Len.. Kamu kemana saja...
Nita langsung berlari mehambur kearah ku. Aku baru keluar dari lift.
Wajah Nita terlihat panik banged dengan tangan gemetaran.
" Kenapa sih kamu...? Habis liat setan? Mba kunti nih?
" Bukan gitu! Tadi aku kebelat kan. Nah di dekat toilet cowok aku tuh dengar kalau Fadly sama anak advertising ngolok ngolok dia. Ngompor ngomporin kalau dia kalah sama pamor J yang sebagai OB doang. Nahkan Fadly kepancing nih. Terus dia bilang kalau nanti bikin peringatan sama J.. Gila banged kan Len" Pekik Nita dengan suara mencekat
Fadly? Ha...
Nita tampak gemas. Ya ampun Len. Kamu ni bego apa pura-pura bego sih! Fadly dari dulu kan emang suka sama kamu!" Nita menepuk jidat nya
" Ya ampun. Secantik itu kah aku jadi banyak yang suka.. Hhhaaa
Nita hanya melihat ku jengah, " Nah terus kan aku penasaran lagi. Aku ikutin nih Fadly. Dia ke Pantry. Disana dia ketemu J. J lagi sibuk nyusun Cangkir. Tau ga apa yang ia lakukan.
Fadly cari cari perkara! Katanya ini kenapa masih kotor? Ini kenapa masih bau sabun?
Sendok disini kenapa hanya ini?
Kerja benar ga sih...
Nita menyuarakan dengan gaya yang mungkin saat itu Fadly suarakan.
" Sengaja banged kan Fadly bikin perkara! Terus nih dia sengaja pecahin cangkir. Nah bentak lagi sama J ! Katanya gini.. Eh.. oB. Ga liat ya ini pecah! Cepat bersihkan!!
Aku mengeriyit pada Nita! Tidak percaya saja Fadly begitu didepan ku dia manis sekali! Tapi kelakuan nya kenapa kayak cewek!
" Dan nih Len. Pas J nyapu pecahan itu. Tangan nya di injak Fadly! Ngeles nya sih ga sengaja. Tapi bohong banged! J kelihatan nya sabar aja dan ga mau ambil pusing. Tapi nih aku liat Fadly kayak bisikin sesuatu sambil nepuk bahu J.
Nah saat itu J berang! Fadly langsung di jedok. Dengan kepalan nya. Fadly langsung terhuyung memekik nyaring sambil memegang hidung nya. Saat itu tu aku kaget ada anak cowok lain teman teman nya Fadly datang. Lalu secara brutal memukuli J.
Aku berhenti berjalan melihat Nita dengan syok! Kenapa bagian ini dia baru bilang!
" Aku keluar kan dari persembunyian. Aku teriak keras keras minta tolong... Sampai mereka melepaskan J dan bubar. Ooh. Kejadian nya cepat banged Len.. Aduuh aku sampai gemetaran nih.. Kamu cari J deh! Wajah nya ada luka! Ia menepis saat aku coba ingin bantu bangun.
" Ngomong kek dari tadi. Aah.. " Aku segera lari kearah lift lagi. Ku hubungi nomor J. Tidak di angkat! Apa aku cari dia di ruangan OB? Atau di rooftop. Aku coba cari dia di rooftop dulu. Itu tempat paling memungkin kan.
Tapi sampai sana tidak ada siapa pun. Jadi J dimana??
Lift yang membawa ku turun terbuka, saat seseorang keluar dari sana. Disana aku melihat J. Berjalan dengan kaki terseok. Wajah nya terluka. Ini lantai ruangan Devan kan. Entah kenapa aku memiringkan badan ku supaya ia tidak melihat ku.
Apa dia ke sana karena Sarah? Tapi tadi tidak ada Sarah, di meja Atau dia dari ruangan Devan. Tapi itu mustahil lagi.
***
Aku sudah memikirkan. Apa yang terjadi pada J itu salah ku! Aku membuatnya lagi lagi berkelahi dan mungkin saja itu akan membuat zona tidak aman bekerja nya. Semula aku ingin saja menemui J. Minta maaf dan aku ingin melihat seberapa besar luka nya dia. Tapi perjanjian yang baru aku bubuhi itu seolah kecaman besar ku untuk jaga jarak dengan J, dengan siapa pun yang menyiratkan aku melanggar. Sungguh memusingkan!
