webnovel

Posessif?

Yusman menyematkan cincin pertunangannya ke jari manis Tata dan begitu pula sebaliknya. Kemudian Yusman mengecup kening Tata dengan penuh kelembutan. Tata tersipu dengan dada yang berdebar-debar. Yusman memegang erat tangan Tata selama acara pertunangan mereka.

" Selamat, ya, say!" ucap Manda pada Tata, lalu dia memeluk tubuh Tata.

" Trima kasih, Man!" jawab Tata senang, karena sahabatnya datang ke acara pertunangannya.

" Selamat, Ta!" ucap Atta yang datang terlambat, karena dia kecewa mendengar Tata telah menemukan jodohnya.

" Trima kasih, Atta!" jawab Tata kikuk, karena Tata tahu perasaan Atta padanya.

" Akhirnya lo nemuin jodoh lo!" ucap Atta sedih.

" Gue yakin suatu saat lo pasti menemukan yang lebih baik lagi!" kata Tata membesarkan hati Atta. Mereka berlima melepas kerinduan dengan ngobrol tentang kegiatan mereka selama 2 tahun ini.

" Serius lo, Ken?" tanya Tata.

" Iya, Ta! Gue dipaksa sama bokap buat masuk tentara, padahal gue angkat barbel aja gue yang jatuh!" ucap Kenzo sedih disusul tawa sahabat-sahabatnya. Kenzo adalah anak pertama dari tiga bersaudara, yang mana adiknya cewek semua. Papa Kenzo adalah seorang perwira tinggi di Angkatan Darat, entah karena Kenzo terpengaruh adik-adiknya atau apa, dia agak sedikit bengkong, tapi tidak terlalu.

" Makanya ikutan Atta fitness!" kata Manda.

" Ya, ampun, Man! Ntar yang ada tangan gue segede rambo!" jawab Kenzo.

" Jadi apa kegiatan lo saat ini?" tanya Tata.

" Gue sekolah chef di Negara L selama 3 tahun, Ta!" jawab Kenzo.

" Bagus dong! Kalo gue nikah lo harus yang masak, Ok!?" kata Tata.

" Siap, Bos!" jawab Kenzo sambil meletakkan tangannya di kening tanda hormat.

" Sialan, lo!" sahut Tata. Mereka berbincang-bincang sampai tamu telah pulang semua.

" Dek Tata!" panggil Yusman.

" Sebentar!" kata Tata pada teman-temannya.

" Ya, Mas?" jawab Tata.

" Mas Pulang dulu! Kamu jangan malam-malam!" pesan Yusman, ada ketidak sukaan terpancar dari wajah Yusman melihat teman-teman Tata.

" Iya, Mas! Gue hanya ngobrol aja disini dengan mereka!" kata Tata menenangkan tunangannya itu. Yusman lalu mengecup kening Tata dan pergi meninggalkan Tata.

" Cieeeee! Pake acara cium kening segala!" kata Saras.

" Emang mas Fandi lo nyium pantat lo?" ucap Manda.

" Sialan lo badak!" jawab Saras.

" Dasar capung!" balas Manda.

" Udah-udah! Kalian berdua masih aja nggak hilang-hilang tu julukan!" kata Tata.

" Lo sakit gigi, Atta? Kok diem aja? Biasanya kayak petir, main samber aja!" kata Kenzo.

" Lagi ,alas! Jawab Atta. Tata tahu kenapa Atta bersikap seperti itu.

" Gimana kalo besok kita jalan-jalan ke pantai?" ajak Manda.

" Setujuuuuuuuu!" teriak Kenzo.

" Lo nggak disuruh balik cepet sama mas ferdi kan, Ras?" ucap Kenzo.

" Nggak! Dia lagi ke luar kota!" jawab Saras.

" Sorry, gue nggak bisa! Besok Mas Yusman mau ajak gue ke mall katanya mau beli kemeja!" kata Tata sedih.

" Yaaaa! Nggak seru nggak ada lo, Ta!" sahut Saras.

" Iya!" jawab Manda.

" Ini baru permulaan! Nanti kalo dia udah nikah, dia nggak akan bisa seperti ini lagi!" ucap Atta sinis.

" Kok ngomongnya gitu amat, Atta?" kata Saras. Tata hanya diam tidak menanggapi ucapan Atta, karena dia tidak berani bilang tidak. Karena jika dia telah menjadi seorang istri, dia harus menurut sama suami, seperti maminya pada papinya selama ini.

" Apa mas yusman seorang pencemburu?" tanya saras.

" Nggak!" jawab tata.

" Apa dia seorang yang posessif?" tanya Atta tiba-tiba.

" Nggak!" jawab Tata lagi.

" Kalo begitu kita besok minta izin mas Yusman ngajak lo ke pantai, Ok!?" kata Yusman.

" Ok!" jawab Tata. Sebenarnya dia ragu akan persetujuan dari yusman, karena tadi saja Tata melihat dia tidak suka dengan teman-temannya. Tapi Tata berusaha menutupi hal itu kepada teman-temannya, agar mereka tidak merasa kecewa dan sedih.

