk masuk ke sana." Ujar Athanasia dengan tenang.

"Lalu apa yang akan kakak lakukan? Apa tidak ada petunjuk untuk bisa masuk ke kerajaan Empire? Apa selir Duke Karen tidak memberitahukan kakak sesuatu?" Ujar Bao Yu dengan sederatan pertanyaan.

'Petunjuk? Tunggu... Kenapa aku tidak memikirkan hal ini! Mungkin saja ibu pernah memberikan ku petunjuk...'

Cring... Tiba-tiba otak Athanasia berjalan dengan brilian. "Bao Yu kau sungguh sangat cerdik!" Kata Athanasia dengan penuh semangat.

Ia lalu mengambil ikan yang telah matang tersebut dan menyeduhkannya kehadapan Bao Yu.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau terus mengikuti ku?"

"Entahlah kak... Aku rasa akan ada sesuatu yang menarik jika aku mengikuti mu!"

"Apanya yang menarik! Lihat apa yang telah terjadi padamu karena aku. Kali ini kau tidak perlu ikut bersama ku. Aku tidak ingin kejadian 6 tahun lalu terulang lagi padamu. Lagi pula kerajaan Empire adalah kerajaan paling misterius. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi kepada kita, jika kita masuk ke dalam kekaisaran yang dipimpin oleh raja Malik yang terkenal sangat kejam." Ujar Athanasia.

"Tapi kak..." Belum selesai Bao Yu menyelesaikan kalimatnya, Athanasia pun menyanggahnya dengan cepat. "Tidak ada tapi-tapian. Keputusanku sudah bulat."

Melihat Athanasia yang telah bertekad, Bao Yu pun tahu bahwa ia tidak memiliki kesempatan untuk bisa mendampingi Athanasia pergi ke kerajaan Empire.

Mereka telah melalui banyak hal selama 10 tahun terakhir. Dan hal itu menjadikan Athanasia menjadi pribadi yang kuat bukan hanya secara mental, tapi juga secara fisik.

Kematian Beti dan syok yang ia terima di kota Dadu pulih dalam kurun waktu 2 tahun, saat ia melihat Bao Yu disiksa oleh warga sekitar di kota Tama, tempat kelahiran Bao Yu! Dan mulai dari saat itu, Athanasia belajar ilmu bela diri.

~To be continued

Bab berikutnya