"Halo," kata Su Xiqin sambil membalas jabatan tangan Lu Ming.
Sebenarnya, Su Xiqin masih mengenal Lu Ming. Pria itu merupakan bos Yuntang yang sangat terkenal di kota S. Ia juga seseorang yang begitu ramah. Setelah berjabat tangan dengan Ling Dong dan Su Xiqin, Lu Ming menunjukkan senyum ramahnya lalu duduk di antara mereka berdua. Su Xiqin kembali duduk dengan lega. Sebenarnya, dengan begini, Lu Ming secara tidak langsung memisahkan dirinya dan Ling Dong. Su Xiqin yang sudah mulai lega kini melirik ke arah Mo Xigu yang terdiam. Wajah Mo Xigu datar tanpa ekspresi dan tidak menunjukkan emosi apapun. Rokok di sudut bibirnya mengeluarkan banyak asap.
Lu Ming mendekat ke arah telinga Ling Dong dan berbisik, "Ling Dong, barusan ada barang segar dan tidak ada orang yang memesannya. Maukah kamu mencobanya?"
Ling Dong tersenyum mendengarnya, lalu bertanya, "Masih muda?"
"Tentunya sesuai standar pasar," jawab Lu Ming sambil menepuk pundak Ling Dong.
Pembicaraan keduanya terdengar sampai ke telinga Su Xiqin. Ia mengira-ngira dalam pikirannya, Jika seseorang mengirim wanita cantik untuk Ling Dong, dia pasti akan memenangkan kontrak itu.
Ketika Su Xiqin masih merenung, Lu Ming berdiri dan berkata, "Ling Dong, aku tidak akan menganggu kalian yang membicarakan sesuatu. Jika ada waktu, datang dan bersenang-senanglah."
"Oke."
Lu Ming sempat melirik Su Xiqin sebelum pergi. Ketika Lu Ming sudah pergi, Ling Dong mengulurkan tangannya dan meraih tangan Su Xiqin, "Nona Su, mari kita minum dan biarkan aku bersenang-senang. Dengan begitu, kontrak akan segera ditandatangani."
Perkataan Ling Dong jelas memberitahukan bahwa semuanya tergantung pada Su Xiqin. Tubuhnya mendadak kaku dan ia menarik tangannya, lalu mengambil botol alkohol, "Kata-kata Anda memberikan tekanan besar untuk saya. Saya pasti akan membuat malam ini menjadi perjalanan yang berharga," kata Su Xiqin dengan senyuman yang berbeda.
Ling Dong terlihat pusing dan hanya mengangguk, "Baiklah, aku akan menunggu."
———
Beberapa saat setelah makan, Su Xiqin sudah mabuk. Ketika ia berdiri, Ling Dong memegang tangannya, "Nona Su, Anda mau kemana?"
"Ling Dong, saya mau keluar untuk menjawab telepon," kata Su Xiqin sambil mengambil ponselnya.
"Kalau begitu, cepatlah!"
Su Xiqin mengangguk sambil tersenyum. Kemudian, ia berjalan ke arah pintu untuk keluar dari ruangan dengan langkah yang gontai. Mo Xigu yang saat itu belum minum terus menatap ke arah Su Xiqin. Beberapa saat setelah Su Xiqin keluar dari ruangan, ia menyusul keluar.
Setelah keluar dari ruangan, Mo Xigu tidak melihat Su Xiqin. Namun, ia ia melihat seseorang sedang berjalan di lorong dengan langkah yang gontai. Dengan wajah yang sudah memerah karena mabuk, Su Xiqin berjalan ke meja resepsionis.
"Nona, tolong panggil bosmu yang bernama Lu Ming dan katakan padanya, Su Xiqin mencarinya karena ada urusan."
Pelayan segera menekan nomor internal dan lima menit kemudian, Lu Ming datang ke hadapan Su Xiqin. Pria itu tersenyum dan bertanya, "Nona Su, apakah Anda mencari saya?"
"Tuan Lu, saya dengar Anda baru saja mengatakan bahwa Anda punya barang segar di tangan anda."
Lu Ming mengerutkan kening dan bertanya dengan serius, "Nona Su, kenapa Anda tiba-tiba menanyakan ini?"
"Bantu saya menemukan yang terbaik."
"Nona Su, apa yang ingin Anda lakukan?"
Tiba-tiba, Mo Xigu datang menghampiri mereka dan berkata, "Tuan Lu, dia mabuk."
