Dedaunan bambu bergoyang tertiup angin dan menimbulkan bunyi gemerisik dan batang-batang bambu saling bertabrakan dengan pelan, butiran-butiran salju masih terus turun dan jatuh ke tanah.
Orang yang disebut Nenek oleh Alita itu sangat ringkih, setiap gerakannya amat pelan dan hampir tidak berbunyi, Alita menggigit bibir dengan wajah yang memerah karena tidak sabar, ia rasanya ingin sekali menggantikan gerakan nenek tua itu untuk menyembuhkan Iris.
Wanita tua itu meletakkan cerutunya di asbak, ia menghembuskan asap dari mulutnya dan melirik Iris.
"Dia terluka sangat parah." Dia kemudian mengulas senyum getir di wajahnya, Alita tidak tahu apakah itu senyum senang atau kesedihan. "Cucuku, ambilkan air di telaga sana."
"Oke!" Alita melesat dengan sayapnya, turun ke bawah dan mengambil wadah kaca mengisi air telaga yang hampir membeku karena salju, ia lalu kembali lagi ke wanita tersebut.
"Ini, Nenek!"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com