webnovel

Kematian Bety

Count Manel merupakan pria paru baya yang tidak memiliki kekhawatiran apapun, ia tampak sangat tamak jika itu menyankut wanita dan budak! Bao Yu yang adalah budak di kediaman Count Manel tau akan hal itu, sehingga ia diam-diam berencana menyelamatkan Putri Athanasia dengan caranya.

Sebenarnya ia sangat cerdas untuk ukuran seorang budak, dan ia memiliki kesetiaan kepada tuannya. Tidak butuh waktu lama ia dapat mengetahui Athanasia bukanlah seorang gadis biasa. Serta secara diam-diam juga ia meyelidiki Dinand yang tampaknya memiliki kuasa. Namun, ia tidak tahu latar belakang Dinand dan Athanasia, karena ia hanya mengira-ngira saja.

Bao Yu tau jalan rahasia untuk dapat keluar dari kastil Count Manel tanpa ada seorang pun yang tahu, sebab itu adalah jalan yang tak sengaja ia temukan saat ia berusaha untuk menenangkan dirinya. Sehingga ia berencana untuk menyelamatkan tuannya dalam keheningan ketika Emely dan Dinand berusaha membuat kekacauan lewat pintu depan.

Tapi tampaknya ia mendapatkan sedikit kesulitan ketika melihat Count Manel menuju ke tempat putri Athanasia dan adanya dua orang penjaga yang berdiri menjaga di lorong masuk ke kamar Putri Athanasia.

"Dimana mempelai wanitanya?" Ujar Count Manel sambil membuka pintu kamar Athanasia dengan lebar.

"!!" Namun kekejutan memenuhi ruangan tersebut ketika mata Count Manel berpapasan dengan Beti yang berdiri seperti seorang gadis yang siap untuk berperang!

"Apa yang kau lakukan? Tangkap wanita itu!" Ujar Count Manel kepada pelayan setianya.

Pelayan itu dengan segera mencoba untuk menangkap Beti, namun Beti sedikit memberikan perlawanan. Saat pelayan setia itu mencoba merangkulkan tangannya untuk mendekap erat tubuh Beti, Beti menundukkan badannya dan lewat di sela-sela space yang ada.

Count Manel menjadi geram! "Penjaga... penjaga!" Teriak Count Manel dengan nada yang tinggi akibat kegeramannya melihat Athanasia menghilang digantikan wanita yang sama sekali tak enak untuk di pandang.

Drap... drap... langkah kaki prajurit dengan sigap mendatangi tuan yang memanggil mereka. "Cepat singkirkan penyusup itu!" Kata Count Manel sambil menunjuk ke arah Beti.

Ketika dua orang penjaga itu pergi, Bao Yu juga bersiap-siap untuk masuk menyusup ke dalam kamar Athanasia.

Bruk... Beti pun terdorong sampai ke pojokkan dinding. Jelas Beti tak memiliki ilmu bela diri sama sekali, sehingga walaupun di ujung maut ia pasrah dengan keadaan itu!

Dari matanya, Beti tak menunjukkan rasa takutnya sama sekali. Namun tangannya bergetar karena tubuhnya tak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Ia lalu melihat ke arah lemari tempat Athanasia bersembunyi, ia khawatir Athanasia tidak akan baik-baik saja melihat Beti yang terpojok.

Kedua penjaga tersebut menggenggam tangan Beti dengan erat, ia tak lagi memberontak sebab ia tahu hal itu akan sia-sia untuk dia lakukan.

"Tuan, wanita ini sudah tertangkap! Apa yang harus kita lakukan terhadap penyusup ini?" Ujar pelayan setia Count Manel.

Count Manel kemudian berjalan ke arah Beti. "Dimana adikmu itu? Kenapa hanya ada dirimu seorang di tempat ini?" Tanya Count Manel sambil melotot ke arah Beti.

Jika jiwa Athanasia tidak tergoncang, ia tahu bahwa Athanasia akan keluar dari balik lemari itu untuk bersama-sama menunggu kematian bersamanya. Entah ia harus bersyukur atau tidak, yang jelas ia berharap Athanasia akan terus bersembunyi di balik lemari itu!

Beti mengatupkan mulutnya. Ia bergeming tak berdaya di hadapan Count Manel yang mulai mengintrogasinya.

