Ye Fei dengan tegas menjalankan semangat ketekunannya sampai akhir. Kemudian ia menyeret wajah Su Mohan dengan kedua tangan lagi, menyebabkan Su Mohan langsung berbalik ke arahnya. "Apakah kamu marah?" tanyanya setelah itu.
Kali ini, Su Mohan akhirnya menatap langsung ke mata Ye Fei. Matanya sebening air, seperti cahaya bulan yang mengalir deras. Tapi di bawah cahaya terang itu, ada kilatan keindahan yang menawan, dengan pesona yang tak dapat dijelaskan.
"Jangan marah…"
Setelah Ye Fei selesai berbicara, kepalanya terasa dingin. Lalu, tangan besar Su Mohan melewati rambut lembutnya, menyeret bagian belakang kepalanya. Kemudian bibirnya menutupi bibir ceri milik Ye Fei.
Suasana hatinya benar-benar buruk, sangat buruk! Batin Ye Fei.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com