Saat Kanaya terbangun dari tidurnya Ares langsung membawanya ke tempat yang sudah di siapkan semuanya.
Kanaya benar benar merasa lapar dan dia mencium bau harum masakan yang dia inginkan dan juga dengan pemandangan yang benar benar indah di bawa mekarnya bunga sakura seperti yang di inginkanya.
"Apa kamu suka sayang? seperti yang kamu inhinkan sekarang makanlah" Ares mengajak Kanaya duduk di kursi yang ada di bawah pohon sakura dan pelayan menghidangkan ramen yang di inginkannya.
"hhhmmm... baunya sangat menggugah selera perutku yang lapar jadi semakin lapar" Kanaya menghirup aroma ramen itu.
Tak menunggu lama Kanaya langsung melahapnya dengan cepat karena lapar, dan dia menghabiskan beberapa mangkuk ramen.
Ares hanya bisa geleng kepala namun dia senang bisa membahagiakan istrinya yang cantik itu.
Mereka menikmati indahnya bunga sakura yang bermekaran dan beberapa kelopak mulai rontok "Sayang terima kasih ats usahamu menuruti segala ke inginanku, i love you so much" Kanaya senang dengan apa yang saat ini dià nikmati bersama suami tercintanya.
Hanya Ares lah lelaki yang ada di hatinya selain para sepupu dan kakaknya yang bawel dan Ayah kandungnya.
Kanaya bersandar di bahu Ares sambil menikmati sakura hingga puas dan dia merasa lelah dan tertidur dalam pelukan suaminya.
Ares membopong Kanaya dan membaringkannya di kamar hotel dan Ares mengelus lembut rambut hitam Kanaya.
Ada senyum yang tersungging di mulut Ares yang tak pernah di tampakan kepada siapa pun, hanya kepada Kanaya saja.
Ares juga membaringkan tubuhnya di samping Kanaya dan memeluknya erat seperti tidak rela membiarkannya pergi darinya.
Hp Kanaya terus saja berbunyi dan tak di angkat angkat membuat si penelpon tanpak kahwatir tentang Kanaya.
Pekerjaan menumpuk di atas kubikel Kanaya! pekerjaan yang belum selesai di kerjakan Kanaya selama pagi ini.
Ares memeriksa hp Kanaya yang berdering terus selama beberapa waktu lalu, dilihatnya ID penelpon adalan Sarah dan Nathalia para sahabatnya.
Ares tersenyum dan menjawabnya
📲 Ya.. hallo!!
📲 Hallo Pak Ares maaf mengganggu kami hanya kahwatir dengan Kanaya kenapa tidak masuk kerja tanpa kabar!??
📲 Kami sedang di Jepang tadi malam Kanaya mengidam ingin melihat sakura.
📲 Wah pasti sangat repot sekali ya Pak ngidamnya Aneh terus hehe
📲 Apapun akan Aku lakukan untuk Kanaya, walau pun harus ke ujung dunia akan aku kabulkan semua apa yang di mintanya.
📲 Ya sudah pak kalau begitu besok Kanaya maauk kerja kan Pak?
📲 Itu aku belum bisa memastikannya, kita lihat saja besok ya!!
📲 Baiklah Pak kami mengerti
📲 Kalian nggak usah kahwatir karena Boss kalian sudah tahu karena aku sudah menghubunginya, sudah aku tutup telponnya.
Tanpa menunggu jawaban dari seberang Ares memutus sambungannya.
Ares memandang Kanaya yang sedang tertidur pulas di atas ranjang, istrinya itu gampag tertidur di tempat yang nyaman buatnya.
"Siapkan jet pribadiku kami akan segera balik ke Indonesia" perintah Ares kepada anak buahnya melalui telpon genggamnya.
"Baik Boss segera siap semua dalam 30 menit" jawab anak buah tersebut dari seberang telpon.
Ares mulai mengemas semua dan membopong Kanaya keluar dari hotel menuju bandara.
Dalam perjalanan menuju bandara tanpa di duga ada yang menghalangi mereka yaitu kelompok yakuza yang berkuasa di negeri itu.
Ada baku tembak yang mereka inginkan adalah keduanya harus ikut menghadap atasan mereka yaitu tuan takeshi shano.
