webnovel

Kenapa Tanganmu Bergetar ?

Chloe masuk ke Coffee Shop dengan wajah masam, mengabaikan pria yang senyumnya hampir mencapai telinga yang berjalan ke belakang Coffee Shop. Perutnya terasa nyeri, sebenarnya hari ini dia ingin tinggal di rumah dan meringkuk di kamar tapi tiap kali ingat bahwa tadi pagi dia telah di tipu dan di manfaatkan oleh kapitalis jahat dan mesum dia merasa sebal.

Chloe sedang membuat kopi ketika Stefan muncul di counter dan membantunya untuk menyiapkan pesanan kopi yang lain. Setelah semua kopi pesanan terselesaikan para pengunjung toko juga mulai berkurang, Chloe mengelap meja dan merapikan gelas.

"kenapa tanganmu bergetar, apa kamu telah bekerja keras sejak tadi malam ?" tanya Stefan dengan seringai jahil.

Chloe tidak menjawab, dia hanya melotot pada bosnya. Lihat ! bagaimana mereka tidak memiliki darah yang sama, bahkan arah pikiran mereka sama, omong kosong kalau mereka menyangkal pikiran mereka lurus, sebenarnya otak mereka berdua benar-benar cabul.

"kenapa kamu begitu marah ? kalau aku salah kamu tinggal menyangkalnya, tidak perlu menatapku seakan aku telah melakukan hal yang keji padamu"

"diamlah, berhenti jadi orang menyebalkan" jawab Chloe lemah.

"hei.....apa yang terjadi padamu ? mana semangat juangmu ? jadi tadi pagi dia sudah menghisap seluruh tenagamu ?" sekali lagi Stefan mencoba mengusik Chloe, tapi tanggapan Chloe hanya pelototan dan bola mata yang berputar.

Stefan menatap Chloe dan merasa ada yang aneh dengannya pagi ini, dan wajahnya tampak pucat.

Stefan mengambil ponselnya dan mengambil foto Chloe diam-diam lalu mengirimnya pada sepupunya.

Chloe duduk di kursi dan menaruh kepalanya di meja lalu memejamkan mata.

Matanya terbuka ketika dia ada dalam gendongan sebuah dada bidang, Chloe mendongak "apa yang kamu lakukan ? turunkan aku" Chloe mencoba berontak, namun tidak berhasil, ketika dia bergerak di merasakan nyeri di perutnya dan dia mendesis.

Marco membawanya ke kantornya dan meletakkannya di tempat tidur di kamar.

Ketika Marco melewati meja sekretaris dengan dengan Chloe dalam gendongannya Yola berdiri dan bertanya dengan panik "pak ada apa dengan Chloe ?" lalu dia membantu bosnya membuka pintu kantor kemudian pintu kamar.

"dia sedang datang bulan, apa semua perempuan akan sakit tiap kali datang bulan ?" tanya Marco cemas.

Yola meringis "bos tenang, saya ke kantin dulu" pamit Yola lalu keluar dan pergi ke kantin.

Lima belas menit kemudian Yola kembali membawa dua botol kiranti dan menyodorkannya pada Marco yang duduk di pinggir ranjang sambil membelai rambut istrinya "kasi Chloe ini dulu, biar enakan perutnya"

Marco menerima botol tanpa banyak protes, lalu dia membukanya dan membangunkan istrinya "sayang bangun, minum ini"

Pipi Yola memerah ketika dia mendengar pak bos memanggil sayang pada istrinya dengan lembut. Ternyata cinta memang bisa mengubah segalanya, pria yang dingin dan bahkan bisa sangat kejam ketika dia menolak wanita yang mengejarnya kini bisa bersikap sangat manis dan lembut pada wanita yang di cintainya. Merasa bahwa keberadaannya sudah tidak di perlukan Yola pamit "pak saya keluar dulu, en.....lima belas menit lagi bapak ada rapat" Yola mengingatkan sebelum keluar

"batalkan rapatnya" jawab Marco tanpa menoleh.

