webnovel

Nada yang sama

Naima memberikan ku setumpuk buku yang diikat pita ungu tua,akew dan kawan kawannya memberikan ku bingkai foto,

di akhir acara aku tidak menyangka akan di berikan kalung yang memiliki liontin lurus panjang dan memiliki nama Reine(Rini) yang artinya ratu,jelas Tante Santi saat memakai kan ke leher ku,sambil menasihati untuk menjaganya, karena itu peninggalan anak nya,amanah yang sangat besar.

"ivey seperti anak mamah sendiri ucapnya membuatku haru,

aku berfikir berlebihan, namun aku tidak ingin mengecewakannya aku pun menerimanya dengan mata berlinang air mata,aku tidak tega menolak nya,mungkin sedikit mengurangi rindu pada anak kandungnya.

dan are memberikan ku cincin bermata ungu tua,

juga poster meteor garden besar, dan meberikan ku satu pasang kelinci berwarna putih dan coklat,rasanya senang bercampur aduk menjadi satu,

malam itu juga aku di antar pak Narto ke asrama, dengan hati yang mencapai bintang karena kebahagiaan yang meluapp di atas batas prasangka ku.

semai semai rasa cinta berkembang dengan begitu normal,walau terkadang terasa hambar dan datar,tanpa ada kecemburuan lagi,are lebih tenang dan mudah memaafkan,dan walau pun cintaku sangat monoton,tanpa berjalan berdua menikmati malam Minggu,seperti di sinetron romantis,

hanya sesekali SMS dan menelopon,di waktu senggang,atau bertukar pikiran mengenai pelajaran dan tehnik panggung,atau hanya saling memotivasi dan di setiap Minggu kami saling menyetorkan surat yang di tulis di buku masing masing begitu terus menerus tanpa bosan,namun itu cukup indah di masa remajaku.

kebahagiaan ku bertambah karena setelah acara pernikahan kak Rendi, aku memiliki kak Herman yang sudah seperti kakak ku sendiri. tawa ria,kekonyolannya,dan sikap nya yang humoris mampu membangun suasana menajdi riang dan menyenangkan,sikap nya yang dewasa membuat seluruh isi asrama menyayanginya,dan kak Herman sering memanjakanku dengan memberikan coklat dan mengapresiasi setiap sedikit keberhasilan ku,meledekku saat aku malas untuk cek up,dan menghafal seluruh nama obat obat ku dengan menjadikannnya sebuah lagu,

akhirnya kak herman masuk ke remaja masjid,kami menyambutnya senang,walau pun kami sering menertawakannya,karena kak Herman,sering masuk masjid dengan memakai kaos oblong hitam,hingga tato di lengan kanan nya terlihat jelas,di masa itu tato itu di anggap Aneh, namun anak anak asrama senang,

apalagi kak Herman royal dengan apa yang ia punya, walau pun hidup sederhana. setelah pulang kerja kak Herman selalu membagi jajanan,makanan atau sekedar memberikan sayuran untuk di masak,

membwa buku buku lama,dan koran bekas, dan kami dengan senang hati menjadikannya kliping kliping,

sering kak Herman meminta tulisan ku dan membetulkan cara penulisan nya,yang masih banyak kesalahan di pembuatan cerpen,dan kak Herman mengirim nya lewat pos dengan nama samaran ku, mengikut sertakan namaku di lingkar pena,dan mengusulkan untuk mulai menabung membeli mesin tik.

kak Herman terus mendukung ku untuk rajin menulis,dan menyaran kan ku untuk mendapatkan uang sendiri, untuk membeli obat tanpa memberatkan keluarga dan tidak memberatkan siapapun,apalagi memberatkan ayah asrama,kak Herman menasihati ku begitu sempurna dengan keadaan yang terasa mendewasakan ku,terasa sangat lengkap dan bahagia,

walaupun sesekali kebahagiaanku sering terhalang dengan kesehatanku,karena aku mulai sering kambuh,dan harus tes lagi tes lagi,selalu mendapat suntikan dia setiap ahrinya,tapi aku tidak pernah merasa bosan dan tidak terlalu mempermasalahkan nya.

kak Herman selalu bilang

"sakit itu di ukur dari bagai mana cara kita menerima

bila kita mengukur sakit itu besar dan menyakitkan, maka sakit itu akan menjadi besar,ujung dari sakit adalah kematian maka nikmati hidup sebelum mati, isi dengan kebahagiaan dan karya semampu kita.

kak Herman yang mendukungku untuk terus bangkit dan berkarya bagai manapun keadannnya figur seorang kakak aku dapatkan darinya.

karena ayah asrama pun sering cerita tentang biyaya pengobatan pada kak Herman dan kami pun menjadi sangat dekat.

bukan hanya dengan kak Herman saja namun dengan keluarga nya.

namun kebahagiaan selalu bersanding dengan kesedihan, itulah yang terjadi beberapa bulan kemudian

----------------

6 juni -2002

hari itu

are tiba tiba datang dan menunggu di depan gerbang selama berjam jam,dia menanyakan keberadaan ku,

di depan gerbang asrama sedang di adakan kerja bakti bakti,membersihkan selokan dan menebas rumput rumput yang mulai tinggi, banyak anak remaja berkumpul,termasuk kak herman,

are celingukan mencari ku yang tidak terlihat, membuat nya terpaksa masuk ke dekat aula

namun kak Herman dan kak dedi menyusul are, sambil mengingatkan bahwa itu asrama khusus putri,tamu laki laki tidak boleh masuk,

kecuali setelah mendapat izin ayah asrama.