Yakuza Jepang adalah Sebuah kelompok yang merupakan Mafia dari Jepang itu sendiri.
Demi keselamatan Ares tetap harus tenang Kanaya harus baik baik saja demi anak kami juga Ares mengikuyi mereka dengan suka rela tànpa perlawanan berarti.
Mereka digiring kesebuah bangunan yabg cukup megah disana namun banyak sekali anak buah yakuza itu berjaga di setiap sudut tempat itu.
Ares di bawa kesebuah ruangan di mana semua tamu di jamu di sana dan juga Tuan Takeshi Shano sudah menunggu kedatangan Ares dan Istri.
"Mari mari Tuan Ares silakan duduk, maaf sebelumnya jika anak buah saya membuat anda kahwatir, sebenarnya saya nggak ada niatan apa pun dengan Anda Tuan Ares, Saya hanya jngin mengundang pengusaha muda seperti anda dan ingin bekerja sama dalam bisnis" Tuan Takeshi Shano memberikan penjelasan atas keadaannya sekarang.
"Tapi Aku harus segera kembali ke negaraku Istriku sedang hamil dan perlu istirahat yang cukup" Ares berusaha agar mereka segera kembali, yang di hadapannya ini adalah Yakuza.
Ares nggak mau terjadi hal buruk pada Kanaya dan anak yang di dalam kandungnya.
"Tenang saja Tuan Ares tidak akan membahayakan Istri anda di sini ada banya kamar untuk anda berdua menginap, jadi Saya harap anda menyetujui kerjasama ini" Tuan Takeshi Shano bernegosiasi.
"Saya ingin tahu bidang apa yang akan anda taqarkan dalam kerja sama ini? namun aku harap bukan hal yang ilegal, karena aku nggak mau akan hal seperti itu" Ares mengatakan apa yang ada di pikirannya.
"Hahaha... Tuan Ares sungguh orang yang berpendirian lurus dan jujur, tapi aku juga mempunyai persyaratan bagai mana jika anda menikah dengan putri saya, karena putri saya Hitomi sangat menyukai anda" Takeshi Shano memberi persyaratan.
"Maaf Tuan Takeshi Saya nggak bisa menikahi putri tuan karena Saya tidak mencintai Putri Tuan" Ares menolak persyaratan Takeshi Shano.
"Tuan Arss jika ďi banding dengan Istrimu itu Putriku lebih dari segala galanya cantik iya, sexy iya, tinggi iya !!" Takeshi menyebutkan semua yang di miliki Putrinya.
"Saya tidak tertarik untuk melakukan poligami, saya hanya memerlukan satu Istri dan itu hanya Kanaya, Saya akan bekerja sama tapi tidak untuk menikah" Ares menegaskan semua dan tetap pada pendiriannya.
Kenapa Tuan Takeshi ini sangat kekeh dengan pernikahan Putrinya, aku nggak mengenal mereka tapi kenapa kami sekarang berada dalam bahaya seperti ini??! lamunan Ares dan tetap mendekap Kanaya dalam pelukannya untuk melindunginya.
"Sayang bangunlah sebentar, buka lah matamu tolong bantu aku untuk mencari jalan keluar dari sini??" Ares berbisik di telinga Kanaya, sehingga Kanaya mulai membuka matanya.
Terdengar suara langkah kaki "Tok.. tak.. tok.. tak.." mulai mendekat dan semakin keras, Ternyata itu adalah suara langkah kaki dari Hitlmi Shano Putri dari Takeshi Shano.
"Ayah ... " Hitomi berhambur kepelukan Ayahnya dengan manja.
"Hitomi Putri kecilku lihatlah siapa yang ada di sini?" Takeshi menunjuk Ares di depan Hitomi.
"Waaah .... Tuan Ares pengusaha muda yang terkenal dimanapun serta idaman bagi kaum wanita di seluruh pelosok dunia" Hitomi berkata dengan mata yang berbinar bahagia melihat Ares berada di hadapannya.
Walaupun Hitomi tidak suka dwbgan pemandangan di depannya yang di lakukan Ares yaitu memeluk seorang wanita dengan posesif sehingga Hitomi berfantasi bahwa dia yang ada di posisi wanita tersebut.