"Lepaskan aku!" kata Su Xiqin sambil berjuang melepaskan tangannya. Namun, Mo Xigu tidak melepaskannya dan justru mencengkeramnya dengan erat, lalu menariknya pergi.
"Su Xiqin, apa yang ingin kamu lakukan? Aku sudah memberikanmu surat perjanjian perceraian!" kata Su Xiqin dengan marah karena Su Xiqin mendadak bertingkah laku konyol.
Mendengar Mo Xigu, Su Xiqin hanya tertawa dan tertawa. "Mo Xigu, jika aku sudah berjanji melakukan sesuatu, aku akan melakukannya. Tidak sepertimu!"
Mo Xigu mendorong Su Xiqin ke tembok, lalu menggertakkan giginya dan menegur, "Kalau memang masalahnya seperti itu, kenapa kamu harus melakukan hal-hal seperti itu? Aku beritahu kamu, jangan melakukan hal yang berbelok hanya karena ingin Ling Dong menandatangani kontrak tersebut!"
Su Xiqin menghentikan senyumnya dan menatap Mo Xigu dengan tatapan dingin. "Mo Xigu, kamu sudah memikirkan baik-baik sebelum memberikan surat perjanjian kepadaku, kan? Kamu pikir, kamu tidak butuh seseorang untuk berunding setelah cerai? Tidak adakah orang yang berkata padamu bahwa kamu butuh seorang wanita untuk menyelamatkan nasib perusahaanmu?"
Mo Xigu tiba-tiba memegang tangan Su Xiqin semakin erat, tapi ia tidak mengatakan apa-apa.
"Mo Xigu, aku sangat berharap kamu bisa berubah dari binatang buas menjadi manusia. Tapi, harapan itu gagal. Sekarang, aku harap kamu tidak akan pernah menjadi orang dewasa selamanya!"
Su Xiqin mendorong Mo Xigu dan menjauh. Namun, Mo Xigu meraih tangannya lagi dengan cepat. "Tidak peduli aku berubah menjadi apa, kamu telah mengambil surat perjanjian perceraian itu. Sekarang kamu harus mengurusnya!"
Setelah mengatakan itu, Mo Xigu menyeret Su Xiqin ke kamar hotel. Di Yuntang, mereka tidak hanya memiliki tempat makan, namun juga hotel. Mo Xigu menarik Su Xiqin ke sebuah kamar, lalu mendorongnya ke dalam, "Istirahatlah dulu di sini. Ling Dong akan segera datang."
Setelah itu, Mo Xigu menutup pintu dan mengunci Su Xiqin di dalam kamar itu. Su Xiqin hanya bisa menangis dan meneteskan air mata, sementara Mo Xigu yang berada di luar pintu merasa hatinya begitu kacau. Namun, di saat seperti ini, ia tidak bisa melakukan apa-apa. Di saat seperti ini, tubuh gemuk Ling Dong berjalan ke arah Mo Xigu dan ia menyerahkan kontrak, "Tuan Mo, sudah cukup. Ini kontraknya."
Ling Dong menyerahkan kontrak yang sudah ditandatangani, lalu melangkahkan kakinya ke arah ruangan. Setelah Mo Xigu memegang kontrak itu dan melihat tubuh gemuk Ling Dong menjauh, ada perasaan kesepian di hati Mo Xigu. Ia berpikir bahwa akhirnya hidupnya hancur sesuai dengan keinginan Su Xiqin.
Mulanya, Su Xiqin berharap ia bisa mengarungi kehidupan yang lebih baik. Namun setelah menikah, hanya ada kesedihan, keputusasaan, dan linangan air mata.
Karena Mo Xigu sekarang merasa ia sudah mendapatkan apa yang ia inginkan, ia pun berbalik badan dan pergi. Namun, entah mengapa ia merasakan rasa sakit hati yang tidak bisa ia jelaskan.
———
Lu Ming sedang berdiri di samping, memegang ponsel, dan berbisik ke orang di ujung panggilan, "Kakak Keempat, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."
Tidak perlu menunggu waktu lama, terdengar suara langkah yang melewati sebuah lorong dan semakin lama semakin dekat. Lu Ming pun mengangkat kepalanya dan menyambut orang itu dengan senyum di wajahnya. "Kakak Keempat, ini kamarnya," kata Lu Ming sambil menunjuk kamar di sebelahnya.
Pria itu melirik pintu kamar itu dengan tajam, lalu mendobrak pintu tersebut.