webnovel

Part 2

Sesampainya di asrama.

Seperti biasa aku langsung masuk kamarku, mengganti pakaian, dan mengambil novel.

Tok...tok..tok.. Bunyi ketukan pintu kamarku.

"Siapa sih yang datang mengganggu ritualku saja" omelku sambil menuju pintu.

Aku cukup terkejut melihat kak Verra di balik pintu.

"Ada apa ya kak?" tanyaku.

"Gak jalan jalan Ran?"

"Gak kak, aku lebih suka baca buku dari pada keluyuran gak karuan" jawabku.

"Ketus amat sih nih cewek manis" godanya.

"Yaudah, cari makan yuk pasti kamu belum makan siang kan?" ajak kak Verra

Aku mengiyakan ajakan kak Verra kebetulan aku juga sedang lapar.

"Kakak ambil mobil kakak dulu ya." ujar kak Verra.

"Kak tunggu, kenapa harus pake mobil, kakak gak ada motor atau sekalian jalan kaki saja kita." ujarku.

"Kamu mau jalan ke tempat makan yang di ujung sana jalan kaki?" ujarnya sambil menunjuk ke arah ujung jalan sana.

"Gak perlu pake mobil juga kak." ujarku lesu.

"Ya mau bagaimana lagi, cuma itu yang aku punya. Kalau motor udah aku balikin ke kampungku." ujarnya sambil garuk garuk kepala yang tak gatal.

"Disini ada mall kak?" tanyaku membuatnya berhenti menggaruk kepalanya.

"Ada, kenapa? Mau beli apa kamu?" tanya yang beruntun pun menghujani ku.

"Mau beli buku, sekalian makan disana aja. Lagian bikin malu tau kalo cuma ke warung itu tapi pake mobil." ujarku sambil mengerucutkan bibirku.

"Hehehe... Iya iya bebek manis." ejeknya sambil mengacak acak rambutku.

Kak Verra pun berjalan meninggalkan ku, dia pergi menuju parkiran asrama.

Tak lama kemudian sebuah mobil honda jazz berhenti di handapanku.

Kaca mobil mulai terbuka, ku lihat wajah kak Verra.

"Buruan masuk, panas tauu.." ajaknya.

Tanpa menjawab aku langsung membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan menuju mall kami hanya terdiam.

Aku sibuk dengan novelku, kak Verra sibuk dengan kemudi mobilnya.

"Ran." suara itu memecahkan keheningan di antara kami.

"Heemm, iya kak." aku menjawab tapi tak menoleh kearahnya.

"Kamu manis sekali, aku suka." ujarnya sambil senyum senyum tak karuan.

Aku tersenyum kearahnya.

Aku anggap itu hanya pujian biasa.

Sesampainya di mall kami ke tempat makan khas sunda.

Hehehe.. Itu karena aku yang mengajaknya.

Kami makan selesai makan kami menuju toko buku di mall.

"Kamu suka baca buku dari kapan Ran?" tanya kak Verra sambil sok sibuk milih buku.

"Dari SD kak, awalnya cuma suka komik aja, eh keterusan ke novel." jawabku.

Setelah kejadian itu, aku dan kak Verra kemana mana selalu bareng.

Mau makan, ke sekolah, atau sekedar jalan jalan pun bareng terus.

Rasa nyaman mulai hadir.

Entah kenapa rasanya aneh, kalau di dekat kak Verra tawaku selalu merekah.

Disinilah awal aku terjun ke Cinta yang salah.

Rasa nyaman dan aman selalu ada.

Apa kak Verra merasakan hal yang sama? Tanyaku dalam hati.

3 bulan berlalu, bahagia selalu ku dapat saat bersama kak Verra.

Malam minggu pun datang.

Seperti biasa kak Verra pasti mengajakku ke mall untuk sekedar nonton bioskop dan nongkrong saja.

Tapi ada yang aneh malam ini, kami tak nongkrong di tempat biasa.

Di cafe ini begitu banyak cewek berpenampilan cowok.

"Kita nongkrong disini kak?" tanyaku.

"Iya kenapa? Gak nyaman ya?" tanya balik kak Verra.

"Bukan begitu, ah yasudahlah gak apa apa." ujarku.

Tak ada jawaban dari kak Verra dia hanya tersenyum memandangiku.

Beberapa pasangan tomboy dan feminim pun mengahmpiri kami.

"Pacar baru kak?" tanya salah satu cewek feminim yang ku tau namanya Nina.

"Huss, ngasal ngomong kamu ya Nin!" ujar kak Verra.

"Gak apa apa kan." ujar Nina sambil menyenggol bahuku.

Aku tak menjawab, ku lemparkan senyumku ke arahnya saja.

Malam ini berlalu begitu saja.

Semua seperti biasa hanya saja, tempat dan suananya berbeda.

"Yuk pulang udah larut nanti pagar asrama di kunci kita gak bisa masuk." ajak kak Verra.

"Yuk." ujarku sambil berranjak dari tempat dudukku.

"Kami duluan ya." pamit kak Verra ke teman temannya.

Kami menuju mobil dan masuk.

Aku tak bicara begitupun kak Verra.

Ku melihat ke arah luar melalui jendela mobil.

"Ran." panggil kak Verra.

"Iya kak, ada apa?" tanyaku.

"Kakak mau ngomong sesuatu, tapi kamu jangan marah ataupun jauhin kakak ya." ujar kak Verra.

"Heemm iya kak."

"Rania mau gak jadi pacar kakak? Kakak janji bakal bahagiain Rania." ujar kak Verra.

Aku terkejut setengah mati tapi hatiku terasa sangat senang.

Apa aku sudah gila? Kurasa aku benar benar sudah gila saat ini.

Iya aku benar benar gila.

Gila karena mencintai wanita tampan.

"Mau kak." tiba tiba aku tersentak ketika menyadari perkataanku sendiri.

Kak Verra memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

Dia memandangku bahagia.

Dia langsung memelukku.

"Terima kasih Ran, kakak janji kakak bakal selalu bahagiain kamu. Gak akan ada luka hanya akan ada bahagia di hari harimu sekarang." ujar kak Verra.

Aku hanya tersenyum.

Sesampainya di asrama kak Verra memarkirkan mobil dan kami berjalan menuju kamar kami masing masing.

*****

Keesokan harinya.

"Ran, ayo bangun sudah siang." suara kak Verra membangunkan ku, suara jetukan pintu kamar ku sungguh menganggu.

Dengan jalan yang masih sempoyongan aku berjalan menuju pintu dan membuka pintu.

"Eh kebo bangun. Tidur terus." ujar kak Verra sambil mengacak acak rambutku yang berantakan.

"Ihhh apaan sih kak, ini masih jam 7 aku mau tidur lagi. Masih ngantuk tau." rengekku.

"Yaudah ayo tidur lagi." ucapnya sambil berlaku masuk ke kamarku.

Bab berikutnya