webnovel

Level 8 : Misi Berikutnya

Jam menunjukan pukul 2.15. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat ketika Handra berolahraga. Iya, dia memang masih harus tetap menjaga kesehatan tubuhnya karena profesinya sekarang. Handra merasa tiada hari tanpa olahraga, rasanya hampa kalau sehari saja tidak melakukan aktivitas penuh gerak itu.

Setelah makan siang sekalian menyiapkan makanan untuk Arni yang saat itu tidur siang setelah menguras banyak tenaga untuk beres-beres rumah, Handra memasangkan masing-masing VR-Scanner berbentu kotak tisu itu pada komputernya dan juga laptop Arni yang kebetulan masih ada di kamarnya.

Saat memasang benda canggih tersebut, Handra merasa ada pikiran yang mengganjal di otaknya. Ada semacam déjà vu ketika tangan itu selesai mengaktifkan VR-Scanner, sepertinya ia pernah menggunakan VR-Scanner sebelumnya.

Ya, memang. Handra memang pernah menggunakan VR-Scanner karena dia pernah memainkan AutoTerra selama tiga tahun. Tapi, pikiran ini agak beda. Handra merasa kalau berani menggunakan VR-Scanner dan masuk ke dalam game AutoTerra, maka hal buruk akan terjadi.

Entah…. Handra menggelengkan kepalanya, mengeyahkan segala kekhawatiran tersebut. Dia sudah beberapa bulan tidak memainkan game itu dan kembali main karena ajakan Arni. Mungkin pikiran aneh ini ia rasakan karena kelelahan berolahraga.

[…]

Spontan Handra menoleh ketika merasakan keberadaan sesuatu lewat luar jendela kamar. Saat dilihat, tidak ada apapun di sana. Hanya ada dedaunan pohon berterbangan dihembus oleh angin.

Dalam pikirannya, Handra bersumpah merasakan keberadaan sesuatu yang mengawasinya tiba-tiba.

"Siang, Paman!"

Pandangannya teralih pada sosok Arni yang baru memasuki kamar dan menghampirinya. Seketika pikiran aneh Handra lenyap ketika sadar kalau sebentar lagi mereka berdua akan kembali main Game AutoTerra.

"Kau sudah memasangkan VR-Scanner punyaku juga?" tanya Arni ketika melihat VR-Scanner sudah terpasang apik di laptopnya.

"Maaf kalau aku berani mengaktifkan milikmu," ucap Handra, "VR-Scanner dan laptopmu tertinggal di kamarku."

"Tak apa. Aku jadi tidak repot-repot memasangnya."

"Apa kau sudah makan siang?"

"Sudah. Terima kasih atas makanannya, Paman." Arni pun mulai memasang pose penuh semangat. "Aku siap berpetualang di luar angkasa, membasmi para Alien di Dunia AutoTerra."

Handra hanya merespon dengan memutar bola matanya.

Kini keduanya mulai login ke akun masing-masing dan mengaktifkan scanning mesin VR, bersiap untuk teleportasi ke dunia Game AutoTerra.

"MULAI!"

VR-Scanner melakukan pemindaian terhadap tubuh mereka berdua menggunakan cahaya membentuk jaring-jaring hijau, mengubah mereka menjadi butiran partikel hologram, mulai mengirimkan mereka masuk ke dalam Game AutoTerra.

~*~*~*~

Langit hitam ruang angkasa selalu dihiasi oleh berbagai macam taburan bintang, bagaikan Kue Blackforest yang ditaburi oleh bubuk gula berkilauan. Selalu indah dan enak dipandang mata kalau dilihat di balik kubah aman di sebuah stasiun antariksa yang selalu mengorbit di dekat planet ini.

Ratusan butiran hologram jingga dan hijau muncul membentuk dua tubuh manusia yang baru saja tiba di Aerios Station, partikel jingga berubah menjadi Handra, dan partikel hijau berubah menjadi Arni. Keduanya dibuat tercengang ketika melihat seluruh lobi dipenuhi oleh lebih banyak pemain daripada kemarin.

"Wow! Kenapa server sini jadi semakin banyak?" tanya Arni antusias melihat ke sekitarnya.

Handra bersedekap santai di samping Arni. "Mungkin banyak pemain baru yang mendaftar atau para pemain dari server lama yang mengulang main di server baru."

Arni menyadari sesuatu di atas mereka, menunjuk ke sana. "Ah. Kurasa karena itu."

Mengikuti arah tunjuk Arni, Handra melihat sebuah notifikasi raksasa di atas seluruh lobi. Notifikasi dari pengumuman pengadaan suatu Event baru.

