Pantas saja Tang Xinluo selalu merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan pengurus rumah itu. Ternyata, sejak awal pengurus rumah itu telah di sogok oleh nenek dan bibinya. Api kemarahan di dalam hatinya semakin membara.
Dulu ketika ibunya masih ada, Tang Xinluo melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana ibunya berkorban untuk rumah ini. Tetapi sekarang, baru saja ibunya meninggal, nenek dan bibinya ternyata ingin mengambil semua barang miliknya. Sebagai seorang anak, dia tidak akan membiarkan mereka melakukannya.
Tiba-tiba Tang Xinluo mendorong pintu dan bersiap menjelaskan semuanya kepada nenek dan bibinya. Ketika pintu itu terbuka, dia sangat terkejut. Nenek kandungnya, Nyonya Tua Tang, Wang Chunfang, duduk di belakang meja besar, lalu sofa yang ada didalam ruang baca tersebut telah penuh diduduki oleh orang.
Tidak hanya bibinya, Tang Ruolan dan anak dari bibinya, Tang Mi, di sana juga terdapat seluruh bibinya dan semua keluarga Tang yang dia sendiri tidak mengetahui dengan jelas hubungan mereka. Namun, yang paling tidak masuk akal adalah keberadaan Lu Qinghao, lelaki yang sekarang hubungan dengannya telah retak dan sedang mempersiapkan perceraian itu, ternyata duduk seperti seorang tamu di hadapan neneknya. Bahkan berbagai dokumen dan seluruh perhiasaan milik ibunya yang disimpan, semuanya telah dibongkar oleh keluarga Tang dan berserakan di atas meja.
Tang Xinluo berdiri di depan pintu dan melihat semua itu, tubuhnya menjadi gemetar karena sangat marah. Semua orang saat ini menyadari kehadirannya, ruangan yang awalnya ribut itu sekarang tiba-tiba menjadi hening. Dibandingkan dengan keramaian tadi, keheningan ini terasa seperti sesuatu yang aneh.
Setelah beberapa saat, Nyonya Tua Tang memecah keheningan yang terasa aneh tersebut. "Kamu sudah kembali," ujarnya dengan nada bicara yang biasa saja, seperti sedang mengatakan sesuatu yang biasa.
"Karena sudah kembali, kalau begitu, ke sini dan tanda tangani semua dokumen ini. Karena kamu di luar memiliki simpanan, lebih baik jangan mengganggu Lu Qinghao lagi, segera bercerai itu lebih baik untukmu dan dia."
Nenek kandung Tang Xinluo duduk di belakang meja, tangannya mengambil sebuah dokumen dan melemparkannya ke atas meja seperti memanggil seekor anjing, lalu menyuruhnya untuk tanda tangan. Tidak perlu di tanya apa isi dokumen tersebut, sejak awal dirinya sudah tahu apa yang diinginkan nenek dan bibinya, tidak ada yang bisa diharapkan dari kedua orang itu. Hanya saja, sejak awal dia tidak tahu ternyata di belakangnya, mereka dan Lu Qinghao memiliki hubungan.
"Nenek, yang memiliki selingkuhan di luar bukanlah aku, tetapi Lu Qinghao. Kamu adalah nenekku, saat terjadi hal seperti ini nenek tidak mencari pembenaran untukku, tetapi malah menolong Lu Qinghao untuk menghancurkanku, nenek…"
Belum selesai Tang Xinluo berbicara, Nyonya Tua Tang memukul meja dengan keras untuk menghentikan kata-katanya.
"Anak memalukan! Aku adalah nenekmu, apakah aku akan mencelakakanmu! Kamu jangan membantah lagi, kalau bukan ada bukti, aku pun tidak mungkin menyuruh mu untuk menandatangani dokumen ini. Tang Xinluo, cepat tanda tangani perjanjian perceraian ini, kalau kamu membuat Tuan Muda Lu menjadi marah, maka yang akan celaka adalah keluarga Tang!"
Pagi ini, berita mengenai Nyonya Besar Lu datang membawa orang untuk menangkap perzinahannya telah tersebar ke seluruh kalangan atas Kota A. Jika hal itu tidak benar, mana mungkin Lu Qinghao bersedia mengenakan status diselingkuhi.
Tidak ada pria yang dapat menerimanya hal seperti ini. Karena keluarga Lu sendiri yang datang untuk menangkap perzinahan, tentu saja bukan masalah kecil. Tentu saja, semua orang akan mempercayai gosip. Selain spekulasi yang masuk akal, alasan yang paling utama adalah karena takut akan kekuatan keluarga Lu.
"Memalukan… Nenek, sejak kecil hingga dewasa, hanya karena aku adalah anak perempuan, kamu selalu merendahkanku. Hari ini, orang luar seperti Lu Qinghao mengatakan aku berselingkuh dan kamu langsung percaya, dia mengatakan aku tidak setia pun, kamu percaya. Kamu adalah nenekku, kamu juga… Kamu adalah bibiku."
Tang Xinluo menatap Tang Ruolan yang duduk di atas sofa, lalu melanjutkan kalimatnya, "Kalian justru lebih percaya Lu Qinghao yang hanyalah orang luar."