"Ayah singkirkan wanita itu dari sana aku ingin menjadi milik Tuan Ares sekarang juga" rengek Hitomi.
Mendengar suara rengekan itu Kanaya terbangun dan membelalakan matanya tanpa rasa takut sedikit pun "Siapa kamu seenaknya mau merebut Suamiku, jangan pernah berfikir yang tidak seharusnya".
"Sayang mereka adalah Yakuza mereka adalah penguasa disini" Bisik Ares kembali di telinga Kanaya.
"Sayang Aku ingin makan Rujak cingur sekarang juga" Pinta Kanaya tampa tedeng aling aling dan rasa takut sedikitpun.
"Sayang mana ada rujak cingur di sini? itu adanya di Surabaya Indonesia" Ares jadi bingung dengan permintaan Istri tercintanya.
"Apa susahnya kita tinggal berangkat kesurabaya seperti kemarin malem aku minta ramen dan kita langsung ke Jepang, ya kita lakukan sekali lagi seperti itu!?" Kanaya berkata dengan mudahnya.
"Sayang saat ini kita berada di tempat yang asing dan meeka adalah Tuan rumahnya" Ares berkata dan menunjuk kearah orang asing tersebut.
"Oh...baiklah, Om bisa yolong kami untuk membelikan kami rujak cingur di kota Surabaya Indonesia, tolong belikan 3 bungkus untukku kalo kalian juga mau ya tambah beberapa bungkus begitu" Kanaya berkata.
"Hai... kamu jangan seenaknya menyuruh kami ya apa hak kamu memerintah kami?! heh" Hitomi marah Kanaya dengan tanpa rasa takut memerintah sang Ayah.
"Jika kalian nggak mau biarkan kami yang keluar sendiri aku sudah sangat lapar dan ingin makan, tapi harus makanan yang sudah aku sebutkan tadi" ucal Kanaya.
"Oke... biar anak buahku yang kesana" akhirnya Tuan Takeshi menuruti dan memerintahkan beberapa anak buahnya berangkat.
"Aku tunggu jadi jangan berisik aku benci keramaian" Kanaya kembali duduk di pangkuan Ares dan mencari posisi ternyamannya.
Ares memeluk tubuh Kanaya dengan posesif, namun tiba tiba saja Kanaya berkata "Aku sudah sangat lapar tapi mereka belum juga datang membawa rujak yang ku inginkan, Sayang webaiknya kita berangkat ke Surabaya sendiri dari pada menunggu mereka aku bisa mati Kelaparan, ini karena Bossnya yang kurang tegas pada anak buahnya pasti mereka nggak tahu rujak cingur makanya sampai saat ini mrreka belum juga datang??" Kanaya cemberut.
"Baiklah kita berangkat sekarang juga kasihan anak dalam perutmu pasti sudah sangat lapar sekali" Ares mengelus perut Kanaya dengan sayang.
"Maaf Tuan Takeshi kami harus segera berangkat ke Surabaya sekarang juga, untuk masalah kerja sama akan saya perintahkan asisten saya untuk datang kemari membawa kontraknya" Ares berpamitan.
"Tapi Saya hanya ingin kamu menjadi mantuku, kenapa tidak kamu ceraikan saja Wanita itu!!" Tuantakeshi berseru, ingin memisankan Ares dan Kanaya.
Mendengar apa yang di ucapkan Tuan Takeshi Kanaya nggak terima dan mulai berbicara " Hai Tuan... jika kamu ingin melihat Putrimu hidup bahagia jangan pernah memisakan pasangan yang sudah bahagia, karena karma itu ada dan akan berbalik pada diri anda dan Putri anda, Tuhan sang penguasa jagad sudah mentakdirkan bahwa Ares tersayangku menjadi jodohku hingga hari tua kami dan melihat anak cucu kami dan menghadap Tuhan di saat kami sudah harus kembali" ucap Kanaya panjang lebar.
"Itu benar Tuan bagai mana mungkin Aku bisa berpisah dari belahan jiwaku?!" Ares menambahkan.
"Tapi Putriku Hitomi sangat mencintaimu sejak dulu dan dia nggak mau yang lain...Hitomi hanya ingin Tuan Ares" Takeshi menekankan apa yang di inginkan Putrinya.
