webnovel

CHAPTER 34

Mentari yang menyapa dengan harapan barunya,

kehangatan sinarnya dari balik gorden kamar seolah berbisik menyampaikan pesan 

  'selamat pagi, Freya !'

diatas ranjangnya, Freya menggeliat lalu meregangkan otot-otot nya. menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. lalu matanya melirik ponsel yang tergeletak begitu saja diatas kasur dan meraihnya.

" Ah, menyebalkan !! sama sekali Kevan tidak menghubungi ku. apa sesibuk itu pekerjaannya sampai melupakan istrinya? "

gumamnya.

Lalu ia bergegas ke kamar mandi karena harus siap-siap berangkat ke kantor bersama James dan Larry.

" Morning, sayang. ayo cepatlah sarapan !!"

sapa Shofi ketika melihat Freya sudah rapi dengan stelan kantornya menuruni tangga.

dimeja makan nampak sudah ada James dan Larry sedang melahap sandwich.

Freya pun menarik kursinya untuk duduk disebelah James. Shofi mengambilkan sandwich keatas piring putrinya itu.

" kamu ini sudah menikah, masa masih minta dilayani mama mu."

ucap Larry.

Freya mencibir.

" sudahlah Larry. anakku sudah jarang berkunjung kesini sejak menikah. jadi aku kangen untuk memanjakannya."

ucap Shofi membela.

mendengar itu Larry terdiam, dan James malah tersenyum sambil mengusap kepala Freya sekali.

Freya pun langsung menyantap sandwich buatan Shofi dengan lahapnya. namun baru saja gigitan ketiga, tiba-tiba perutnya merasakan tidak enak. rasanya seperti diaduk-aduk dan hendak mengeluarkan isi perutnya yang sudah berada diujung tenggorokan.

Freya pun langsung berlari ke arah wastafel didekat pintu menuju ke dapur.

' huwee...huwee..'

Freya mengeluarkan semua isi yang ada didalam perutnya.

melihat itu Shofi, James dan Larry terkejut dan langsung menghampiri Freya.

" hey, kamu kenapa sayang ? "

tanya Shofi panik sambil memijat-mijat tengkuk leher Freya.

" gak tau nih, ma. tiba-tiba aku merasa mual."

jawab Freya sambil membersihkan mulutnya dengan air.

" sebaiknya kamu istirahat saja. tidak usah kekantor dulu."

ucap Larry sambil menyodorkan tisu padanya.

" apa mau papa panggilkan dokter? "

tanya James.

" tidak, pa. ini hanya masuk angin saja. istirahat sebentar paling nanti sudah membaik."

balas Freya yang menolak permintaan James.

akhirnya Freya tidak jadi berangkat ke kantor hari ini. ia kembali naik ke kamarnya karena mendadak setelah muntah tadi, kepalanya jadi pusing dan badan rasanya lemas tidak bersemangat.

" Fre, apa kamu sedang hamil ?"

tanya Shofi curiga sambil menaikan selimut ke dada Freya.

" tidak lah, ma."

jawab Freya santai.

" lho, ya mungkin saja kan. kalian sudah menikah. apa mama panggilkan dokter Daniel saja ya. ia kan dokter kandungan."

" tidak usah, ma. aku hanya butuh istirahat saja."

ucap Freya sambil memijat-mijat keningnya.

" baiklah, terserah kamu saja. tapi jika nanti sore kondisimu masih seperti ini, mau tidak mau mama panggilkan dokter Daniel kemari. sekarang istirahatlah. mama keluar dulu."

jawab Shofi sambil melangkah keluar kamar.

Freya memejamkan matanya, tiba-tiba dalam benak nya malah teringat kata-kata Shofi barusan.

" apa betul aku sedang hamil ?", gumamnya.

lalu ia langsung beranjak dan melihat kalender diponselnya.

" shit ! ternyata sudah telat enam hari. kenapa aku tidak menyadarinya ?"

umpat Freya sambil menyugar rambut panjangnya kebelakang.

Freya memang belum mau hamil dulu, karena ia merasa belum siap. ia hanya ingin puas dulu bekerja dan berkarir.

