webnovel

Surat Wasiat

Ayunda sangat terkejut mendengar bahwa tuan Danuarta telah meninggal dunia. padahal ia hanya pergi selama dua bulan,tapi telah banyak hal buruk terjadi.

kini ia tidak bisa kembali lagi ke rumah itu. karena Meraka pasti sedang menyalahkan dirinya atas kematian tuan Danuarta.

Ayunda cukup merasa sedih mengingat, tuan Danuarta bersikap baik padanya selama Meraka menikah dan tidak pernah mempersulit Ayunda.

"Dia adalah suami yang baik," gumam Ayunda.

bibi Rose beranjak dari tempat duduknya, lalu duduk lebih dekat dengan Ayunda.

"Ayu, sebaiknya untuk sementara waktu kau tidak keluar rumah. ini semua demi keamanan mu," ucap bibi Rose yang merasa khawatir. terus terang, sekarang Ayunda sedang di cari-cari oleh keluarga Danuarta. entah apa alasannya,tapi bibi Rose telah berjanji pada suaminya untuk melindungi Ayunda apa pun yang terjadi.

"Mengapa aku harus bersembunyi bibi? aku tidak salah dalam hal ini. semua ini juga bukan karena keinginan ku. Jika bukan karena cucu dari tuan Danuarta yang bernama Samuel, aku tidak mungkin di culik dan hendak di jual oleh para penculik itu." ucap Ayunda mencoba menjelaskan apa yang terjadi padanya dan bagaimana situasinya saat itu.

"Bibi mengerti ayu, tapi semua kejadian ini tidak segampang yang kau pikirkan. walaupun kau tidak bersalah dalam hal ini,tapi kau akan tetap ikut serta dalam kekacauan ini." ucap bibi Rose.

Ayunda mencoba memahami situasinya saat ini, terlebih lagi melihat sang bibi yang begitu cemas dan gelisah sejak kedatangannya.

" Baiklah, bi..." ucap Ayunda.

bibi Rose meminta Ayunda untuk istirahat di kamarnya. nanti ia akan memanggil Ayunda Setelah jam makan malam, sambil menunggu paman Danu pulang dari bekerja.

didalam kamar, Ayunda merenungkan begitu banyak hal. terlebih lagi tentang tuan El, ia merasa senang karena kini ia tidak perlu lagi repot-repot meminta cerai pada tuan Danuarta dan bisa bersama dengan tuan El. Ayunda mengharapakan kebahagiaan saat bersamaan dengan orang yang ia kasihi nantinya.

***

sudah seminggu lamanya Ayunda tiba di kota J. ia terkurung di dalam rumah dan merasa sangat bosan.

dari dalam kamar, Ayunda dapat mendengar suara bel berbunyi. karena tidak ada yang membukakan pintu, Ayunda pun turun kebawah untuk melihat siapa yang datang bertamu saat itu.

Ayunda membuka tirai jendela secara perlahan dan ia melihat bahwa yang sedang memencet bel saat itu adalah sekertaris Jimy. Jimy adalah sekertaris pribadi dari tuan Danuarta.

"Untuk apa dia kemari?"batin Ayunda.

Ayunda melihat bibi Rose yang baru saja tiba dari supermarket masuk ke halaman rumah. bibi Rose sendiri sangat terkejut melihat sekertaris Jimy yang sedang berdiri di depan pintu masuk rumah.

"Tuan sekertaris?" panggil bibi Rose.

"Selamat, sore nyonya." sapa sekertaris Jimy.

"Ah, selamat sore juga sekertaris Jimy. jika saya bisa tahu,ada urusan apa anda kemari?" tanya bibi Rose saat itu.

"Sebelum saya menjelaskan maksud dan tujuan saya datang kemari, bisa saya masuk dan kita bicara di dalam?" kata sekertaris Jimy. bibi Rose sebenarnya berat hati membiarkan sekertaris Jimy masuk kedalam rumah. karena bisa saja dia mengetahui tentang keberadaan Ayunda. tapi jika bibi Rose bersikeras untuk tidak membolehkan sekertaris Jimy masuk, malah itu akan menimbulkan kecurigaan.

"Maafkan saya,tuan. karena terkejut dengan kedatangan anda yang begitu tiba-tiba, membuat saya lupa bahwa kita sedang berada di luar rumah saat ini." ucap bibi Rose sambil tertawa kecil.

"Saya mengerti, nyonya." balas sekertaris Jimy.

Ayunda yang melihat sang bibi hendak membuka pintu, segera berlari ke arah dapur untuk sembunyi. karena jika ia berlari kearah tangga menuju kamarnya, ia akan tertangkap basa oleh sekertaris Jimy.