"lanjutkan kerjamu, aku baik-baik saja, aku hanya ingin berbaring" kata Chloe, dia tidak ingin menganggu pekerjaan suaminya hanya karna dia mengalami nyeri haid.

"tidak apa, rapat bisa di jadwal ulang" Marco tetap ngotot.

"jangan jadi bos yang tidak masuk akal hanya karna hal sepele, bagaimana pegawaimu bisa menghormatimu kalau kamu tidak konsisten, pergilah !" kata Chloe sambil mendorong suaminya

"baiklah apa kata nyonya" Marco berdiri dari ranjang dan membetulkan letak selimut di badan istrinya lalu mencium keningnya "telpon aku kalau kamu butuh sesuatu"

"hhmmm..." gumam Chloe sambil memejamkan matanya.

💞💞💞💞💞

Sudah setengah tiga sore dan Chloe belum bangun. Marco melirik lagi jam di ponselnya.

"Laura apa kamu sudah menyampaikan yang aku minta tadi malam pada Jocelyn ?" tanya Marco sambil menandatangani dokumen

"sudah pak, tapi bu Jocelyn minta Natasya tetap ada dalam tim" jelas Laura

Marco mengangkat kepalanya dari dokumen "siapa Natasya ?"

"eh....manager pemasaran yang tadi malam ikut numpang di mobil bapak" Laura berpikir apa ada yang salah dengan kepala bosnya, baru tadi malam mereka bertemu masa sudah lupa.

"kalau begitu beritahu Jocelyn, departemen kita mengundurkan diri dari perencanaan acara ultah, biar departemen mereka yang tangani semua"

"eh.....baik pak" dalam hati Laura berpikir, kenapa dia merasa pak bos seperti menargetkan bu Jocelyn, bukankah dia sepupunya ?

"Marco ada makanan ? aku kelaparan" Chloe membuka pintu kamar dan berjalan keluar kamar "eh...sorry aku menganggu" katanya setelah melihat ada orang lain di ruangan

"sore bu" sapa Laura setelah melihat Chloe

"oh...Laura, jangan panggil aku bu, panggil saja namaku, bisa jadi aku lebih muda darimu" jawab Chloe sambil duduk di sofa

Marco yang baru saja menutup telpon mencibir "memangnya kamu tau berapa umur Laura ?"

"yah....yang jelas tidak lebih dari 30 tahun" jawab Chloe sambil mengamati Laura "benar kan ?" tanya Chloe memastikan

Laura mengangguk "saya 27" jawab Laura memastikan

"tuh kan aku lebih muda darimu, aku 25" kata Chloe dengan bangga. Marco memutar matanya.

"benarkah ?" Laura tampak terkejut "aku pikir umurmu tidak lebih dari 22 tahun" Laura langsung menghilangkan formalitas ketika berbicara dengan Chloe.

Wajah Chloe langsung cerah, senyum menyebar di bibirnya menunjukkan lesung pipinya "lihat bahkan aku terlihat lebih muda lagi" kata Chloe dengan bangga.

Pintu ruangan terbuka dan Yola masuk dengan membawa nampan berisi makanan, mencium bau makanan perut Chloe langsung bergemuruh.

Yola meletakkan makanan di meja sambil tersenyum "kamu sudah baikan ?"

Chloe mengangguk "makasih" ucapan terimakasihnya tulus.

Chloe mengambil sendok dan menyendok sup, tapi saat dia mendekatkan sendok ke mulutnya tangannya bergetar dan sup panas di sendok tumpak di pahanya, Chloe mendesis.

"kamu baik-baik saja ?" tanya Yola khawatir sambil menyodorkan tisu, Chloe mengangguk "apa kamu terlau lapar sampai tanganmu bergetar seperti itu ?"