Kanaya berpikir dengan memutar otaknya bagaimana dia dan Suaminya bisa keluar dari tempat yang penuh dengan hawa negatif menurut instingnya.
Aha.... Kanaya sudah menemukan idenya untuk segera keluar dari sana "Tuan.. ? (menoleh ke suaminya ingin tahu nama Boss Yakuza terssbut)".
"Takeshi" bisik Ares di telinga Kanaya.
"Ah...Takeshi, apa anda pernah merasakan sesuatu dirumah ini yang sangat tidak baik dan benar benar negatif" Kanaya melanjutkan ucapannya yang terhenti karena berfikir.
"Tidak pernah... emang apa yang harus aku rasakan?!" tanya Tuan Takeshi balik.
"Ada sesuatu di ruangan ini yang dàri tadi membuat tengkuk ku berdiri tidak hanya satu melainkan nanyak dan sepertinya mereka marah lada Tuan Takeshi" Kanaya membuat hal yang di ucapkannya membuat orang yang di tuju mendengarkan dan merasakan sesuatu kengerian.
"Apa maksud dari ucapanmu itu?" Tuan takeshi bertanya dengan nada sedikit takut dan gusar, dia paling benci dengan yang namanya hantu.
Melihat ekspresi Tuan Takeshi, Kanaya jadi berpikir lagi apa yang hendak di ucapkannya selanjutnya.
"Seseorang yang sudah lama mati di tempat ini karena sebuah penbunuhan serta pelecehan seksual dan pemerkosaan, dia menuntut balas kepada pelaku yang telah berbuat jahat padanya" Kanaya mulai bercerita tanpa tahu bahwa benar pernah terjadi peristiwa itu di kediaman Yakuza tersebut.
Ekspresi Tuan takeshi semakin terlihat memucat karena ketakutan yang mendominasi karena rasa bersalah dari perbuatannya.
"Da..dari mana kamu tahu hal itu?" Tuan Takeshi kembali bertanya karena kejadian itu tidak pernah terungkap keluar dan tidak ada orang yang tahu kecuali dia dan beberapa anak buahnya.
"Jangan tanya akan hal itu, aku sangat sensitif dengan adanya hawa negatif di suatu tempat yang pernah menjadi terjadinya suatu kejadian yang buruk" Kanaya berkata.
"Apa kamu tahu berapa banyak tentang kejadian itu? dapatkah kamu meminimalisir hawa tersebut." Takeshi meminta bantuan.
"Oke aku akan bantu namun ada syaratnya ijin kan kami segera kembali ke negara kami dan juga jangan pernah mengulangi perbuatanmu itu karena mereka senantiasa menunggu untuk membalaskan apa yang mereka alami" Kanaya menyanggupi dan memberikan syarat.
"Baiklah kalian boleh pergi setelah itu..!" Takeshi juga menyanggupinya.
Ares tidak menyela apapun yang di katakan Kanaya dia hanya terheran mendengar apa yang di ucapkan Istrinya itu.
"Sayang bantu aku untuk berbaring di sofa panjang itu aku harus segera melakukan komunikasi melalui perjalanan astral, tolong jaga tubuhku jika dalam waktu satu jam aku nggak juga bangun bawa aku segera kembali dan meminta bantuan kakek ku di kediaman Andreas, oh tidak jangan bawa aku pergi dari sini tapi telpon Kakek Andreas saja suruh kemari" pinta Kanaya pada suaminya.
Kanaya berbaring terlentang dan mulai merapalkan sesuatu sebelum menutup matanya dan dalam waktu 5 menit tubuh kanaya sudah tidak merespon apa pun dari dunia ini.
Kanaya ada di dunia lain untuk mencari petunjuk bagaimana agar mereka bisa kembali ke alamnya masing masing.
Ares merasa cemas dan kahwatir karena Kanaya tidak bisa di ganggu jika tidak Kanaya tidak akan bisa kembali pada tubuhnya.
Ares segera menelpon tatkala melihat waktu yang sudah lebih 30 menit berjalan saat Kanaya mulai terbaring.
Ares merasa kahwatir dengan apa yang akan terjadi, sambungan telpon pun di terima oleh Kakek Andreas.
📲 Hallo Kakek ini Ares...
📲 Oh ...Ares ada apa cucu menantu? kapan kalian akan kemari ?