Prak... Tamparan yang mengarah ke wajahnya membuat darah mengalir keluar dari sela-sela bibirnya. Count Manel lalu mengibas-ngibaskan tangannya dan pelayan setianya segera mengambilkan sapu tangan dari sakunya dan ia lalu membawa sapu tangan itu kepada jari-jemari Count Manel untuk membersihkan tangan Count Manel yang telah kotor akibat menampar pipi dari gadis itu.

Rasa nyeri yang dirasakan Beti akibat tamparan dari Count Manel tidaklah sebanding dengan perasaan terhinanya ketika dia menjadi budak dulu. Beti memang dapat menahan setiap rasa nyeri yang diberikan kepada tubuhnya, sebab tubuhnya telah terbiasa dengan rasa nyeri yang datang tak pernah ada habis-habisnya.

"Tampaknya kau masih mau bungkam setelah mendapatkan tamparan dari ku!"

Count Manel lalu mengarahkan tangannya menengadah ke atas. Melihat hal itu pelayan setia Count Manel tahu akan perintah tersembunyi Count Manel tanpa ia harus berucap sepatah kata pun.

Pelayan itu lalu mengeluarkan belati dari dalam saku yang tersembunyi di dalam saku dadanya. Ia lalu menyerahkan belati yang terbungkus dengan kain putih itu ke atas telapak tangan Count Manel.

Segera setelah mendapatkan belati tersebut, Count Manel tanpa ragu mengerahkan belati tersebut ke arah leher Beti! "Apakah kau masih akan tetap diam?" Tanya Count Manel dengan tajam.

Matanya melebar dan pupil matanya bergetar, bulu kuduk Athanasia berdiri melihat salah satu pelayan yang telah dianggapnya saudara itu ada di ujung kematian! Namun tangan dan kakinya bergetar dan sangat berat untuk digerakkan sebab ia juga sangat ketakutan.

Namun Beti menyeringai membuat hati Count Manel menjadi sangat panas. Tak hanya sampai di situ, Beti lalu meludah ke arah wajah Count Manel yang berdiri tepat di hadapannya untuk memprovokasi Count Manel. Sebab Beti pun telah siap untuk mendapatkan konsekuensi dari perbuatannya itu.

Dari pada memberitahukan tempat Athanasia bersembunyi, Beti lebih memilih untuk membungkam mulutnya seumur hidupnya, sebab Athanasia bukanlah tuan biasa bagi Beti. Athanasia seperti saudara yang memberikan seluruh kasih sayangnya untuk Beti, dan Beti merasa bahwa itu saja sudah cukup untuk memberikan seluruh nyawanya untuk Athanasia.

Count Manel yang emosian tidak dapat menahan penghinaan yang dilakukan oleh Beti. Dengan segera ia menusukkan belati itu ke arah jantung Beti!

"Dasar wanita rendahan yang tak tahu di untung!"

Kedua pengawal itu melepaskan tubuh Beti yang telah tertusuk, lalu Beti terkapar tersandar di dinding kamar itu. "Cepat cari wanita itu sampai ketemu! Geledah tempat ini, dan jangan biarkan seekor semut pun keluar dari kastilku tanpa persetujuanku!"

Bom! Saat mereka hendak memeriksa kamar tersebut, terdengar bunyi ledakan yang sangat kuat menghancurkan kastil Count Manel di bagian selatan! "Apa yang terjadi? Cepat lindungi tuan!" Ujar pelayan setia Count Manel dengan sigap mendapatkan situasi menjadi tidak beres.

Count Manel lalu melupakan mengenai Athanasia sejenak dan keluar dari ruangan kamar itu untuk menuju ke tempat persembunyian yang selalu ada disiapkan di dalam kastil setiap bangsawan. Ia berjalan dengan terburu-buru bersama pelayan setianya menuju tepat persembunyian itu tanpa berpaling ke arah Beti yang sedang kritis.

Tampaknya Count Manel tidak mengetahui bahwa kastilnya telah di serang secara diam-diam oleh Emely dan Dinand!

"Cepat temukan pria tua itu!" Ujar Emely kepada salah seorang bawahan yang ada di bawah perintah Dinand.

~To be countinued

Bab berikutnya