webnovel

Level 5 : Tutorial 2

Ruangan gelap tiada siapapun di sana selain satu orang pria bermantel bulu duduk tepat di depan beberapa layal hologram yang masih menyala, menjadi satu-satunya sumber penerangan. Ia duduk bersender dengan kaki disilangkan, sebatang rokok dihisap sambil menuggu pesan masuk lewat salah satu layar.

[Proyek akan segera direalisasikan?_]

Segera jemarinya mengetikan pesan dengan sangat cepat lewat keyboard transparan.

[Jumlahnya sudah cukup untuk merealisasikan proyek. Tinggal menugaskan Agent untuk mengaktifkannya._]

Tak perlu menunggu lama lagi, pesannya kembali terbalas.

[Bagaimana dengan Evorce?_]

Pria itu berpikir sejenak, mengingat-ingat memori masa lalu kelam ketika ditanyakan hal tersebut yang dianggap tabu baginya. Belum sempat ia membalas, satu pesan dari sosok yang sama masuk.

[Oke. Waktu kita sangat singkat. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan ini._]

Satu layar lenyap setelah pesan berakhir. Ia termenung sendiri, semakin memikirkan semua isi pesan yang ia terima dari lawan pengirim. Apa yang akan mereka lakukan terbilang berisiko. Tapi demi banyak hal yang sangat penting, mereka harus melakukannya lebih intens dari tindakan sebelumnya.

~*~*~*~

Aerios Station masih dipadati oleh pemain-pemain Game AutoTerra. Walau eksistensi game ini kurang populer, tapi tidak sedikit yang tertarik untuk memainkannya.

Handra dan Arni akhirnya kembali ke lobi stasiun setelah menyelesaikan tutorial di Area 1-1. Masih bersama sang NPC pembimbing, Tessa, mereka kembali diberi penjelasan.

"Selamat! Kalian berhasil menyelesaikan tutorial pertama, dan berhasil naik ke level 2."

Dengan riang, Tessa menjelaskan, "Dengan ini, kalian berhasil mendapatkan Poin EXP, Poin Kemampuan, Koin, Diamond, dan beberapa Item lainnya. Seperti yang kalian tahu, EXP adalah poin pengalaman untuk meningkatkan level kalian, dan Poin Kemampuan adalah poin peningkatan level Kemampuan kalian. Sayangnya, Poin Kemampuan hanya didapat satu poin saja setiap kali menyelesaikan misi, itupun sulit didapat karena Poin Kemampuan cukup langka."

"Memang berapa banyak Poin Kemampuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan dan berapa jumlah poin yang hanya bisa kami dapatkan, Tessa?" tanya Arni masih awam dengan kinerja game ini.

"Jumlah Poin Kemampuan yang dibutuhkan tergantung dari levelnya, maksimal level dari Kemampuan sendiri hanya sampai level 15. Misal, Kemampuan level 1 membutuhkan 5 poin untuk naik ke level 2, Kemampuan level 2 membutuhkan 10 poin untuk naik ke level 3, dan seterusnya. Sedangkan Poin Kemampuan yang bisa didapat di berbagai misi serta mode hanya berjumlah kisaran 1-3 poin."

"Aduh, sedikit sekali…." Arni menggaruk tengkuknya canggung.

"Kemampuan pemain sangatlah berpengaruh terhadap permainan. Kalau Kemampuan mudah dinaikan level-nya, maka akan jadi terlalu OP," jelas singkat Handra menambahkan.

"Maksudnya?"

Kini Tessa yang kembali menjawab kebingungan Arni, "Maksudnya, setiap kali Kemampun kalian mencapai level 5, 10, sampai 15, maka kalian akan mendapatkan peningkatan kemampuan. Misal lagi, Prajurit dengan Kemampuan Heal jika sudah mencapai level 5, maka Heal yang awalnya hanya bisa digunakan untuk satu prajurit saja akan bisa digunakan untuk satu Squad, dan seterusnya. Jika level Kemampuan mudah dinaikan, akan sangat berpengaruh bagi kinerja permainan. Nanti, malah jadi membosankan."

