webnovel

part 12

"Albert, Albert, aku heran, dari sekian banyak wanita kau sandingkan Elizabeth, wanita baik-baik yang hanya mengenal kau selama hidupnya dengan janda beranak satu yang wajahnya tak lebih baik dari Elizabeth. Ah, benar, dia mungkin lebih bisa memuaskanmu, mengingat dia janda yang lama tak dipuaskan suaminya." Kata-kata Ezell makin pedas.

Qiandra terhenyak. Ia sudah melihat potret Elizabeth. Apa yang Ezell katakan memang benar adanya, Elizabeth lebih cantik daripada ibunya.

Tak bisa mendengar lebih banyak lagi, Qiandra melangkah mundur. Jika saja ini dalam pertempuran mengenai tugasnya maka ia pasti akan melangkah paling depan tapi ini masalah keluarganya, dimana ia dan ibunya adalah pihak yang salah. Meski ia mengakui ia salah tapi tetap saja ia tak bisa menerima perkataan tajam Ezell. Qiandra masih wanita yang sama dengan wanita lainnya. Masih wanita yang hatinya lembut dan mudah tersakiti.

"Mau kemana, Qiandra?" Ezell menghentikan langkah mundur Qiandra, "Kau tidak mau ke kamarmu, kan? Maka jangan pergi dan dengarkan baik-baik!" Ezell meraih pergelangan tangan Qiandra dan menahannya pergi.

"Selama sebelas tahun aku tidak pernah mengatakan apapun tentang kematian Mommy tapi hari ini, kalian benar-benar mengusik diamku selama ini. Jangan pernah menyesal datang kemari, aku akan menghancurkan kalian hingga kalian merasakan bagaimana jadi aku dan Mommy."

Albert tahu ia pantas dibenci oleh anaknya setelah membuat istrinya bunuh diri karena keegoisannya, tapi ia tak bisa melakukan apapun, menyesalpun tak akan ada gunanya. Ia juga tak berharap semuanya berakhir seperti ini. Ia bahkan tak berniat untuk bercerai dengan istrinya, Elizabeth adalah sosok yang sempurna namun hatinya mendua karena sosok Deane -Ibu Qiandra- yang terlihat rapuh. Karena kerapuhan itulah ia berniat untuk melindungi Deane dan melupakan jika ia memiliki seorang istri yang begitu mencintainya.

"Ezell, sudah cukup." Qiandra sudah benar-benar tak tahan. "Apa menurutmu dengan membalas dendam semuanya akan selesai?!"

Ezell memiringkan tubuhnya menatap Qiandra tajam, "Semuanya tak akan selesai. Mommyku tak akan hidup kembali tapi aku ingin kalian semua merasakan sakit yang dirasakan olehnya."

"Apa kau pikir Mommymu akan senang melihat kau seperti ini? Terima kenyataan, Ezell! Jangan hanya menyalahkan Daddy dan Mommyku atas kematian Mommymu. Dia yang memilih jalannya sendiri. Dia memilih mati daripada hidup bersama dengan anaknya. Semua ini sudah takdirnya, jika memang ini bukan takdir Mommymu maka dia tak akan mati karena bunuh diri!"

Ezell mendidih karena kata-kata Qiandra, "Kau tak akan tahu rasanya berbagi suami sebelum kau merasakannya, Qiandra. Aku pikir kau juga akan memilih mati daripada melihat suamimu bersama dengan wanita lain. Pilihannya memang salah tapi awal dari kesalahan itu adalah ibu pelacurmu."

Ketika Qiandra dan Ezell saling berargumen, ayah Ezell meremas dadanya yang terasa sesak.

Bugh! Tubuh Albert terjatuh di lantai.

"Daddy!" Qiandra mendekati Albert.

Ezell hanya memandangi Qiandra yang dilanda panik.

"Setidaknya jika kau ingin mati jangan di rumah ini!" Ezell berkata tajam.

Qiandra menatap Ezell tajam, mulut Ezell benar-benar kejam.