[Pengumuman! Event Spacecraft sedang berlangsung. Ikuti segera untuk mendapatkan lebih banyak hadiah menarik!_]

"Event Spacecraft?" tanya Arni penasaran dengan sebelah alis naik.

"Kalau tidak salah, itu Event menjelajah wahana antariksa, bukan?" Karena penasaran, Handra mengaktifkan layar panelnya, membaca rincian Event tersebut. "Sudah kuduga. Memang Event menjelajah."

"Memang seperti apa Event itu, Paman?"

Masih membaca rincian di layar panel, Handra menjelaskan, "Semacam Event mencari harta karun. Para pemain diwajibkan untuk memiliki Squad. Nah, masing-masing Squad akan diberikan misi untuk mencari Item-Item tertentu untuk segera diserahkan pada NPC, serta membuat suatu alat menggunakan semua Item yang mereka dapat."

"Namun, tidak semudah itu mereka bisa mendapatkan Item dan membuatnya," lanjut Handra santai, "Dalam perjalanan mencari Item, mereka akan terus dihalangi oleh berbagai jenis Alien. Bukan hanya itu, kadang suatu Squad bisa bertemu dengan Squad lain di tengah jalan, membuat mereka saling memperbutkan Item yang dicari. Ketika membuat alat pun, Squad lain bisa mengganggu."

"Wah! Sepertinya seru. Bagaimana kalau kita mendaftar?!" Arni bersiap ambil ancang-ancang untuk lari saking semangatnya.

Namun, lengannya ditahan oleh Handra. Ketika gadis itu menoleh, Handra menggerakan satu telunjuknya, lalu menunjuk ke arah layar panel. Di situ tertulis beberapa persyaratan untuk mengikuti Event tersebut.

"Harus di atas level 50…?" ucap Arni kecewa. Pupuslah harapannya untuk bersenang-senang lewat Event mengasikan.

"Kita baru level 4, Manis. Selain itu, senjata yang harus kita gunakan harus di atas Grade A. Kalau tidak, ya tidak bisa ikut Event." Handra menghapus layar panel hologram dengan menggesernya hingga lenyap. "Nembak pakai Sniper Rifle saja masih musti tiarap, mana bisa ikut Event besar begitu."

"Iya, iya! Aku ini memang payah!" rengek Arni sambil menggembungkan pipinya, ceritanya ngambek.

Melihat ekspresi aneh Arni membuat Handra hampir terkekeh geli. Ya, walau sudah berusia 16 tahun, Arni masih bersikap kekanak-kanakan.

"Oleh karena itu, kita lanjut menyelesaikan misi, ke Area 1-5."

Mengingat misi mereka yang kemarin belum selesai membuat Arni tercengang. Pasalnya, mereka akan berhadapan dengan Bos Tambahan pertama dalam game ini. Handra memang sudah biasa dan pasti pernah melawan Bos Tambahan ini, tapi tidak bagi Arni. Ini adalah pengalaman pertamanya, makanya ia tegang. Ditambah lagi, kemampuan menembak Arni juga masih sangat payah.

"Ha-hari ini Bos Tambahan pertama kita, kan?" tanya Arni gugup.

"Iya."

"Aduh…! Bagaimana ini, Paman? Apakah aku sanggup melewati semua ini?!"

Tiba-tiba saja gadis itu jadi panikan, beberapa kali mengacak rambut hitamnya, gemetaran dan berjongkok di tempat. Seumur-umur, Handra tidak pernah sekalipun melihat pemain game sepanik Arni. Padahal ini cuma game, paniknya sudah macam diteror malaikat maut.

"Sanggup enggak sanggup, ya tetap harus melewatinya. Ini 'kan masih di Stage paling mudah," ucap Handra datar menanggapi kepanikan Arni.

Karena tidak ingin buang-buang waktu dan ingin lebih cepat naik level, Handra langsung mengaktifkan kembali layarnya. Membuka peta di Stage 1 menuju ke Area 1-5. Sebelum itu, Handra mengirimkan permintaan pada Arni agar masuk Squad.

"Terima permintaanku, agar kita satu Squad."

Arni berusaha berdiri dengan rasa tegang yang masih dialaminya. Tangan Arni mengaktifkan layar panel, menerima permintaan Handra hingga mereka berhasil bergabung dalam satu Squad.

"Oke. Persiapkan dirimu."

Tanpa bicara apa-apa lagi, Arni mengklik ikon 'Ready!'. Setelah Handra mengklik ikon 'Play', tubuh mereka kembali berteleportasi menjadi butiran partikel menuju misi mereka selanjutnya.

