Selepas membahas cukup banyak hal. Juro dan Mattheo keluar dari ruangan itu. Berjalan cukup santai ke arah meja judi di pojok ruangan. Sudah lama sejak terakhir kali mereka melakukan ini. Berjudi dan mempertaruhkan barang berharga.
Biasnya, hal ini dilakukan berempat. Dengan taruhan yang luar biasa pula. Indra Wijaya selalu menjadi pihak yang kalah, dan dibuat frustrasi. Begitu juga dengan Guntur Adithama. Sama bodohnya dalam berjudi.
Mattheo duduk di salah satu kursi. Ekspresi wajahnya tampak seperti dia tengah menerawang jauh. Melamun atau mungkin mengenang masa yang telah lalu.
Di tempat ini, Indra Wijaya selalu menghabiskan waktunya. Sampai lupa diri, dan berujung bangkrut. Ah, masa itu. Dia rindu.
Sama halnya dengan Juro. Dia juga tengah mengenang masa lalu. Masa ketika semua hal terasa berjalan sesuai keinginannya. Tanpa harus merasa takut. Khawatir atau tak tenang.
Dulu, semua terasa teramat sangat menyenangkan. Bebas dan tidak perlu memikirkan seorang pembunuh berantai.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com