"Daddy, kita ke rumah sakit." Qiandra membantu Albert yang masih sadarkan diri.

Ezell tak berniat membantu sama sekali, ia bergeming di tempatnya.

Di depan rumah, sopir pribadi Albert berlari sigap ketika melihat Qiandra membawa Albert dengan susah payah.

"Kau tidak diizinkan pergi dari rumah ini, Qiandra." Suara dingin itu membuat Qiandra berhenti melangkah.

"Ezell, Daddy harus dibawa ke rumah sakit."

"Itu bukan urusanku. Masuk ke dalam!"

"Aku harus mengantar Daddy!" Qiandra berkeras.

Dorr,,, suara tembakan mengejutkan orang-orang disana kecuali Ezell yang mengeluarkan tembakan itu.

"Peluru tadi memecahkan kaca mobilnya dan jika kau tidak mendengarkan aku maka peluru lainnya akan memecahkan kepalanya dan kemudian kepalamu!"

Otak Qiandra nyaris meledak. Posisinya benar-benar tak berdaya.

"Paman Harley, bawa Daddy ke rumah sakit." Akhirnya yang bisa Qiandra lakukan adalah menyerahkan ayahnya pada sopir.

Harley membawa Albert pergi, sementara Ezell ia masuk ke dalam rumahnya di susul oleh Qiandra.

"Tunggu!" Qiandra menghentikan Ezell. Ia berjalan lebih cepat hingga ia berada di depan tubuh Ezell. "Sebegitu bencikah kau pada ayah yang telah membuat kau hadir?! Dia memang melakukan kesalahan, tapi, apakah selama 16 tahun ini tak ada kebaikan yang ia lakukan padamu? Apakah selama 16 tahun ini dia tak pernah memberikan cintanya padamu? Apakah kau tidak bisa menghormatinya walau sedikit saja?!"

"Aku pernah menghormati orang itu, tapi dulu, sebelum ia tergoda oleh seorang pelacur tak tahu diri. Dia tak pernah benar-benar mencintaiku, jika dia benar-benar mencintaiku maka dia tak akan melakukan kesalahan yang bisa membuatnya kehilangan cintaku. Kesalahan yang dia lakukan tak termaafkan."

"Sampai kapan kau akan seperti ini? Sampai kapan?!"

"Sampai sakit dihatiku menghilang."

"Sakit itu tak akan menghilang jika kau tidak belajar memaafkan!"

"Memaafkan?" "Memaafkan katamu!" Ezell meninggikan suaranya, "Kau bisa mengatakan itu karena kau tidak pernah jadi aku, Qiandra!" Ia membentak Qiandra keras. "Kau akan tahu rasa sakitnya ketika kau melihat mommymu gantung diri tepat di depan matamu. Kau akan tahu rasa sakitnya ketika Daddymu datang dengan wanita dan seorang anak padahal belum lama Mommymu tiada. Dan kau akan tahu rasa sakitnya ketika kau tidak hanya kehilangan ibumu tapi kehilangan duniamu sendiri! Kau akan tahu rasa sakitnyasetelah melewati semua itu!"

"Ezell, mendendam seperti ini hanya akan menambah rasa sakitmu. Apakah kau yakin akan puas setelah kau membuat Daddymu sendiri sengsara?"

"Aku tak tahu sebelum aku mencobanya." Ezell melewati Qiandra, "Hancurkan Kingswell Group!"

Qiandra refleks membalik tubuhnya melihat ke arah Ezell, ia segera melangkah menuju ke Ezell dan segera meraih ponsel Ezell. "Jangan membuat usaha yang Daddymu bangun dari nol jadi hilang seperti debu, Ezell."

"Karena kesuksesannya ia lupa pada wanita yang mendampinginya dari bawah. Aku hanya mengembalikannya ke asal dan kita akan lihat apakah mungkin ibumu akan bertahan dengan Albert ketika dia jatuh miskin." Ezell meraih kembali ponselnya, "Lakukan apapun untuk menghancurkannya. Kingswell Group harus menghilang!"