" Itu J, len.. Kamu sudah menemui nya? " Tanya Nita saat berada dalam mobil dengan ku. Kami memang akan mencari Susan pulang kerja ini.
Di parkiran tampak J menuju motor nya. Bahkan hari sedang gerimis dan di jok belakang ada jaket milik nya kemaren.
Aku tak menjawab Nita, mobil ku nyalakan dan berlalu dari sana. Apa harusnya aku tetap menemuinya. Memberikan jaket padanya. Hari hujan begini bagaimana hujan ini nantinya akan mengenai luka nya. Pasti sakit kan. Perih!! Kugigit kuku kuku ku dengan gusar.
" Len.. Kamu baik baik saja?" Tanya Nita.
" Ya...
Sahut ku terdengar mantab.
Kami menuju cafe yang sering Susan kunjungi. Ini jam sore cafe sudah mulai buka. Dan rata rata pengunjung nya para karyawan yang sedang melepas lelah seperti kami.
" Permisi.." Aku menghampiri seorang waiter wanita
Kusodorkan foto Susan. " Apa kamu kenal dengan dia? Dia sering di cafe ini.. Dulu..?" Tanya ku penuh harap.
Mba ini mengerinyitkan kening mencoba mengenali foto Susan lebih detail lagi.
" Pernah liat sih! Tapi udah lama ga main kesini ka..." Ujar gadis ini tampak jujur.
Aku saling berpandangan dengan Nita.
" Yakin... Ga pernah liat lagi? Dia pernah nyanyi beberapa kali kan disini!" Kata Nita tampak tidak puas dengan hasil pertama kami.
Gadis ini kembali mengerutkan kening.
" Kaka coba tanya abang Niko yang di sana, yang pake baju hitam itu" Kata gadis ini menunjuk ke arah panggung kecil, disana hanya ada 1 laki laki dengan kaos warna hitam.
" Oke. Makasih ya"
Kami segera berlalu dan menuju pria bertato itu yang tampak sibuk membersihkan gitar nya.
" Misi bang.." Sapa Nita.
Pria ini menoleh. Dan mencoba mengenali kami. " Saya? Ada apa?" Katanya ramah bahkan sumringah.
" Bang.. Kenal Susan ga? Teman kami. Ini foto nya? Dia pernah nyanyi juga di sini" Kata ku kembali memperlihatkan foto Susan padanya.
" Dia! " Pria bernama Niko ini menunjuk seolah ada berita baik yang bisa kami dapatkan.
" Tadi siang juga ada yang nanyain. Susan sih udah ga keliatan beberapa minggu ini! Coba cari di Kostan nya!"
" Ya ela bang. Kalau ada di kostan nya sih kita ga bakal repot nanya nanya dia disini" Kata Nita memutar matanya.
" Emang tadi ada yang nanya juga?" Tanya ku penasaran dengan penuturan Niko.
" Iyah tuh Bang Agil yang nanya hey Bang.. " Teriak Niko nyaring sambil melambaikan tangan pada pria dengan ikat kepala di rambutnya yang panjang, mengenakan Jaket kulit dan ada tato naga menyembul di dalaman kaos oblong nya.
Pria berkulit putih dan kayak nya dari marga chines itu mendekat.
" Ada apa Nik?
" Nih mereka juga nanya in Susan! Abang dah dapat informasi?" Tanya Niko mewakili kami.
Bang Agil melihat kami satu persatu seperti menyelidik. " Tadi udah bilang sih sama boss! Kalian siapa?" Tanya nya dengan nada mencurigai.
" Bos? Siapa bos abang?" Tanya ku mengabaikan pertanyaan nya, aku curiga kalau dia orang nya Hendra. Siapa tau Hendra juga mencari nya untuk kembali mencelakai Susan. Nita menarik siku ku. Suara ku memang agak tinggi.
" Kami teman kantornya Susan Bang.. Hmm. Apa abang tau dia dimana??" Tutur Nita.
