webnovel

Collapse

Dengan kesadaran yang sudah tak lagi penuh, Chaewon menggapai ponselnya lalu menekan angka 1 yang mana telah ia simpan sebagai nomor telepon darurat 911. Tanpa melihat kembali layar ponselnya, Chaewon menaruh ponsel itu ke telinganya.

Nada sambung terdengar 3 kali sebelum terjawab "ambulans..tolong...aku membutuhkan ambulans" ucap Chaewon terengah, matanya telah sepenuhnya terpejam. Sungguh tubuhnya terasa amat lemas, suhu tubuhnya sangat tinggi dan kepalanya sangat pening.

"...kau di mana?" Suara itu terdengar familiar.

"Haah..aku ada di Pearl Apartement...Summer street no 46, Manhattan. Nomor residens 1107" suaranya dengan sulit ia keluarkan, "kumohon cepatlah..sebelum aku..." Chaewon pun kehilangan kesadaran sepenuhnya.

"Chaewon! Yoon Chaewon!" Teriak orang dari seberang telepon.

Kyuhyun POV

Kyuhyun baru saja selesai melaksanakan rapat bersama direktur saat ia mendapati ponselnya bergetar. Kyuhyun memandangi nama id penelepon yang tertera di layar ponselnya, keningnya berkerut 'ada apa ia menelepon?' pikirnya.

Setelah beberapa detik ia menimbang-nimbang akhirnya Kyuhyun menjawab.

"ambulans..tolong...aku membutuhkan ambulans"

Kyuhyun terkejut, suaranya terdengar seperti sedang kesulitan bernafas 'apa yang terjadi?'

"Kau di mana?" nadanya cemas.

"Haah..aku ada di Pearl Apartement...Summer street no 46, Manhattan..nomor residens 1107"

"kumohon cepatlah..sebelum aku..." Suara Chaewon terputus, Kyuhyun mulai panik "Chaewon! Yoon Chaewon!" Teriaknya.

Kyuhyun menelepon petugas apartemen, memberitahukan keadaan Chaewon dan juga meminta mereka membawanya ke rumah sakit. Dia berlari menuju parkiran mobil dan dengan kecepatan tinggi pergi ke bandara tanpa memberitahu siapapun.

Lucas menelepon Kyuhyun mencari keberadaannya "aku sedang berada di bandara, aku akan kembali ke New York sekarang juga"

"Tapi saya belum memberitahu pilot bahwa anda akan berangkat"

"Cepat beritahu mereka" tuntut Kyuhyun

"Baik, kemungkinan anda harus menunggu-"

"Kau tau aku tidak suka menunggu" tekan Kyuhyun

"Baik, maafkan saya" Lucas menutup panggilannya.

Kyuhyun berjalan mondar-mandir di dalam lounge, ia tidak tenang. Kyuhyun kembali menghubungi petugas apartemen, mereka bilang bahwa petugas ambulans baru saja datang. Kyuhyun ingin dia berada di samping Chaewon untuk memberikan informasi terbaru mengenai keadaan Chaewon.

Lucas menyusul Kyuhyun ke bandara "Presdir dalam 30 menit lagi anda bisa lepas landas" infonya.

"Tidakkah kau bisa lebih cepat lagi?!" Seru Kyuhyun

"Maaf presdir, saya sudah sebisa mungkin mempersingkat waktu"

"ARGGHH!" Kyuhyun menjambak rambutnya lalu melempar apapun yang ada di depan matanya.

Lucas membelalakan matanya terkejut melihat kelakuan Kyuhyun 'ada apa gerangan?' batinnya.

Kyuhyun mencoba mengatur nafasnya "berikan aku sesuatu" perintahnya, sambil menopangkan kedua tangannya pada jendela.

Lucas mengambil sebotol bir dingin dan memberikannya pada Kyuhyun. Kyuhyun menghabiskannya dalam beberapa teguk "Sudah berapa menit berlalu?"

"Baru 3 menit presdir"

"F*CK"

+++++

Petugas ambulans mengecek keadaan Chaewon dari tekanan darah, suhu tubuh dan data-data yang bersangkutan. Perawat membersihkan aliran darah yang mengalir dari hidung Chaewon dan membawanya ke rumah sakit.

"Apakah anda sedang jam malam, dok?" Sapa perawat saat seorang pria berperawakan tinggi dengan rambut coklat mahogany-nya menghampiri meja perawat sambil menuliskan sesuatu di papan chart.

"Ya" ucapnya seraya tersenyum, senyumanya membuat jantung ketiga suster yang berjaga di balik meja tersebut berdetak tak karuan.

Di saat itulah para petugas ambulans membawa pasien ke ruang UGD, "aku permisi" pamit sang dokter sambil berlari menuju ruang UGD.

"Apa yang terjadi?" ujarnya saat menghampiri petugas.

"Wanita ini mengalami demam yang sangat tinggi hingga hilang kesadaran, epistaksis juga sempat terjadi tetapi kini sudah terhenti" jawab perawat (epistaksis: mimisan)

Dokter itu memperhatikan wanita yang terbaring tak berdaya itu, dia masih dapat melihat sisa-sisa peluh yang membasahi rambut yang membingkai wajahnya. Di kening dan lehernya terdapat plester penurun panas, "Berapa suhu tubuhnya?"

"39.8°C" jawab sang perawat sambil menarik tirai untuk memberikan mereka privasi.

"Bagaimana dengan tekanan darahnya?" Dia kembali bertanya seraya menyentuh pergelangan tangan Chaewon dan melihat ke arah jam tangannya, menghitung denyut nadi.

