Keesokan harinya, Lu Yuchen berangkat kerja tepat waktu. Sebelum berangkat, Tang Xinluo yang mengantarnya ke gerbang sekali lagi ditangkap ke dalam pelukan dan diciumnya kuat-kuat. Sampai istrinya kesulitan bernapas, dia baru melepaskannya.
"Selalu saja menindas orang," ucap Tang Xinluo. Kedua tangannya dilipat di dada dan menunjukkan protesnya pada Lu Yuchen.
"Kemarin aku baru mengajarimu, ciuman perpisahan harus seperti ini baru masuk hitungan," tutur Lu Yuchen sambil mencubit dagunya. "Secepat ini sudah lupa, ehm?"
"Tidak tidak, mana berani aku melupakan kata-kata Tuan Muda Lu," ujar Tang Xinluo yang merasa kesal.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com