Kami berjalan melewati lorong di lantai tiga. Wajah Alex masih terlihat gelap tapi Ia menggenggam tenganku sejak kami keluar dari perpustakaan. "Ia jadi lebih menyebalkan setelah kembali ke wujud aslinya," gumam Alex dengan ketus.
Aku tersenyum ketika mendengarnya. Awalnya aku juga berpikir begitu, tapi setelah diingat-ingat lagi Balthazar memang sudah arogan sejak awal. Sikapnya tidak berubah sama sekali. Hanya saja kami tidak menganggapnya terlalu menyebalkan ketika Ia masih berada di tubuh remajanya, malah kadang-kadang aku merasa Ia menggemaskan saat sedang bersikap arogan. Tapi kini ketika tubuhnya kembali ke asal, sikap arogan itu berubah dari menggemaskan menjadi menyebalkan.
"Apa kau mau mengobrol di luar?"
Pertanyaan Alex membuyarkan pikiranku. Selama beberapa saat aku berpikir sambil menuruni tangga bersamanya. "Apa kau mau ke kamarku?" tawarku saat kami sampai di lantai dua.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com