Handra diam, mengangguk mengiyakan. Sangat setuju dengan pendapat bahwa terlalu OP pemain, maka akan sangat membosankan suatu permainan.

"Di sini, kalian juga mendapatkan dua jenis alat pembayaran, yaitu Koin dan Diamond. Koin biasa digunakan untuk membeli Item-Item murah yang diperlukan oleh Prajurit. Sedangkan Diamond merupakan alat pembayaran eksklusif yang didapat dari hasil menyelesaikan Misi, kenaikan level, dan lewat berbagai macam Event. Bedanya, Diamond bisa digunakan untuk membeli Item-Item langka yang tidak bisa dibeli oleh Koin dan jumlah yang didapatkan pun terbilang sedikit. Jika kalian ingin cepat mendapatkan lebih banyak Diamond, kalian bisa membelinya lewat pembayaran asli atau ikut dalam Member VIP."

"Pssst…." Arni berbisik di samping Handra. "Game ini berbayar, ya?"

"Sama seperti game online lainnya, iya. Tapi tenang saja, itu tidak akan berpengaruh banyak terhadap permainan," balas bisik Handra, "Banyak kok pemain profesional AutoTerra yang kuat walau mainnya gratisan, misalnya saja Pemain Korza312."

"Siapa itu Korza312?"

Handra menatap wajah Arni. "Kenalanku di AutoTerra dari server lama. Dia masuk Rank 20 besar teratas untuk total permainan, dan 10 besar di mode PVP. Aku tak yakin kalau dia masih main game ini menggunakan server baru. Dia juga sudah lama berhenti."

"Apa ada pertanyaan?" tanya Tessa setelah ia menjelaskan panjang lebar beberapa poin Game AutoTerra.

Arni langsung mengangkat tangan kanannya. "Oh! Oh! Aku mau bertanya soal Item-Item yang kami dapat sekarang." Kemudian, sebuah layar panel Penyimpanan muncul di depan Arni. "Dari misi tutorial, kami mendapatkan Skillcard, Upgrade-card, satu belati, Small Potion, dan Anti-Effect. Kalau Potion aku mengerti, gunanya untuk menambah HP. Tapi kalau Item lainnya bisa dijelaskan?"

Pertanyaan Arni membuat Handra jadi semakin bosan dengan sesi ini. Pasalnya, Tessa pasti akan semakin panjang-lebar dan sangat lama menjelaskan semua rincian Item yang ditanyakan.

Tessa pun mulai kembali menjelaskan lebih panjang lagi. Kali ini, ia menjelaskan menggunakan layar panelnya, memperlihatkan Item berbentuk kartu dengan lambang abstrak lebih dulu.

"Pertama-tama, saya akan menjelaskan Skillcard. Skillcard adalah kartu kemampuan yang digunakan untuk memberikan efek tertentu pada senjata. Ada beberapa jenis Skillcard dengan berbagai macam warna dan efek yang berbeda."

Tangan Tessa menggeser gambar Skillcard sampai terbagi menjadi beberapa bagian dengan warna yang berbeda-beda di layar.

"Red Skillcard, membuat peluru dilapisi api, memberikan efek Burn. Yellow Skillcard, memberi efek peluru sengatan listrik, efek Stun. Blue Skillcard, memiliki wujud peluru es, memberikan efek Freeze. Green Skillcard, peluru berlapis racun, mengakibatkan efek Poison. Purple Skillcard, efek Silence. Dan Brown Skillcard, dengan efek Petrify."

Layar panel kini beralih pada gambar kartu berlambang senjata dan sebuah belati yang dimaksud Arni.