"Silakan masuk, tuan...," ucap bibi Rose setelah membuka pintu rumah.

bibi Rose mempersilahkan sekertaris Jimy untuk duduk, sementara bibi Rose pergi ke dapur untuk membuatkan teh untuknya.

bibi Rose hendak menelpon Ayunda,namun betapa terkejutnya ia saat seseorang menyentuh kaki kanan.

"Aaaa...," teriak kecil bibi Rose yang terkejut.

"Kau?"

Ayunda meminta bibi Rose untuk diam, jika tidak sekertaris Jimy akan memergoki mereka.

"Ada apa nyonya?" tanya sekertaris Jimy yang duduk di ruang tamu.

ruang tamu dan dapur tidak begitu jauh, sehingga suara teriakan bibi Rose yang terkejut bisa terdengar dari sana.

"Tidak ada apa-apa tuan, saya hanya terkejut saat melihat cicak yang terjatuh tepat di depan saya." ucap bibi Rose dengan nada suara yang sedikit keras.

"Kau, diam di situ dan jangan melakukan apapun." ucap bibi Rose memberikan perintah pada Ayunda.

Ayunda pun mengaggukkan kepalanya,tanda bahwa ia mengerti dengan apa yang di katakan oleh sang bibi.

bibi Rose kembali keruang tamu dengan membawa segelas teh di atas nampan.

"Silakan di minum tehnya tuan," ucap bibi Rose.

"Terima kasih, nyonya. tapi saya ingin membahas tentang tujuan saya datang kemari." kata sekertaris Jimy.

bibi Rose masih terdiam menunggu sekertaris Jimy menyelesaikan perkataannya.

"Sebenarnya, maksud saya datang kemari untuk meminta nona Ayunda agar dapat menghadiri pertemuan keluarga serta pembacaan surat wasiat dari Almarhum tuan Danuarta." ucap sekertaris Jimy.

"Tapi, ayu..." belum selesai bibi Rose bicara, sekertaris Jimy memotong perkataan bibi Rose.

"Saya tahu apa yang akan nyonya katakan, tapi nyonya tidak perlu menyembunyikan nona Ayunda dari saya. karena saya tahu bahwa seminggu yang lalu,nona Ayunda telah kembali ke kota ini. sebab itulah saya datang kemari,"

kata-kata dari sekertaris Jimy membuat Ayunda dan bibi Rose terdiam. sebenarnya tidak heran jika sekertaris Jimy mengetahui hal itu,tapi mereka tidak menyangka bahwa akan ketahuan berbohong.

"Karena nona Ayunda adalah istri sah dari almarhum tuan Danuarta, sebab itulah ia di wajibkan untuk hadir di saat pembacaan surat wasiat. walaupun nantinya akan sulit,tapi saya harap pengertian dari nona Ayunda dan tidak mempersulit semuanya. hal ini juga sebagai penghargaan terakhir untuk almarhum tuan Danuarta."

Ayunda dan bibi Rose masih terdiam mendengar hal itu.

"Baiklah, hanya itu yang dapat saya sampaikan. terima kasih atas waktu yang telah nyonya luangkan. sampaikan pula salam saya untuk nona Ayunda, jika nona ingin bertanya, silakan hubungi saya." ucap sekertaris Jimy sambil meletakkan kartu nama yang berisi nomor teleponnya.

sekertaris Jimy pun pamit pergi. setelah itu Ayunda keluar dari dapur.

"Bagimana ini bibi? hidupku tidak akan tenang jika aku mendapatkan warisan dari tuan Danuarta." ucap Ayunda yang duduk di sofa dengan wajah penuh kecemasan.

"Jika kau tidak menginginkan warisan dari tuan Danuarta, bagaimana jika hubungi sekertaris Jimy dan minta solusi darinya. berikan saja warisan itu pada keluarga tuan Danuarta yang serakah itu." ucap paman Danu yang baru saja masuk kedalam rumah.

"Paman mendengar semuanya?"tanya Ayunda.

paman Danu menganggukkan kepalanya.

"Yang terpenting kau bahagia, dan hidup dengan tenang nak. dengan begitu, aku tidak akan merasa bersalah pada kedua orang tua mu." ucap paman Danu.

Ayunda pun berlari dan memeluk sang paman.

"Terima kasih paman,"

dua hari kemudian, Ayunda menghubungi sekertaris Jimy dan meminta untuk bertemu.

sekertaris Jimy menyetujui hal itu, dan meminta Ayunda untuk datang ke sebuah restoran pada pukul 19:00 atau pukul 7 malam. karena sekertaris Jimy masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan.

ternyata pertemuan sekertaris Jimy dan Ayunda di ketahui oleh pihak keluarga Danuarta.

mereka hendak menggagalkan pertemuan tersebut dan menculik Ayunda.

Bab berikutnya