webnovel

07 - Plan Begins

*Bell Berbunyi*

Murid kelas D langsung duduk dikursinya masing masing dikarenakan gurunya sudah datang. Hanya ada satu kursi yang kosong, tentu saja itu adalah kursi dimana Ren duduk. Karena Ren sekarang masih berada dirumah sakit, jadi dia tidak hadir.

"Sakayanagi izin tidak hadir" Ucap guru itu yang menyadari sebagian dari murid melihat kearah kursi yang kosong.

"Sensei, apakah rumor tentang senior yang menyerang Junior itu benar? Apakah itu adalah Sakayanagi-Kun?" Tanya seorang murid berambut pirang yang tidak lain adalah Hirata.

Sekelas menjadi membahas tentang rumor yang dikabarkan bahwa senior menyerang Junior. Karena itu Junior yang diserang mengeluarkan banyak darah dan masuk rumah sakit. Tapi siapa Junior dan senior itu tidak disebutkan dalam rumor.

Hirata menebak bahwa Ren adalah Junior yang diserang itu karena Ren sekarang tidak hadir. Hari ini masihlah hari kedua sekolah, jadi tidak ada alasan untuk tidak masuk kelas. Apalagi gurunya mengabarkan bahwa Ren tidak hadir.

"Ya, rumor itu memang benar..... Dan Sakayanagi yang menjadi korbannya" Ucap guru itu yang dibalas oleh keterkejutan muridnya.

"Apa yang terjadi pada Sakayanagi-Kun sekarang Sensei? Dan juga mengapa bisa senior itu menyerangnya?" Tanya seorang wanita berambut coklat, Kushida Kikyou.

"Dia mengalami pendarahan dikepalanya karena luka lamanya terbuka, dan sampai sekarang masih belum sadar... Untuk mengapa dia diserang belum diketahui tapi kejadian itu terekam di CCTV" Ucap guru itu menjelaskan keadaan Ren dan memberitahu bahwa kejadian itu terekam CCTV.

Meskipun ada diantara mereka yang masih penasaran tapi tidak bertanya lagi karena secara perlahan mereka juga akan tahu. Tiga orang yang melihat kejadian itu juga diam saja, bukan karena mereka tidak peduli sebenarnya, tapi karena mereka belum memahami satu sama lain. Terlebih lagi, waktu kejadian kemarin adalah hari pertama mereka masuk sekolah.

"Jangan memikirkan itu lagi, karena saat Sakayanagi sadar akan diadakan rapat untuk membahas masalah itu" Ucap Guru itu.

"Apakah kami tidak bisa membantunya? Seperti menjenguknya atau ikut dalam rapat itu?" Ucap Kushida yang berusaha membantu Ren.

"Kalian tidak perlu melakukan itu, sudah ada bukti dari CCTV, jadi masalah ini akan selesai ketika Sakayanagi sadar..... Dan aku tidak menyarankan kalian menjenguknya karena dia ada diruang khusus dimana hanya orang tertentu saja yang boleh masuk" Jelas guru itu kepada muridnya yang mendengarkan dengan serius.

Mereka tidak bertanya lagi karena penjelasan dari guru itu sudah jelas. Jika belum jelas maka mereka hanya harus menunggu untuk meminta penjelasan langsung dari Ren. Ren memang masuk keruang khusus karena dia akan dicek kembali otaknya.

Mungkin tidak sampai dioperasi lagi, tapi dia harus menjalankan pemeriksaan selama lukanya masih terbuka. Seperti yang Ren katakan bahwa dia pernah mengalami yang lebih parah dari ini saat di SMP, kejadian itu mengakibatkan dia Koma lagi tapi tidak selama yang pertama. Jadi saat Ren masih SMP dia pernah mengalami kejadian yang membuat dirinya Koma selama beberapa minggu.

"Kita lanjutkan pembelajarannya" Ucap guru yang kemudian mengajarkan murid muridnya.

....

<Ren POV>

"Airien, apa yang selanjutnya akan kita lakukan?" Aku mendengar suara dari orang yang tidak jelas wajahnya.

"Mengapa kau tidak berbuat seperti itu, Airien? Padahal kau bisa melakukannya!!" Lagi lagi aku mendengar suara itu.

"Mengapa kau mengabaikan kami, Airien!!!!??" Suara itu semakin keras yang membuat aku tersadar.

.....

