Mark berlari mengejar Dyani yang tak mau berhenti. Gadis itu masih saja berlari sambil menangis. Mark semakin khawatir saat gadis itu hendak menyebrang jalan tapi tak melihat situasi. Benar saja sebuah klason panjang membuyarkan pikiran Dyani. Gadis itu berdiri terpaku saat sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Tiba-tiba saja dia merasa sesuatu yang sangat kuat menarik pinggangnya kebelakang sehingga mereka terjatuh cukup keras. Tapi gadis itu tak merasakan sakit sedikitpun. Dia terjatuh di sesuatu yang cukup empuk sampai akhirnya dia mendengar suara rintihan karena sakit. Dyani buru-buru berdiri dan melihat Mark yang tidur telentang di bawahnya.
"Ya Ampun Mark..., Apa yang kau lakukan di situ? " Tanyanya heran. Mark hanya menatap gadis itu geram. Akhir Dyani tersadar dengan apa yang terjadi dan segera menolong Mark agar duduk sementara pria itu masih mengusap usap kepalanya.
"Maksudku..., Apa kamu tidak apa apa? " Tanyanya malu.
"Kalau kamu seperti ini terus, kau bisa membuhuhku! " Kata Mark kesal dan Dyani yang segera menutup mulut Mark sambil melotot kaget.
"Jangan katakan itu! Aku tak ingin sesuatu terjadi padamu! " Katanya dengan tatapan cemas. Mark tersenyum lembut menatap paras gadisnya itu. Perkataan itu terdengar sangat indah sehingga rasa sakit Mark sirna seketika.
"Makanya, jangan kabur lagi. Aku sering mengatakan. Jangan pernah pergi sebelum masalah selesai. Kamu harus mendengarkan semuanya terlebih dahulu. Jika lari dari masalah, masalah itu akan semakin berlarut larut. Bukannya akan selesai dengan sendirinya.! " Kata Mark sambil mengusap lembut kepala Dyani.
"Tolong bantu aku berdiri! pantatku terasa sakit! " Katanya sambil meringis. Dyani berusaha mengangkat tubuh Mark, dan mendudukkannya di bangku pinggir jalan itu.
"Apa masih sakit? " Tanya Dyani khawatir.
"Mungkin sebuah ciuman akan menghilangkan rasa sakitku! " Jawab Mark sambil mendekatkan wajahnya. Dyani segera menjauhkan wajahnya dari wajah Mark. Wajahnya tampak merah meskipun hanya diterangi oleh lampu yang ada di atas tempat duduk itu.
"Sayang..., Aku serius! Berikan aku sebuah ciuman! " Kata Mark memelas. Meskipun dia yakin 100% gadis itu tak akan mau melakukannya. Dyani tak pernah mau melakukannya terlebih dahulu. Apalagi di tempat umum seperti ini. Meskipun hal itu wajar di sana, tapi gadis itu masih membawa kebiasaannya di Indonesia.
Tapi tanpa di duga, Dyani malah mengecup lembut pipi Mark, meskipun singkat, Mark hampir saja tak percaya dengan perlakuan gadisnya itu.
"Itu tak bisa di hitung sebagai ciuman! Di sini!" Kata Mark Usil sambil menunjuk bibir seksinya. Dyani tampak kesal dan hendak berdiri tapi Mark segera menarik lengannya sambil tertawa.
"Aku hanya bercanda, jangan marah! Aku akan mengahrgai keputusanmu dan tak akan melakukannya di tempat umum. Tapi aku tak janji jika dalam ruangan. !" Kata Mark tersenyum usil. Dyani hanya cemberut. Karena dia tau itu, Mark sudah beberapa kali mencium bibirnya jika mereka hanya berdua saja meskipun Dyani selalu menghindar.
"Sayang..., Mereka tidak membuangmu! Mereka kehilanganmu! " Kata Mark ketika melihat Dyani sudah sedikit tenang. Dyani menatap Mark kaget.
"Bagaimana kamu tau? " Tanya Gadis itu penasaran.
Mereka tadi ke apartemen. Karena kamu tak ada di sana, Akhirnya mereka menemuiku dan menceritakan semuanya. Apa kamu mau mendengarkannya? " Tanya Mark penuh harap. Dia berharap agar gadis itu mau mendengarkannya.
"Iya, Aku mau! " Jawab Dyani penuh minat.
Mark mulai bercerita tentang kisah percintaan orang tua Dyani.
Mulai dari Ibu Dyani yang awalnya penyanyi disebuah clup malam. Dyani kaget mengetahui hal itu. Melihat itu, Mark menjelaskan semuanya. "Jangan Khawatir, meskipun bekerja di sana, Ibumu tak membiarkan seorang pria pun menyentuhnya. Ayahmu bilang, beliau yang mendapatkan virgin Ibumu, sama seperti aku yang mendapatkan mu! "Bisik Mark pada Dyani yang membuat gadis itu melotot kesal sambil memukul pundak Mark dengan keras.