📲 Nantj kakek saat kami kembali dari Jepang, sekarang ini Ares butuh bantuan dari kakek untuk Kanaya?
📲 Apa yang terjadi dengan Kanaya cucuku?
📲 Saat ini Kanaya terbaring tak bergerak dia bilang hendak melakukan perjalanan Astral, dan dia sudah 35 menit yang lalu terbaring apa yang harus Ares lakukan Kek?
📲 Jangan panik Ares kamu harus tenang lakukan sesuai arahan kakek, jaga tubuh kanaya jangan sampai kamu tinggal itu bisa berakibat buruk, dan jangan merubah posisi awalnya dia akan segera kembali karena memang dia memiliki kelebihan untuk melakukan itu.
📲 Ok kakek jika terjadi hal yang sulit aku akan brri kabar kakek aku tutup telponnya kakek selamat siang.
Sambungan terputus dan Ares kembali mengawasi tubuh Kanaya agar tidak berubah.
1 jam telah berjalan belum ada tanda tanda Kanaya akan terbangun dan dia semakin resah, tapi tidak lama Kanaya sudah mulai membuka matanya dengan wajah sedikit pucat dia berkata "Mereka tidak mau berdamai, mereka menginginkan pembalasan atas apa yang terjadi harus ada balasan kematian dari anggota keluarga ini".
Tuan Takeshi mendengar apa yang di ucapkan Kanaya dan menggigil karena ketakutan akan suatu kematian.
"Tapi mereka ingin si pelaku bertanggung jawab kepada keluarga mereka yang masih hidup, agar hidup mereka berjalan dengan baik tidak menderita, mereka tidak mendengar kematian mereka maka mereka harus di beri tahu agar para arwah itu bisa tenang dan mendapatkan kedamaian."
"Baiklah aku akan bertanggung jawab pada kehidupan mereka jadi bisakah mereka tidak mengganggu keluargaku?" Takeshi bertanya.
"Mereka akan datang saat anggota keluargamu mengganggu orang lain yang tidak bersalah seperti saat ini yang dilakukan Putrimu itu yang ingin merebut suami orang lain" Kanaya balik mengatakan apa yang mereka ungkapkan padanya.
"Baiklah kalian boleh pergi dan meninggalkan tempat ini namu Tuan Ares jika kalian datang berkunjung ke Jepang jangan lupa untuk datang kekediaman ku ini kita sudah menjadi sahabat mulai saat ini, dan Nona Kanaya terimakasih karena sudah menolong ku dan mulai saat ini kau kuangkat menjadi putriku dan panggil aku Ayah" Takashi meminta dengan sungguh sungguh.
"Oke... tapi kenapa anak buah Ayah nggak datang datang aku sudah lapar ini, Sayang sebaiknya kita ke Surabaya sekarang dari pada menunggu tidak datang datang bosa lumutan aku" Kanaya mulai beranjak dan hendak keluar dari rumah tersebut.
"Kamu tidak memberikan pelukan pada Ayah sebelum pergi?" Takeshi merentangkan kedua tangan untuk memeluk Kanaya.
Kanaya melihat Ares seperti meminta ijin dan Ares mengijinkannya, dan kemudian Kanaya memeluk Takeshi yang sudah menjadi Ayah angkatnya.
"Beri kabar Ayah jika kamu lahiran ya? biarkan mereka yang sudah di Indonesia menjaga mu" Takeshi berpesan.
"Maksud Ayah anak buah yang membelikan rujak nggak pulang pulang, Ayah saja yang bilang sama mereka Kanaya nggak mau repot dengan itu, besok juga Aku harus kembali kerja pasti Boss ku marah marah aku tak masuk jerja tanpa keterangan." Kanaya merajuk.
"Sayang nggak ada yang akan marah sama kamu Boss kamu kan temen aku, Leandro itu sahabat aku masa kuliah kami mengambil jurusan yang sama" Ares menjelaskan.
"Tapi tetap saja mereka semua bisa iri denganku kaeena mendapatkan keringanan dari Boss padahal kalau karyawan lain pasti sudah mendapat SP atau surat peringatan" Kanaya menghawatirkan terjadi kesenjangan sosial di dalam oerusahaan tempat dia bekerja.