Aku terbangun dari mimpiku, bukan mimpi sebenarnya tapi masa laluku. Pemandangan saat aku bangun sama seperti 9 tahun yang lalu, aku terbangun diruangan yang ada dirumah sakit. Aku membuka alat bantu Pernapasan dan mengambil posisi duduk ditempat tidur.

'Aku melakukan itu semua juga karena kalian *Menghela Nafas*' Batinku mengingat mimpi yang tadi aku lihat. Ya mimpi yang sebenarnya adalah masa laluku, sekarang aku ingat suara itu meskipun wajahnya tidak jelas.

"Apa yang aku lakukan adalah kesalahan, Edith?" Gumam ku yang mengingat perbuatanku dulu.

Tanpa aku sadari seorang wanita masuk keruangan dimana aku dirawat. Arisu masuk sambil membawaka cemilan dan game konsol kesukaanku, Dia membawakanku coklat dan Psp. Intuisinya akurat sekali, dia membawakanku itu pada saat aku sudah sadar.

"Ara, ternyata kau sudah bangun, Ren" Ucapnya sambil tersenyum saat melihatku sudah bangun.

"Ya begitulah, sudah berapa lama aku tertidur?" Tanya ku kepadanya karena penasaran berapa lama aku tertidur.

"Fufu, kau sudah tertidur selama 3 hari" Balasnya sambil menaruh coklat dan Psp dimeja yang ada didekat ku.

Jadi aku tidak sadar hanya tiga hari, aku pikir aku bisa tidak sadar selama 1 minggu paling lama. Saat SMP sekalinya lukaku terbuka, aku Koma selama 3 minggu, beruntung saat ini tidak terlalu parah terbukanya. Dan juga aku baru sadar bahwa kepalaku diperban yang berarti lukaku belum tertutup.

"Mengapa kau tidak dikelas, Ri-Chan?" Tanyaku. Aku tidak tahu waktu diluar dan juga aku tidak melihat jam.

"Karena sekarang sudah malam" Jawab nya yang kemudian duduk disofa.

Ternyata sekarang sudah malam, maka dari itu Ri-Chan bisa menjengukku. Aku mengambil cemilan yang Ri-Chan bawakan dan memakannya, aku juga berterima kasih karena membawakanku cemilan kesukaanku. Kemudian aku mengambil Psp dan memainkannya, Psp ini bukan berasal dari sekolah ini, atau aku tidak membeli ini di sekolah ini tapi sudah aku beli sebelum pergi kesini.

"Jadi Ren, mengapa kau bisa masuk rumah sakit?" Tanyanya dengan lembut meskipun aku tahu bahwa dia terlihat serius.

"Aku hanya ingin mencoba sesuatu" Jawabku tanpa mengalihkan pandanganku dari Game yang sedang aku mainkan di Psp.

"*Menghela Nafas* Lain kali jangan sampai seperti ini, aku dan ayah sangat khawatir kau tahu, Ren" Ucapnya. Aku yakin bahwa dia sudah tahu sebagian kecil dari mengapa aku berada disini.

"Oke oke" Aku membalasnya masih sambil memainkan game.

"Rapat tentang masalah ini akan dilakukan 2 Hari lagi, kau harus ada disana, Ren" Ucap Ri-Chan yang mengatakan bahwa rapat tentang masalah yang aku alami ini akan dilakukan 2 hari lagi.

"Baik" Balasku. Aku dan Ri-Chan mengobrol tentang kebiasaan kami diSMP atau membahas masa lalu.

Sofa dan tempat tidur yang sekarang sedang aku gunakan tidak terlalu jauh, jadi aku dan Ri-Chan mengobrol nya tidak berjauhan. Saat aku sedang mengobrol, seorang dokter pria masuk untuk mengecek kondisiku sementara Ri-Chan memutuskan untuk kembali keasramanya karena hari sudah malam.

"Sakayanagi-Kun, kau masih harus menjalani pemeriksaan, dan karena lukamu sedikit demi sedikit membaik, kau bisa kembali sekolah minggu depan" Jelas dokter itu yang memberitahukan kondisiku. Aku mengerti bahwa maksud dari minggu depan adalah minggu kedua dalam semester awal ini.

Setelah selesai memeriksaku, dokter itu keluar dari ruangan. Sekarang hanya ada aku saja diruangan ini, sambil bermain game aku memakan cemilan yang Ri-Chan bawakan tadi. Aku mematikan Psp ku dan memutuskan untuk tidur karena cemilanku sudah habis serta aku juga sudah mengantuk.

