"ibu...ibu...bangunlah" di sudut dalam kamar mewah nan elegan itu meringkuk seorang wanita dilantai, menjerit jerit dalam kegelapan malam, dengan wajah yg penuh peluh dan suara yg mulai serak terdengar samar samar dalam hening malam. "ibu bangunlah...aku mohon jangan tinggalkan aku" sekali lagi suara itu terdengar namun kali ini wanita itu segera terbangun dari mimpi buruknya......
Disudut kamar berdiri seorang wanita yg hanya mengenakan baju piyama tidur berwarna putih tanpa mengenakan alas kaki menatap keluar jendela. berdiri diam seperti itu bagi siapapun yg melihatnya akan menimbulkan perasaan takut dalam dirinya jangankan untuk bersuara mungkin untuk bernapas saja tidak akan mampu.
kringgg....kringgg...kringggg.....terdengar suara telepon berbunyi dari atas meja. langkahnya yg perlahan mulai mendekati telepon yg sedang berdering itu. "halo..." terdengar suara seorang wanita separuh baya di ujung telepon itu. A hana hanya mendengar dengan diam sampai orang yg menelepon berhenti berbicara. "bibi tolong katakan pada A hao untuk menunggu sedikit lebih lama lagi" setelah mengatakan seperti itu A hana meletakkan telepon itu dan meraih botol anggur hitam di atas meja itu. "anggur hitam ini rasanya manis" sebuah senyum menungging disudut bibirnya. dengan perawakan setengah blasteran menambah nilai kecantikan di atas rata rata milik A hana, matanya yg besar dan berwarna abu abu terlihat sangat indah dengan bibir seperti buah chery yg kemerah merahan membuatnya benar benar terlihat seperti seorang dewi dari khayangan. A hana mengingat masanya yg dulu saat ia masih sangat muda ia begitu naif, ia mempercayai semua yg nampak di matanya adalah hal yg baik bahkan ketika seseorang menyakitinya ia masih tetap akan memaafkannya. ia bergumam " kau terlalu baik A hana untuk itulah kau di tindas".