"Oke Kanaya pergi dulu Ayah, tolong Ayah rubah sikap manja Hitomi dia gadis yang cantik nanti dia akan menemukan jodohnya yang terbaik dari Tuhan" Kanaya memberikan pelukan dan mulai melangkah kan kakinya bersama dengan Ares.
Mobil melaju dengan kecepatan penuh menuju Bandara Internasional Jepang pesawat sudah siap untuk melakukan perjalanan menuju Indonesia langsung ke kota Surabaya.
Selama perjalanan Kanaya duduk dengan wajah yang sangat galau dia berpikir bahwa para arwah itu sangat menyedihkan mereka tidak bisa tenang di alam sana karena terbelenggu oleh dendam.
Jadi selama masih hidup di dunia ini janganlah menyimpan dendam di hati agar saat kita menghadap Tuhan maka jiwa kita bisa tenang dan damai.
"Sayang kenapa murung? masalah yang kita hadapi sudah bisa kita sslesaikan dengan baik tanla ada pertumpahan darah, apa yang telah membuatmu risau?" Ares bertanya karena melihat ekspresi yang sulit di artikan.
"Tidak Sayang masalah sudah terselesaikan namun masih ada yang belum terselesaikan ada satu arwah yang sangat penuh dengan kebencian namun aku sudah menahannya agar tidak keluar dari zonanya" Kanaya menggelengkan kepala dan mengatakan sesuatu yang tidak di katakannya tadi saat di depan Tuan Takeshi.
Setelah beberapa jam penerbangan akhirnya sampai juga di Bandara Juanda Surabaya langsung saja mereka berdua menaiki kendaran menuju ke sebuah warung yang menjual rujak cingur makanan khas jawa timur.
Keduanya memesan dan langsung memakannya di sana setelah itu mereka berdua langsung balik ke Jakarta.
Hanya satu jam perjalanan menggunakan jet pribadinya mereka sudah sampai di Bandara Soekarno - Hatta, setelah turun dari pesawat mereka sudah di jemput sopir dan melaju ke kediaman keluarga Andreas sesuai janji Ares kepada Kakek Andreas.
Sesampai di halaman rumah bergaya Eropa itu mereka kemudian turun dan langsung masuk dan di sambut oleh Kakek dan seluruh anggota keluarga yang lain dan mereka semua bergilir memberikan pelukan karena rasa kangen mereka.
"Malam Kakek dan semua..." Kanaya memberi sapaan salam nya.
"Malam cucuku... dan kamu juga cucu menantu bagaimana semua sudah terselesaikan bukan? jadi jangan terlalu di kahwatirkan" kata Kakek dengan menepuk bahu Ares.
Ares hanya tersenyum atas perlakuan Andreas Kakek Kanaya yang begitu menyanjungnyam sebagai seorang cucu menantu kesayangan yang merupakan sebutanya saat ini di keluarga Istrinya.
"Ayo kita makan malam dulu sebelum berbincang karena sekarang susah waktunya makan malam" kata Kakek Andreas sambil mengiring keduanya di meja makan yang sudah terhidang berbagài menu makanan.
Mencium harum bau masakan yang sudah tersaji di atas meja membuat perut Kanaya terasa kosong padahal baru beberapa jam yang lalu dia makan rujak cingur tiga porsi, tapi dia sudah merasa lapar lagi.
Mereka duduk dengan tenang di meja makan dan kanaya begitu lahap makannya membuat Ares sedikit keheranan dengan porsi yang di makan oleh Istrinya.
"Sayang apa kamu nanti baik baik saja memakan segitu banyaknya, padahal 2 jam yang lalu kamu sudah makan rujak Cingur 3 porsi, aku harap perutmu tidak apa apa??".
"Aku baik baik saja ini kan aku makan untuk dua orang jadi itu masi wajar wajar sageleng Kanaya.
Semua anggota keluarga tertawa bahagia mendengar keadaan cucu dan calon bayinya baik baik saja.
selesai makan mereka mengobrol di ruang keluarga hingga larut, melihat Istrinya tertidur lelap Ares membopong Kanaya dan meminta ijin jntuk istirahat di kamar Kanaya, Ares di antar oleh Kakak Kanaya ke kamar kanaya.