"Kau memaksaku! " Kata Dyani kesal. Mark hanya tertawa. "Aku tak menyesalinya" sambungnya lagi sambil tertawa.
Dyani semakin kesal karena perkataan vulgar Mark. "Tapi iti dosa! " Katanya kesal.
"Sayang..., waktu itu aku masih belum paham! Jadi itu rejeki! " Jawabnya santai sehingga membuat Dyani menatapnya kesal.
"Iya iya, baik maafkan aku! Aku akan melanjutkan ceritaku! " Jawab Mark ketika melihat wajah garang gadis itu.
Lalu Mark melanjutkan ceritanya. Dia menceritakan tentang ayah Dyani yang tak pernah kembali setelah keberangkatan ke negaranya. Hal itu karena Ayah Dyani entah kenapa bisa melupakan istrinya yang tengah hamil muda, entah apa yang dillakukan oleh ibu tirinya padanya, dan baru mengingatnya kembali setelah enam tahun berlalu.
Mark juga menceritakan Dyani yang di culik saat dia berusia dua bulan, tak hanya itu, Ibunya yang bernama Marhta selalu mendapat ancaman sehingga beliau akhirnya pergi dari tempat itu dan mengganti namanya dengan Ruth.
Mark menceritakan semua yang di dengarnya dari Tuan Yusuf saat berkunjung ke Apartemennya tadi. Dyani tampak sedih mendengar cerita Mark.
"Jadi..., sayang, sebenarnya ibumu sangat menderita. Beliau kehilangan suami dan putrinya. Jangan tambah lagi kesedihan Ibumu dengan tingkahmu itu. Kamu mau menemui mereka bukan? "
"Iya! " Kata Dyani sambil terisak. Dia tak sanggup lagi untuk berkata banyak. Melihat itu Mark segera memeluknya dan menghapus air matanya. Jika bukan dalam situasi ini, jangan harap gadis itu akan mau dipeluk di tempat umum. Mumpung lagi sedih, Mark bisa memanfaatkan situasi ini. Tak berapa lama kemudian, Dyani tersadar dan segera mendorong tubuh kekar pemuda itu. Mark terkekeh geli dan melepas pelukannya.
"Kau mengambil kesempatan! " gerutu Dyani sambil memukul bahu pemuda itu.
Dari kejauhan, sepasang mata memperhatihan mereka dengan tatapan pedih. " Andai saja aku tak membuang kesempatan itu, Pasti aku di sana yang akan menenagkanmu! " Gumamnya lirih sambil meninggalkan tempat itu.
Sementara itu, Mark masih terus menggoda Dyani, agar gadis itu tak lagi bersedih sebelum mereka menemui kedua orangtua kandung gadis itu.
"Mark...,! "
"Ya? "
"Terimakasih untuk semuanya. Aku benar-benar beruntung bisa mengenalmu! " Kata Dyani sambil menatap lembut pemuda itu.
"Jangan bilang itu! Aku takut kamu berkata seperti itu. Seperti kamu akan pergi jauh dan meninggalkanku! " Wajah Mark sangat cemas. Dia benar - benar merasa khawatir saat ini. Dia tak akan sanggup jika harus berada jauh kekasihnya itu.
"Aku tak akan pergi meninggalkanmu! " Kata Dyani yang tiba-tiba saja memeluk pinggang Mark. Mark kaget dan tersenyum bahagia.
"Kamu gak malu lagi peluk-peluk aku di tempat umum? " Tanya Mark jahil sehingga gadis itu segera melepaskan pelukan mereka dengan wajah merah merona.
"Kenapa? " Tanya Mark polos
"Aku khilaf! " Jawab Dyani cemberut. Yang membuat Mark tertawa lepas.
"Ku harap kau akan sering khilaf! " Gumam Mark yang masih bisa di dengar oleh gadis itu dengan jelas.
Karena Dyani masih kesal dengan perkataan nya, akhirnya Mark berkata. "Ayo kita temui orang tua mu! "
Ada yang kasihan sama Julian ga?
Aku terlalu ga tega misahin Dyani ama Mark.
Di Volume 2, Aku akan menceritakan kisah percintaan Julian Ya!
Mudah mudahan sobat pembaca bersedia juga membacanya.
Meskipun aku ga bisa up setiap hari seperti novelku yang lalu.
ku harap sobat pembaca mau berlapang dada dengan novelku ini yang jarang up.
terimakasih banyak atas waktunya membaca tulisan ini...!