webnovel

AKU AKAN MEMBANTUMU

"Ada hubungan apa kamu Zi, dengan Devano?"

"Dia kakakku. Maaf ya.. aku memang menyembunyikan hubungan kami. Karena aku malu punya kakak playboy seperti dia."

"Kakak?"Ucapan Zivana benar-benar membuat Bima dan Aliya terkejut.

Aliya tiba-tiba hampir saja Limbung saat mendengar penuturan Zivanna. Untung saja ada Bima yang menangkapnya.

Selama ini Bima sudah mencari Devano kemana-mana ternyata saat ini, saat di mana dia sudah menyerah untuk mengetahui keberadaan Devano, Allah mengirimkan kemudahan untuknya yaitu lewat Zivana. Siapa yang menyangka jika gadis sholehah seperti Zivanna memiliki Kakak sebejat Devano.

"Aliya Aliya kamu kenapa?" Bima dan Zivana tampak panik. Untung saja ada Bima yang menyangga tubuh Aliya hingga tidak sampai terjatuh. Kepalanya terasa pusing. Dan saat ini Aliya benar-benar merasa syok.

"Bima, Aliya kenapa? Apa ada yang salah dengan ucapanku?"

"Tidak Zivana. Sebaiknya kita bawa Aliya ke dalam kamarnya dulu ya. Kamu bisa kan bantu aku untuk memapahnya?"

"Iya Bim aku bisa." Eva yang tadinya berada di dapur, merasa terkejut melihat putrinya tiba-tiba jatuh pingsan.

" Aliya kenapa Bim? "

"Tidak tahu, tante. Ada kabar penting yang kita dapatkan hari ini. "

"Tentang apa, Bim?"

"Sebaiknya kita bantu Aliya untuk istirahat dulu saja tante. Setelah itu kita rundingkan bersama."

Alya terlihat lemah saat berada di atas tempat tidur. Apakah ini adalah jawaban dari semua doa-doa nya selama ini? Karena selama ini dia lebih banyak untuk mendekatkan kepada Allah. Dia banyak memohon ampun atas segala dosa-dosanya. Dan jika ini adalah jawaban dari doanya, Aliya berharap Devano akan segera bertanggungjawab.

"Zi, boleh aku ngobrol sebentar sama kamu di luar?"

"Bim, sebenarnya ada masalah apa sih? "

"Sebaiknya kita ngobrol di luar saja. Nanti aku akan cerita sama kamu. Tante, Bima dan Zivana keluar dulu ya."

"Iya, Bim. Biar tante saja yang menemani Aliya di sini."

Bima dan Zivanna keluar dari kamar Aliya. Bima mengajak Zivanna ngobrol di teras rumah. Bima juga terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut Zivana. Tidak menyangka kalau Devano ternyata adalah kakak kandung dari Zivanna. Perempuan yang begitu baik dan juga sholehah. Tetapi memiliki kakak yang tidak bertanggung jawab seperti Devano.

"Sebenarnya ada apa sih Bim? Apa jangan-jangan aku tadi mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaan Aliya?" Wajah Zivana terlihat khawatir.

"Bukan begitu. Kamu tidak salah kok. Ada satu hal penting yang harus kamu tahu. Karena ini ada kaitannya dengan Devano." Zivana tampak berpikir sejenak, Apa yang sebenarnya terjadi? Apa hubungan Devano dengan Aliya atau Bima? banyak pertanyaan dalam otaknya.

"Lalu kenapa Aliya tiba-tiba pingsan setelah Aku mengucapkan bahwa Devano adalah Kakakku?" kamu tahu kan sekarang Aliya hamil. Dia hamil dengan pacarnya. Dan saat Aliya mengatakan pada pacarnya kalau dia telah hamil, pacarnya itu tiba-tiba saja menjauh bahkan menghilang sampai sekarang. Kami tidak bisa menghubungi dia. Entah kemana perginya laki-laki bejat itu. Dia tidak mau bertanggung jawab atas janin yang sekarang dikandung Aliya. Dan kamu tahu siapa laki-laki yang menghamili Aliya?"

"Tunggu Bim, tunggu dulu. Jangan bilang kalau yang melakukan itu adalah kakakku? "

"Tapi sayangnya aku akan bilang yang sebenarnya Zivanna. Kalau yang menghamili Aliya adalah kakakmu. Ia adalah Devano. Kamu tahu sekarang dia ada dimana?"

"Astaghfirullahaladzim.. Ya Allah Bim, Aku tidak menyangka kakakku bisa berbuat sejauh itu." Zivanna tiba-tiba saja menangis. Dia menangisi perilaku kakaknya yang begitu tega menghamili dan mencampakan seorang wanita. Padahal Devano memiliki adik perempuan. Apakah dia tidak ingat adiknya ketika melakukan perbuatan bejat itu? Zivana mengusap airmatanya. Dia harus membantu Aliya.

"Sudah Zivanna, kamu jangan menangis. Sekarang saatnya kita memikirkan jalan keluar untuk Aliya dan kamu lihat kan? perutnya sudah semakin membesar. Dan Bayangkan saja jika dia hamil tanpa ada suami yang mendampinginya.