~*~*~*~

Arni dan Handra kini tiba di sebuah tempat remang-remang yang luas dari kapal antariksa Hermia Area 1-5. Tempat itu hanya mendapat cahaya minim dari beberapa lampu dan layar komputer di setiap sudut yang masih aktif, kebanyakan lampu dan mesin sekitar sudah rusak dan beberapanya mengeluarkan percikan listrik serta api.

Di sekitar mereka terdapat beberapa tangga menuju lantai di atas yang sudah rusak, satu pintu masih terbuka di sebelah kiri, dan satu gerbang besar di depan mereka tertutup rapat.

[Misi Area 1-5 : Ambil Data Kargo_]

"Ini misi pertama kita untuk melakukan sesuatu selain mengalahkan musuh," komentar Handra setelah melihat notifikasi misi di depan mereka yang mulai lenyap.

"Apa ada petunjuk arah kemana kita harus pergi, atau rincian dari tugas ini, gitu?" tanya Arni bingung.

"Sayangnya, tidak." Handra mengaktifkan layar panel, mencoba mencari data apapun yang berhubungan dengan misi di Area 1-5. "Inilah susahnya AutoTerra. Sistem tidak memberikan rincian apapun tentang misi di semua Stage, di setiap area. Mereka membiarkan pemain untuk mencari tahu sendiri. Masih ingat saat kita baru melawan Wooden Doll? Tidak ada rincian tentang kemampuan Wooden Doll oleh sistem saat pertama kali ketemu."

Jari Handra menyentuh pilihan data 'Enemy' pada layar, dan menyentuh julukan 'Wooden Doll', membuat semua datanya terbuka.

"Kita hanya akan mendapatkan data musuh setelah berhasil mengalahkan mereka untuk pertama kali. Contohnya, setelah kita mengalahkan Wooden Doll di Area 1-1, rincian data mereka akan muncul di data musuh. Di sana, baru kita bakal tahu bahwa kemampuan Wooden Doll hanyalah menggores kita dengan tangan kayu, cuma mengurangi kurang dari 5 HP."

Handra menyentil layar panelnya sampai lenyap, kembali bicara pada Arni yang selalu memperhatikan setiap penjelasan dengan seksama, "Beruntung jika kita langsung mendapatkan data musuh setelah pertama kali dikalahkan. Ada beberapa kasus kalau banyak sekali musuh di game AutoTerra yang data kemampuannya tidak diterima pemain walau mereka sudah beberapa kali mengalahkannya. Mereka mengira itu semacam Bug, tapi itu memang bagian dari fitur game. Yang hanya bisa dilakukan adalah benar-benar bisa memperkirakan kemampuan musuh dan seberbahaya apa musuh itu pada pemain."

"Itu… benar-benar sulit," ucap Arni ragu, "Sistem hanya memberitahu kita julukan, jenis, dan status musuh, sedangkan kemampuan tetap dirahasiakan. Selain itu, kita juga sama sekali tidak diberi intruksi harus pergi kemana dan melakukan apa dalam misi. Kita hanya diberitahukan inti dari misi itu saja tanpa rincian yang jelas. Aduh…, benar-benar harus teliti dalam bermain game ini." Arni mengacak rambutnya kembali saking frustasinya memikirkan sistem Game AutoTerra.

"Beruntung aku pernah bermain game ini sebelumnya. Jadi, aku sudah tahu kita harus ngapain aja untuk menyelesaikan misi."

Mata Handra beralih pada pintu terbuka di sebelah kiri mereka. Ia menunjuk, memberitahu Arni bahwa mereka harus ke sana.

"Seingatku, di Area 1-5 ini, kita pergi menuju pintu itu. Di sana, kita akan menemukan Yellow Keycard untuk membuka gerbang menuju gudang kargo."

"Apa gerbang di hadapan kita itu adalah gudang kargo?" tanya Arni, menunjuk ke arah gerbang di hadapan mereka.

Handra mengangguk. "Iya. Sekarang, kita mulai bergerak."

Setelah menjelaskan panjang lebar, keduanya berjalan memasuki pintu sebelah kiri yang ditunjukan oleh Handra.

Tak Arni sangka bahwa game ini cukup sulit tuk dimainkan. Sekali lagi, ia beruntung mengajak Handra yang pernah memainkan game ini sebelumnya. Kalau tidak, bisa-bisa Arni bakal menjadi Noob sejati karena payah memainkan Game AutoTerra.

~*~*~*~

Bab berikutnya