"Mudah saja ditebak, Upgrade-card digunakan untuk menaikan Grade dari senjata yang digunakan. Sama seperti Poin Kemampuan, jumlah Upgrade-card yang dibutuhkan berbeda-beda sesuai Grade senjata itu sendiri. Hanya saja, Item ini sangat mudah didapatkan," jelas Tessa, "Dan untuk belati tadi merupakan Senjata Kecil. Senjata Kecil terbatas tuk digunakan. Akan hilang sendiri jika dilemparkan mengenai musuh. Bukan hanya belati saja, ada berbagai jenis Senjata Kecil yang bisa didapat, yaitu shuriken, kunai, pisau, bom, granat, bom asap, dan masih banyak lagi."

Sekarang, giliran Item terakhir yang dijelaskan lewat layar panel, yaitu Anti-Effect. Bentuknya sama seperti Potion, yaitu berbentuk pil.

"Anti-Effect sendiri sebenarnya adalah bahan kimia untuk menghilangkan efek Debuff yang berasal dari kemampuan senjata atau Skillcard musuh." Tessa menggeser layar hingga lenyap di hadapannya. "Apa ada yang perlu ditanyakan lagi?"

Mulut Arni hampir saja menganga ingin bertanya, tapi langsung dibekap tangan besar Handra. Pria itu tidak ingin lebih banyak penjelasan lagi yang malah membuat permainan mereka semakin terhambat.

"Tidak! Begini saja sudah cukup."

"Tapi, Paman—." Ucapan Arni terhenti ketika Handra melotot padanya.

"Kalau kau bertanya lagi, nanti penjelasannya akan makin panjang lebar. Biar aku saja yang mengajarimu seiring kita main AutoTerra."

Mendengar itu, Arni langsung mengagguk setuju. Setidaknya, gadis muda ini akan lebih mudah paham cara main AutoTerra jika ada yang mengajarinya langsung.

"Anda yakin?"

"Sangat yakin."

Tessa menghela nafas sesaat, "…. Oke! Itu berarti, tutorialnya cukup sampai di sini. Hadiah dari hasil mengikuti tutorial akan segera dikirimkan. Jika ada yang perlu ditanyakan atau ada keluhan, silakan hubungi saya atau kontak NPC lainnya di Pengaturan. Terima kasih, dan selamat menjalankan misi, Prajurit!"

Tessa memberi hormat kepada keduanya, membiarkan tubuhnya perlahan hilang sendiri menjadi butiran partikel hologram biru.

Akhirnya, Handra bisa bernafas lega terbebas dari tutorial yang masih ia ingat jelas. Arni memang musti perlu mempelajari tutorial, bahkan kalau perlu pakai les dua minggu penuh saking payahnya Arni dalam bermain Game AutoTerra.

Masih diingat jelas di pikiran Handra saat Arni sering meleset menembak musuh menggunakan Sniper Rifle, hampir salah reload, dan seringkali jatuh akibat tak tahan menahan dorongan Sniper Rifle saat ditembakan.

Untung Arni tidak memakai Shotgun.

"Jadi, apa yang kita lakukan?" tanya Arni penasaran.

Lihatlah wajah polos itu, Handra. Walau sepayah-payahnya Arni bermain, Handra takkan tega untuk memarahinya. Tapi gemes juga melihat kebodohan Arni main AutoTerra. Kalau saja Arni main sendiri, Handra yakin Arni bakal diomelin habis-habisan sama pemain lain tak peduli secantik apa dia.

"Ngewe."

"Hah?!"

"Ya lanjut main, lah," ucap Handra tanpa dosa, mulai mengotak-atik layar panel yang muncul di depannya. "Kita lanjut ke Area 1-2. Sambil main, kau boleh menanyakan apapun yang belum sempat kau tanyakan pada Tessa."

Melihat wajah datar Handra, Arni menggembungkan pipinya. Dia mendadak jengkel ketika pria tinggi-berotot itu tiba-tiba mengatakan kata tak senonoh padanya walau itu hanya sekedar candaan.

~*~*~*~

Bab berikutnya