Hardi dan Aidan tampak sedang berdiri di depan pasar. Satu… bahkan sudah dua jam mereka berdiri di sini. Matahari yang tadinya sepenggal kepala pun kini sudah di atas ubun-ubun. Seolah menandakan jika siang sudah mulai datang untuk menyapa, dan pasar raya sudah akan tutup dan para penjualnya kini akan beranjak pulang.
Hardi tampak menghela napasnya, dia kemudian memandang Aidan yang agaknya ikut kebingungan juga. Sudah dari kebun, dari pasar, dan Kinan tidak ada di mana-mana. Sebenarnya, bisa saja dia menyuruh Hardi untuk menunggu. Akan tetapi, yang ditakutkan oleh Aidan adalah, kalau sampai Kinan yang menjadi salah satu tamunya di penginapan ini bukanlah Kinan yang dicari Hardi. Maka akan sia-sia dua malamnya Hardi di sini. Namun jika saat ini Hardi pulang, dia pasti tidak akan sampai petang untuk bisa ke jalan raya. Kalau sampai pulang kesorean, yang ditakutkan Aidan adalah, Hardi akan tersesat lagi seperti kemarin.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com