"Aku mengerti Bim. Sebagai sesama perempuan aku tentu paham apa yang dialami oleh Aliya. Aku janji aku akan membantu kalian untuk menemukan kakakku."

"Terima kasih ya Zi. Selama ini aku sudah mencari ke mana-mana. Tapi aku tidak pernah bisa menemukan jejak kakakmu itu."

"Kakakku sekarang berada di Singapura. Dan waktu kamu menabrakku tempo hari, aku sedang mengurus cuti kuliahnya. Dia sedang ambil cuti satu semester. Tadinya aku memang sempat curiga. Kenapa kakakku tiba-tiba saja pergi ke luar negeri bahkan rela meninggalkan kuliahnya. Rupanya ini ya jawabannya."

"Sekarang kita pikirkan dengan kepala dingin. Kamu mau kan membantu Aliya? "

"Tentu saja aku mau. Aku akan bilang pada orang tuaku tentang hal ini. Agar mereka bisa menyuruh kakakku untuk segera pulang ke Indonesia."

"Tapi mungkin ada baiknya orang tuamu jangan mengatakan dulu yang sebenarnya pada Devano, Zi. Dia pasti tidak akan pulang kalau tahu akan disuruh untuk bertanggung jawab pada Aliya."

"Iya aku tahu apa yang harus aku lakukan Bim. Aku akan berusaha untuk memancingnya agar bisa pulang ke Indonesia."

"Terima kasih ya Zi. Maaf aku sudah merepotkanmu."

"Tidak apa-apa Bim. Devano adalah kakak kandungku. Dan dia sekarang sedang mengandung keponakanku. Jadi aku melakukan semua ini juga untuk keponakanku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana masa depannya jika dia tidak mempunyai seorang ayah."

"Kamu benar-benar gadis yang baik Terimakasih, Zi."

" Jujur aku sangat terpukul dengan apa yang sudah dilakukan oleh kakakku Bim. Padahal dia mempunyai adik perempuan. Tetapi kenapa dia tega melakukan ini pada Aliya. Itulah sebabnya selama ini aku tidak pernah mau membuka identitasku sebagai adiknya Devano. Karena sejak zaman sekolah dulu, Kakakku itu memang terkenal sebagai playboy. Dan dari dulu pula aku tidak pernah mau diakui sebagai adiknya ketika di sekolah. Aku takut akan menjadi bulan-bulanan perempuan-perempuan yang disakiti oleh kakakku."

"Walaupun kalian saudara kandung, tapi kalian memiliki watak yang berbeda. Kamu tidak perlu takut, jangan pernah berpikir tentang Karma. Karena Karma itu memang tidak ada. Yang ada adalah kita akan mendapatkan balasan dari apa yang sudah kita perbuat. Aku berharap Devano mau mempertanggungjawabkan perbuatannya pada Aliya. Sehingga kelak anaknya Aliya bisa memiliki orang tua yang utuh. Aku berharap Devano bisa berubah."

"Aamiin."

"Kalau begitu kita harus menyampaikan hal ini pada tante Eva. Ayo kita masuk ke dalam lagi. Zivanna mengikuti Bima yang masuk ke dalam rumah dan menuju kamar Aliya. Aliya memandang Bima dan Zivana bergantian.

"Aku minta maaf atas semua perbuatan yang dilakukan oleh Kakakku ya Al. Aku tidak tahu kalau kakakku bisa bertindak sejauh ini. Bahkan sekarang dia sedang kabur ke luar negeri. Rupanya ini yang membuat dia menjauh. "

"Apa? Devano ke luar negeri? "

"Iya Aliya. Sudah hampir satu bulan dia pergi ke Singapura. Saat itu aku curiga kenapa dia tiba-tiba pergi ke Singapura. Bahkan dia harus cuti kuliah satu semester." Zivanna duduk di pinggir ranjang memeluk Aliya dengan erat. Aliya menangis sesenggukan di bahu Zivana. Shiren yang duduk tak jauh dari mereka merasa bingung dengan apa yang sudah terjadi.

"Kamu harus kuat ya Al. Aku janji aku akan membantumu. Dalam waktu dekat ini aku pastikan kak Vano akan pulang ke Indonesia. Dan ia harus bertanggung jawab sama kamu. Aku tidak akan membiarkan dia lari dari tanggung jawab. "

"Terima kasih ya. Akhirnya doaku terkabul. Semoga Vano mau pulang dan bertanggung jawab atas kehamilanku ini."

"Kamu tenang saja Aliya. Kalau perlu aku akan menyeret Kak Devano untuk meminta maaf sama kamu. Dan juga menikahimu. "

"Terima kasih ya kamu sudah mau menolongku." Aliya tersenyum.

"Sudah ya sekarang kamu makan yang banyak lalu minum vitamin. Kamu harus sehat. Aku janji aku akan membantumu. Kamu harus tetap kuat demi keponakanku." Aliya tersenyum mendengar penuturan Zivana yang menyebut janin yang ada dalam kandungannya adalah keponakannya. Aliya sangat bahagia karena sebentar lagi Devano akan bertanggung jawab padanya.

Bab berikutnya