"maaf saya mau bertemu ivey, apa bisa tolong sampaikan saya buru buru.pinta are serius.

"Ivey??? sahut kak Herman sambil tersenyum ramah

"kamu siapa nya?? saudara atau adiknya.

"saya saudaranyaa.

"sudah dapat izin temu belum?

"belum kak saya harus izin ke mana?

"ke rumah ayah asrama,tunggu saja dulu.

"kamu tidak tahu tempat izin,kamu baru pertama kesini??

'"kamu sebenernya siapa nya ivey tanya nya berubah menjadi ketus,

"saudara dari mana??kok baru pertama kesini?

are berubah menjadi gugup dan dia menjawab secara spontan

"maaf kak saya pacarnya kak,saya mau langsung ketemu,ini penting

cepetan kak saya sangat buru buru pinta are memohon.

kak Herman bangun dan entah kenapa kak Herman seperti tidak suka,mungkin karena are memaksa.

'kamuuuu gatur saya buru buru!! emang kamu siapa???

"kamu tamu !!!!!!! pendatang !!kenapa ngatur pribumi. bentak nya dengan nada tinggi

kak Herman tiba tiba mendorong are hingga terpental.

"santaii bang.... kata are menenangkan,

akew yang melihat are di dorong menjadi sangat emosi dan tanpa fikir panjang akew memukul punggung Herman

hingga kak Herman merasa terinjak wibawanya dan kak Herman mengahjar akew,

dan Dedi yang melihat itu menahannya,seluruh remaja yang Ada di sana berusaha melerainya namun ikut terpental,

setelah menghajar akew kak Herman menarik tangan are dan menghajar are terus menerus tanpa ampun.

akew terkapar lemah dan memandang pedih ke arah are,

dan aku tidak tau asal mula nya kenapa tiba tiba kak Herman begitu sangat emosi.begitu saja.

dan remaja yang berkumpul hanya bisa terperangah melihat kejadian yang tiba tiba saja.

aku yang yang baru datang dari RS bersama ayah dan ibu asrama,melihat kejadian itu begitu syok.hingga membuat ayah tergesa gesa turun dari mobil, langsung memisahkan

aku kaget dan tidak menyangka kenapa bisa begini Memalukan!!!!

ada apa appa ini jerit ayah sambil lari ke arah mereka..

tiba tiba seluruh badanku terkulai lemas menyaksikan dua orang yang aku sayangi berkelahi,tak terasa aku menangis,

ketika kak Herman melihat ku menangis dia langsung menghentikan nya

kakak hermaaann!!!!! jahaatttt!!!! jeritku dalam hati.

"stoooppppp jerit ayah sambil mendorong kak Herman dan kak Herman pergi meninggalkan keramaian dengan mata penuh amarah.

ayah asrama memanggil kami

aku yang lemah bergetar pun berjalan lunglai, dan arepun di ajak ayah ke rumah nya dan kami seperti di sidang.

are menceritakannya dari awal apa adanya di timpali akew Dann aku menjadi tersangka ....

"are terburu buru ustadz karena harus pergi ke Palembang.

Tante Santi menitipkan ini ustadz, untuk ustadz dan ivey,tante sudah berusaha menelpon, tapi tidak ada yang mengangkat ivey juga tidak membalas SMS, tidak mengangkat TLP,Tante Santi menyarankan untuk langsung datang kesini, karena kami harus buru buru ibu saya sakit keras.

"oh begitu..... iyya karna dari pagi kami mengantar ivey ke RS ,dan ivey tidak memegang hp karna sedang menajalankan SCT scan kepala,

"veyyy kamu sakitt??

"iyaaa ivey sudah lama sakit dan dalam perawatan,

"maafkan saya ustadz saya lancang mohon maaf saya tidak bisa menunggu lama lagi karena harus cepat cepat pergi.

ayah seperti mengerti dan mengambil titipan Tante Santi,arepun pamit dan pergi dengan wajah lebam rasanya tidak tega.namun are harus menyusul Tante nya.

sedangkan aku...

di nasihati panjang lebar oleh ayah dan ibu asrama.

karena kejadian itu aku tidak ingin bertemu kak Herman lagi,mendengar kak Herman sering ribut dengan remaja tetangga kampung saja aku sudah tidak suka,apalagi ini aku melihat kekerasan di depan mataku sendiri. seketika simpati dan kekaguman ku hilang....

kenapa?? kak Herman lakukan ini??sesalku sambil merebahkan tubuhku dan menangis sepuasnya.

Bab berikutnya