" Oh.. Teman kantor nya! " Bang Agil mulai sedikit lebih ramah, tapi wajah nya jadi ragu kemudian.
" Katanya dia ada bersama Koh Ahong. Hmm kalian seperti nya wanita baik baik. Sebaiknya jangan mencari dia bisa mencelakai kalian. Apa lagi wajah kalian menjual..." Bang Agil memperingati. Jadi Susan dengan orang yang berbahaya!!
Aku dan Nita hanya berbagi pandang.
Dimana kami bisa menemui nya? Tanya ku menarik jaket Bang Agil, agak memaksa nya.
**
Aku menaikan gas, melajukan mobil yang ku kendarai. Bang Agil sudah memberikan alamat Bar yang bisa membawa kami menemui Pria itu. Masih terlalu awal. Bar biasa nya buka agak malam an, jadi aku mengantar Nita lebih dulu. Kami janji nanti malam kesana sama sama, walau sebenarnya aku ragu juga membawa Nita. Tapi aku juga bukan wonder woman yang bisa menyelamatkan diriku sendiri kalau terjadi apa apa! Terpikir bawa polisi! Tapi perkara apa! Yang aku hadapi adalah seorang Mucikari atau bisa kawanan Gengster.
Ponsel ku berdering setelah selesai mengantar Nita
Ada nama J disana.
Ya aku juga mengkhawatirkan nya lagian ini bukan di wilayah Devan.
" hallo..
" Aku punya informasi tentang Susan!" Katanya.
" Benarkah apa itu?"
" Ini bukan berita baik! Dia bersama orang yang punya jasa menjual wanita ke hidung belang!" J tampak ragu ragu meneruskan nya.
Aku penasaran! Kenapa infonya sama dengan Bang Agil barusan! " Siapa nama mucikari itu?"
" koh Ahong!"
Aku tersenyum mendengar nya. Ini bukan kebetulan kan! Kenapa aku merasa kalau yang mencari tahu Susan itu adalah J, waktu nya juga sama tadi siang! Apa Bang Agil orang J? Apa yang dimaksud Bang Agil boss itu J?
Kubelokkan kemudi menuju Bar yang menjadi tempat kedua kerjaan J! Aku tidak bilang akan ke sana. Siapa tau saja aku beruntung bisa menemukan nya disana dan melihat apa dia sungguh seorang waiter??
Bar memang belum buka. Tapi pintu disana sudah terbuka. Mungkin pekerja nya sudah mulai menyiapkan Bar buat nanti malam.
Bau pengap asap rokok langsung masuk kedalam paru paru ku. Di sana tampak beberapa pekerja yang menyusun kursi. Saat melihat ku datang mereka saling pandang. Lalu ada tangan menahan langkah ku.
" Ada keperluan apa?? Tanya pria bertubuh besar. Seperti nya preman di sana.
Aku menyebikkan senyum menggoda rambut ku sudah aku ikat ke atas, rok kerja ku bertransformasi menjadi rok pendek yang memperlihatman batang paha ku secara cuma cuma. Dan kemeja ku. Ku bikin tambah seksi saja dengan kancing baju di atas yang ku lepas. Di tambah aku lipstik redcherry yang menyala, ditangan ku ada jaket Jordan. Kalau benar prediksi ku dia pasti kenal jaket itu.
" Bang.. Aku mau ketemu boss. Ngembaliin ini" Kata ku dengan suara mendayu dayu.
Pria berwajah sangar ini melihat jaket itu dengan seksama lalu beralih ke wajah ku.
" Aah aku udah janji kesini, kalau ga percaya aku telepon ya...
Ku tekan tombol ikon hijau dengan nama ku perlihatkan nama Jordan disana.
" Tidak perlu. Silahkan.. Naik ke atas! Boss ada di ruangan nya" Ujar pria ini. Membuat ku ingin sekali bersorak hore disana.
" Oke bang. Tengkiuuu ya" Ucap ku kembali memberikan senyum lebar sembari melangkah dengan manjah.
" Jadi.. Dia itu boss Bar disini! Ck! J? Apa yang kamu sembunyikan!!" Geram ku tidak menyangka akan hal ini.