Keesokan harinya mereka telah sampai di rumah Tata, sedangkan yusman masih dalam perjalanan.

" Mana mas yusman?" tanya Saras.

" Masih di perjalanan!" jawab Tata. Ponsel Tata bergetar nama Yusman tertera di layar ponsel.

" Halo, mas! ...Kenapa, mas? ...Iya, mas! Nggak papa! ...Ok! Daaa!"

Tata menutup ponselnya dan memasang wajah sedih.

" Siapa, Ta?" tanya Manda.

" Ada apa, Ta?" tanya Saras penasaran melihat wajah sedih Tata.

" Kata mas yusman, dia nggak bisa datang, makanya gue mutusin kita pergi ke pantaiiiiii!" teriak Tata dibarengi teriakan sahabat-sahabatnya, kecuali Atta.

" Lo nggak suka Tata nggak jadi pergi?" tanya Manda pada Atta.

" Apa lo udah ijin sama dia?" tanya Atta.

" Belum, sih! Gampang, ah! Yuk, cabut!" ucap Tata semangat. Kemudian mereka pergi setelah berpamitan dengan mami dan papi serta keluarga besar Tata.

" Apa masmu tahu kamu ke pantai, cah ayu?" tanya maminya.

" Nanti Tata telpon, mi! Dia masih sibuk!" ucap Tata.

" Jangan lupa memberitahu dia kemana kamu pergi!" ucap maminya.

" Iya, mi!" jawab Tata.

Mereka berlima bermain-main di pantai, membuat istana pasir, berenang dan bermain kejar-kejaran. Mereka mengenang masa-masa SMA dulu saat mereka selalu bersama kemana-mana. Tata sangat bahagia bisa melupakan sejenak kepenatan akibat padatnya jadwal kuliahnya. Atta menelan salivanya melihat pakaian Tata yang basah menampakkan lekuk tubuhnya yang indah. Lo bertambah cantik, Ta! batin Atta. Beruntung sekali Yusman memiliki lo! batin Atta lagi.

" Ta!" panggil seseorang. Tata melihat ke arah orang tersebut.

" Mas?" balas Tata.

" Kita pulang!" kata Yusman, sambil membawa handuk menutupi tubuh Tata yang menampakkan lekuk tubuhnya.

" Tapi mas..."

" Maaf, Tata harus pulang! Karena lusa dia akan kembali ke kampus!" kata yusman pada sahabat-sahabat Tata. Manda. Saras, Kenzo dan Atta memandang Yusman dengan pandangan kecewa, karena mereka merasa Yusman sangat posessif terhadap Tata. Tata hanya menatap sahabat-sahabatnya dengan pandangan sedih. Lalu Yusman membawa Tata ke mobilnya dan membuka pintu mobil agar Tata masuk ke dalam.

" Seharusnya kamu bilang padaku jika akan pergi dengan mereka!" kata Yusman di perjalanan pulang.

" Maaf, mas! Gue lupa!" ucap Tata.

" Mas nggak suka tubuhmu dilihat banyak orang seperti itu!" kata Yusman sedikit marah.

" Iya, mas! Lain kali gue akan pamit dan nggak akan mandi di pantai lagi!" ucap Tata.

" Bukannya mas nggak melarang kamu ke pantai, Ta! Tapi kamu harus bilang dan jika bisa perginya sama aku!" kata Yusman. Tata hanya diam saja, Yusman menghentikan mobilnya. Dilepasnya seatbeltnya, lalu dia mendekati Tata dengan cepat, lalu diciumnya bibir Tata, Tata yang terkejut melihat sikap Yusman, dengan reflek dia menampar Yusman. Plakkk! Lalu dia menutup mulutnya yang menganga akibat terkejut dengan perbuatannya. Sementara Yusman hanya tertunduk akibat tamparan Tata.

" Maaf, mas! Tapi mas sudah kelewatan!" ucap Tata.

" Kita sudah tunangan Ta! Apa kamu lupa?" ucap Yusman.

" Apa jika sudah tunangan kamu bisa seenaknya melakukan apapun padaku?" ucap Tata marah.

" Maaf, kalo itu membuatmu kecewa! Mas hanya jengkel melihat sikapmu yang pergi begitu saja!" kata Yusman membela diri. Lalu Yusman menjalankan kembali mobilnya. Tata kecewa dengan perbuatan Yusman yang telah mencuri ciuman pertamanya, walau hanya sebentar. Tata membayangkan ciumannya itu seperti film-film romantis yang penuh kelembutan dan cinta. Mereka kembali terdiam selama perjalanan ke rumah Tata. Begitu sampai, Tata langsung keluar dari mobil dan pergi meninggalkan Yusman yang berdiri di pintu mobilnya. Sepertinya gue harus sedikit keras padanya! Dasar anak manja! batin Yusman. Yusman tidak masuk ke dalam rumah Tata, tapi dia langsung kembali ke rumahnya.

Bab berikutnya