"50/70"

"Sangat rendah, nadinya juga lemah." Dia mengalihkan pandangannya dari jam Rolex di pergelangan tangannya dan menyadari sesuatu, "apakah ia sedang hamil?"

"Sepertinya begitu, dok"

"Saat ini sebaiknya berikan dia paracetamol untuk menurunkan demamnya. Setelah itu kita bisa lakukan tes darah dan ganti pakaiannya juga"

"Baik, dok"

"Di mana walinya?"

"Ia sedang menunggu di ruang tunggu"

Sang dokter mengerti dan pergi menemui wali dari pasien tersebut "Malam, perkenalkan saya Dr. Randall. Apakah anda wali dari pasien yang dibawa oleh ambulans tadi?" sapanya.

"Bukan, dok. Saya hanya seorang manajer apartement. Saya diberitahu oleh salah seorang tenant apartement kami bahwa ada seorang wanita yang sedang dalam keadaan gawat dan menyuruh kami untuk membawanya ke rumah sakit"

"Boleh saya tahu siapa tenant yang menghubungi anda?"

"Tuan Cho Kyuhyun"

'Ah..' akunya dalam hati, "bisakah anda menghubunginya? Karena kami harus mengurus administrasi pasien tersebut"

Sang manajer mengerti dan langsung menghubungi Kyuhyun. Setelah terhubung dan memberikan konfirmasi bahwa ia sudah sampai di rumah sakit, manajer memberikan telepon itu kepada Dr. Randall.

"Just a minute" Dr. Randall menjauh dari manajer dan mulai berbicara.

"Halo?" Kyuhyun buka suara

"Kyu, it's me"

"Aaron?"

"Hm"

"Thanks god, it's you. Bagaimana keadaannya?"

"Biar ku tebak, wanita itu bernama Yoon Chaewon. Wanita menjengkelkan yang membuatmu untuk terus bersamanya dan sedang mengandung anakmu, benar?" ledeknya.

"Berhentilah bercanda, katakan padaku bagaimana keadaannya?" Tuntut Kyuhyun.

"Keadaannya kacau, tetapi hal itu tidak bisa menutupi kecantikannya" ucapnya seraya tersenyum.

Kyuhyun mengutuk dari balik nafasnya. Aaron tertawa renyah, "untuk saat ini kami berusaha untuk menurunkan demamnya. Kami harus melakukan tes darah untuk mengetahui penyebabnya. Kau sedang berada di mana sekarang?"

"Aku sedang dalam perjalanan menuju New York dari Vegas"

"Hm, berarti kau masih cukup lama untuk sampai ke rumah sakit. Bisa kau beritahu informasi mengenai wanita itu? Aku harus mengurus administrasinya"

Kyuhyun memberitahu informasi yang sekiranya diperlukan untuk mengisi formulir administrasi, "aku serahkan padamu"

"Benarkah? Kau akan menyerahkan'nya' padaku? How unexpected" dia kembali menggoda.

Kyuhyun menggeram, lihat saja nanti bila dirinya sampai di rumah sakit nanti ia akan benar-benar memberikan tinju penuh kasih buat sahabatnya itu "aku heran kenapa idiot sepertimu bisa jadi dokter? Kau menyogok ya"

Aaron menahan tawanya "i know right"

Aaron selesai menginput formulir Chaewon dan mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya "terima kasih, Tuan Cho berkata bahwa anda boleh kembali, aku akan bertanggung jawab atas pasien dan menunggu kedatangan Tuan Cho"

Sang manajer berterima kasih sekaligus pamit. Sepeninggal manajer Aaron kembali ke ruang UGD dan melihat kondisi Chaewon terlihat lebih baik, pakaiannya telah diganti dengan seragam rumah sakit, kini tinggal menyiapkan kepindahan Chaewon ke ruang VVIP.

"Terima kasih" ucapnya kepada para perawat yang membantunya.

Mereka pamit setelah memasangkan infus dan kembali mengecek suhu tubuh Chaewon. Syukurlah suhu tubuhnya sudah mulai turun walau masih berada di angka 38.7°C. Tak lupa Aaron juga meminta mereka untuk mengambil sampel darah Chaewon yang akan digunakan untuk tes darah.

Aaron masih berdiri di sana, sendirian bersama Chaewon. Dia menatap lemat wanita yang terbaring lemah itu dan berfikir, Chaewon memang bukan tipe wanita yang selalu ia lihat berada di dekat Kyuhyun, mungkin lebih simpelnya dia bukanlah tipe Kyuhyun. Tetapi dia berhasil membuat Kyuhyun menjadi seperti ini, membuat Kyuhyun ingin memonopoli dirinya.

Apakah benar karena bayi ini? Bahkan dirinya pun meragukan hal tersebut. Kyuhyun terlalu egois untuk tidak ingin menyadari perasaannya sendiri.

Setelah puas mengamati wajah Chaewon, Aaron pergi dari ruangan tersebut untuk mengecek hasil tes darah Chaewon. Selang beberapa waktu kemudian, kesadaran Chaewon mulai pulih dan rasa mual meninju kerongkongannya. Chaewon buru-buru menutup mulutnya dan mencoba untuk turun menuju kamar mandi. Namun ternyata kakinya belum sepenuhnya kuat untuk menahan bobot tubuhnya.

Chaewon terjatuh dan seluruh isi perut yang ia tahan akhirnya berceceran di lantai dan mengotori pakaian beserta wajah dan rambutnya. Chaewon tidak peduli lagi dengan keadaan itu, kini dirinya tengah meringis kesakitan sembari memegangi perut bagian bawahnya.

Bab berikutnya