Tiba-tiba Freya merasa perutnya terasa seperti diaduk-aduk lagi. ia pun langsung berlari menuju kamar mandi dan muntah-muntah. namun kali ini muntahnya hanya mengeluarkan cairan dan gas saja.

lalu Freya kembali menuju ranjangnya dengan perpegangan pada dinding karena badannya yang terasa lemas tak berenergi.

ia pun mencoba memejamkan mata diatas ranjangnya dan akhirnya tertidur.

***

malam itu Kevan datang hendak menjemput Freya dirumah James dan Shofi.

" Sudah pulang, Kev? gimana masalahnya sudah beres dirumah sakit Limerick ?"

tanya James.

" sudah, Pa."

ucapnya terpaksa bohong.

James mengangguk-angguk.

" baiklah, Freya ada dikamarnya. hari ini dia seharian dirumah tidak kekantor."

ucap James.

" Freya sakit, Kev."

sambung Shofi yang baru datang dari arah kamarnya.

" sakit kenapa, Ma ? apa sudah ke dokter ?"

tanya Kevan langsung panik.

" Freya tidak mau dipanggilkan dokter. katanya hanya butuh istirahat saja. naiklah ke kamarnya, Kev !! barangkali kalau kau bujuk, dia mau melakukannya."

pinta James.

Kevan pun dengan langkah cepat menaiki anak tangga menuju kamar istrinya.

dibukalah pintu kamarnya perlahan, dan benar saja nampak istrinya sedang tidur sambil memeluk boneka anjing.

Kevan mendekati lalu mencium kening istrinya. Freya yang menyadari ciuman itu langsung membuka matanya.

" Kevan... kamu udah datang ?"

ucap Freya bangkit dari tidurnya.

" iya. apa kau baik-baik saja ? tadi mama Shofi bilang kamu sakit."

tanya Kevan khawatir lalu memegang kening Freya dengan bahu tangannya.

" gak demam kan, dokter ? kata siapa aku sakit. mereka terlalu berlebihan."

jawab Freya.

Kevan tersenyum dan langsung mencium bibir istrinya dengan lembut. Freya membalas ciumannya beberapa saat sampai keduanya terhenti karena kehabisan nafas.

" lanjutkan di rumah aja ya... aku menginginkannya."

pinta Kevan sambil mengecup kening Freya.

Freya hanya tersenyum malu dengan pipi yang merona.

akhirnya mereka berpamitan kepada James dan Shofi untuk pulang malam itu juga.

" ingat jaga kondisi mu ya, Sayang."

ucap Shofi sambil memeluk putri tercintanya itu.

" Jaga anakku, Kevan. jangan pernah kau sakiti dia."

ucap James sambil menepuk bahu Kevan yang membuat Kevan teringat masalah yang sedang ia hadapi saat ini.

masalah yang pada akhirnya suatu saat nanti akan menyakiti Freya.

***

Freya langsung merebahkan badannya ke atas ranjangnya. sementara Kevan langsung membersihkan dirinya dikamar mandi.

tak lama kemudian Kevan keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang dililitnya dipinggang.

lalu Kevan mendekati Freya yang tengah berbaring sambil memainkan ponselnya.

" apa badanmu sudah enakkan ?"

tanya Kevan.

Freya sekilas melirik Kevan lalu fokus lagi ke ponselnya.

" hhmm... emang kenapa ? minta jatah ?"

ucap Freya seakan sudah tau apa maksud pertanyaan Kevan barusan.

Kevan tersenyum miring lalu merampas ponsel Freya dan menyimpannya diatas nakas. tak perlu menunggu lama Kevan langsung menindih lalu mencium leher jenjang milik istrinya, menjalar naik ke bibir dan melumat lembut. Freya pun membalas pagutannya dengan penuh kenikmatan. disisi lain tangan Kevan sudah aktif bergerilya menjelajahi area sensitif istrinya dengan liar. terdengar suara erangan Freya yang membuat Kevan semakin semangat. " aahhg...kevaan."

dan mereka pun hanyut bersama, menghabiskan sisa malamnya untuk menyatukan cinta keduanya.

Bab berikutnya