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." Gumamku sebelum tidur. Besok aku akan mulai menyelesaikan masalah ini, dan aku berharap rencanaku berhasil.

....

Keesokkan harinya, dokter kembali memeriksaku dan mencabut infusku serta mengatakan hal yang sama seperti tadi malam yaitu aku semakin membaik. Aku sekarang sendirian diruangan ini karena Ri-Chan sedang sekolah dan ayah sedang bekerja. Bukan berarti aku kesepian hanya saja aku bosan jika tidak melakukan apapun, beruntung Ri-Chan membawakanku Psp tadi malam.

Aku memainkan Psp disofa dekat dengan jendela yang membuatku bisa melihat luar rumah sakit. Disaat aku melihat kearah luar, aku melihat tiga orang yang menyerangku saat itu. Ternyata sekarang sudah jam istirahat jadi para murid tidak ada dikelasnya, mereka masuk ketoko dekat dengan rumah sakit ini.

Mungkin aku akan mengunjungi mereka untuk menyapanya. Karena mereka juga dekat dengan rumah sakit ini jadi mungkin aku boleh keluar sebentar dari sini. Aku kemudian menaruh Psp ku di meja sementara aku berjalan mendekati tempat tidur dan duduk disana.

Alat ditanganku tidak aku pasang karena aku jarang menggunakan kakiku disini. Aku menekan tombol yang berfungsi jika pasien ingin memanggil dokter atau suster. Tidak lama kemudian dokter datang keruanganku, dokter yang selama dirumah sakit ini merawatku.

"Sakayanagi-Kun, ada apa?" Tanya dokter itu kepadaku disertai senyuman.

"Apakah aku boleh keluar dari rumah sakit ini sebentar?" Aku menjawab dokter itu dengan pertanyaan.

"Mengapa Sakayanagi-Kun ingin keluar?" dokter itu bertanya lagi.

"Aku hanya ingin mencari angin saja, dan juga aku bosan terus berada disini" Jawabku jujur. Setiap kali aku masuk rumah sakit aku akan merasakan kebosanan karena tidak bisa melakukan semua yang aku inginkan. Seperti jika aku ingin keluar sekarang, aku harus meminta izin.

"Jika hanya sebentar tidak apa, dan juga apakah Sakayanagi-Kun membutuhkan seseorang untuk menemanimu?" Dokter itu membolehkanku pergi.

Meskipun hanya bisa sebentar aku keluar dari rumah sakit, itu sudah cukup untukku menyapa mereka. Untuk apakah aku membutuhkan seseorang yang menemaniku, aku rasa tidak perlu. Aku memiliki rencana yang hanya aku sendiri yang perlu melakukannya.

"Aku bisa pergi sendiri, karena aku hanya akan pergi didekat sini" Ucap ku.

"Baiklah, jangan keluar lebih dari 1 Jam ya, Sakayanagi-Kun" Ucap dokter itu yang akhirnya mengizinkan ku. Aku hanya menggangukkan kepalaku pertanda aku setuju.

Dokter itu keluar dari ruangan ku sementara aku bersiap untuk keluar dari rumah sakit ini sebentar. Aku memakai celana panjang, baju biasa berwarna putih dan jaket berwarna hitam, tidak lupa aku menggunakan syalku dan membawa alat bantu berjalan. Aku akhirnya memutuskan untuk pergi sekarang setelah semua yang aku butuhkan siap.

Setelah sampai diluar rumah sakit aku langsung berjalan menuju toko yang tadi dimasuki oleh tiga orang yang menyerangku saat itu. Aku tidak memakai seragam sekolah jadi mungkin orang orang tidak menyadari bahwa aku murid disini. Sebelum aku masuk ketoko itu, aku melihat bahwa tiga orang senior itu sudah keluar dan sekarang sedang duduk ditaman dekat dengan toko itu.

Dengan perlahan aku mendekati mereka yang sedang mengobrol. Ditaman itu mereka hanya bertiga sementara murid yang lain berada diluar taman sedang berjalan jalan. Jadi ini waktu yang cocok untuk menyapa mereka dan memulai rencana karena tidak ada orang.

"Hallo...Senpai" Ucap ku lembut dengan senyuman, mereka yang tadinya menunduk akhirnya mengangkat kepalanya dan melihatku dengan tatapan terkejut.

Maaf jika ada Typo atau ketidakjelasan cerita...

Terima kasih.....

Sampai nanti.....

Rheinncreators' thoughts
Bab berikutnya