Mendengar pertanyaan Yola wajah Chloe langsung memerah, dia melirik pria cabul di balik meja yang sedang menyeringai sambil menandatangani dokumen.

"oke.....selesai" Marco menutup dokumen dan mendorong semua dokumen pada Laura "kalian boleh keluar" lanjut Marco sambil berdiri dan berjalan ke sofa, dia duduk di samping istrinya lalu mengambil sendok "buka mulutmu" katanya sambil menyodorkan sendok ke mulut istrinya, Chloe melotot, pipinya makin merah.

Yola dan Laura buru-buru menutup pintu dan saling pandang tidak percaya

"Yola tolong cubit aku....apa aku barusan mimpi melihat bos menyuapi Chloe ?" kata Laura tidak percaya

"ha....ha....ha.....kamu tidak akan percaya kalau bos bahkan bisa bertindak gila terhadap Chloe"

"maksudmu ?"

"dia bahkan tidak segan-segan mencium Chloe di depan orang lain"

"ah...itu aku sudah melihatnya, dan setelah itu dia di hajar oleh Chloe dan dia tidak marah bahkan dia tertawa bahagia...apa menurutmu bos jadi masokis ?"

"ck.....ck.....kamu sudah menikah dan punya anak masa tidak paham, itu berarti bos betul-betul cinta pada istrinya"

"ha.....ha.....betul....dia akhirnya jatuh cinta, tapi ngomong-ngomong sejak kapan kamu tau kalau Chloe istri bos ?"

"waktu resepsi pernikahanku, bukan hanya aku bahkan semua karyawan di sini baru tau saat itu, tapi kenapa kamu tidak datang waktu resepsiku ? lalu bagaimana kamu tau bos punya istri"

"aku baru tau kemarin, bos yang memberitahuku setelah dia di tendang sama Chloe" Laura geleng-geleng kepala kalau ingat bosnya di tendang dengan keras oleh istrinya "ehm...sorry waktu resepsi anakku sakit jadi aku tidak bisa datang, oke.....aku balik ke kantor dulu, nanti kalau ada gosip tentang bos dan istrinya bagi-bagi ya" Laura mengedipkan sebelah matanya dan pergi meninggalkan Yola.

💞💞💞💞💞

Marco masih menyuap istrinya sambil menggodanya, hal itu membuat Chloe gusar "berikan sendoknya biar aku makan sendiri" kata Chloe tidak sabar sambil menyodorkan tangannya meminta sendok.

Marco meraih tangan Chloe dan menciumnya "Marco....."teriak Chloe sambil menarik tangannya "berhenti main-main"

"maaf.....salahku membuat tanganmu jadi lemas.....lain kali aku akan mengatasinya sendiri" kata Marco penuh penyesalan.

"sial.....sudah diam jangan membahas itu lagi" Chloe menggelengkan kepalanya dengan wajah memerah, mencoba mengusir adegan tadi pagi yang membuat tangannya kehilangan tenaga.

Marco tidak melewatkan perubahan warna wajah istrinya, dia tersenyum. Setiap kali dia melihat istrinya memerah dia merasa bahwa dia sangat menggemaskan dan itu membuatnya tidak tahan untuk menciumnya.

Namun sebelum niat cabul Marco terlaksana, ponsel Chloe berdering, nama Melinda muncul di layar

"C...."sapa Melinda tanpa pengantar

"hmmm.....ada apa ?"

"nenek di ICU serangan jantung"

"apa ? rumah sakit mana ? aku kesana sekarang"

Chloe menutup telpon dan menatap suaminya "aku mau ke Rumah Sakit, nenek masuk ICU"

Marco meletakkan mangkuk yang dia pegang "aku akan menemanimu"

"tidak perlu, kerjaanmu..."

"berhenti protes atau aku akan menciummu" ancam Marco

Chloe langsung diam dan berjalan mengikuti suaminya ke luar ruangan.

Bab berikutnya