Qiandra masih belum menyerah, tidak, lebih tepatnya ia tidak bisa menyerah, "Kau tidak bisa melakukannya, Ezell. Kau tidak bisa melakukannya!" Qiandra kembali menghentikan Ezell.

"Hanya ada satu cara untuk membuatku berhenti. Bunuh dirilah maka aku akan berhenti. Satu nyawa dibalas dengan satu nyawa, aku pikir itu adil."

Qiandra diam. Jika dirinya bunuh diri maka ibunya akan merasakan hal yang sama seperti yang Ezell rasakan, dan ayahnya, ia akan kehilangan orang lain lagi setelah kehilangan istri yang sampai detik ini belum terhapus dari ingatannya. Apa ia bisa membuat luka untuk orangtuanya?

"Kau tidak bisa, kan? Maka jangan bersikap sok pahlawan."

"Kau benar-benar akan berhenti jika aku bunuh diri?"

"Jika kau mati maka aku akan berhenti."

"Baiklah, pegang kata-katamu, Ezell." Qiandra tak punya pilihan lain. Jika dengan kematiannya semuanya akan berhenti maka ia akan melakukannya. Tangan Qiandra meraih handgun yang ada di tangan Ezell. Tanpa banyak kata ia menarik bagian atas handgun Ezell dan mengarahkan ke kepalanya.

Dorr.. satu peluru keluar dari senjata itu.

"Belum saatnya kau mati, Qiandra. Ini baru dimulai." Ezell telah mengambil kembali senjata dari tangan Qiandra. Ia tak pernah menyangka jika Qiandra benar-benar akan menembak kepalanya sendiri. Entahlah, wanita ini memang berhati malaikat atau nekat, Ezell tah tahu, tapi yang jelas saat ini Qiandra belum boleh mati. Ia baru mulai, baru benar-benar memulai.

"Kau tidak bisa menjilat kata-katamu sendiri, Ezell."

"Aku berubah pikiran di detik terakhir. Kau hidup lebih berguna daripada kau mati."

"Jangan gunakan aku untuk menyiksa orangtuaku!"

"Aku bisa menggunakan cara lain untuk menyiksa mereka tapi aku hanya bisa menggunakan mereka untuk menyiksamu. Hidupmu adalah kehidupan orangtuamu, kau mati maka orangtuamu juga mati. Itu peraturannya sekarang." Ezell merubah peraturan mainnya di detik terakhir. Jika Qiandra mati sekarang itu tak akan menyenangkan. Ia akan membuat Qiandra melihat orangtuanya hancur, setelahnya ia akan membuat Qiandra ikut hancur.

"Kau bisa lakukan apapun padaku, tapi aku akan melakukan apapun untuk melindungi orangtuaku. Dengar, Ezell, aku tak seperti yang kau pikirkan. Demi Tuhan, aku bisa kehilangan rasa simpatiku jika kau terus menguji kesabaranku."

"Untuk orang yang memiliki kelemahan tak bisa menjadi lawanku, Qiandra. Selama kau takut orangtuamu terluka maka kau tak akan bisa melawanku. Ah, aku tertarik seperti apa kau jika bukan seperti yang aku pikirkan." Ezell menatap Qiandra meremehkan, setelahnya ia pergi melangkah meninggalkan Qiandra.

Ezell akan tetap pada rencananya. Ia akan menghancurkan perusahaan yang dibangun susah payah oleh ayahnya. Kesuksesan itulah yang membuat sang ayah melupakan ibunya. Ketika ayahnya berada dalam kemiskinan, hanya ibunya yang berdiri di sebelahnya dan ketika ia kaya ia lupa siapa yang telah menemaninya hingga ke titik itu. Ezell akan mengembalikan ayahnya ke titik awal. Ia akan melihat sejauh mana ibu Qiandra bertahan dengan ayahnya.

tbc

Bab berikutnya