webnovel

Your Kiss Is Too Rough For My Lips

Kyuhyun mengetuk pintu lalu masuk ke dalam kamar Chaewon "ya, terima kasih Alice" ujar Chaewon menutup teleponnya.

Chaewon hanya menatap Kyuhyun yang masuk ke dalam kamarnya dan membaringkan tubuhnya dengan kepala di pangkuan Chaewon. Untuk kali ini ia tidak protes, mungkin saja Kyuhyun ingin bercerita kepadanya.

"Yoon Chaewon, apa kau mengindam?" ujar Kyuhyun

Chaewon berpikir sebentar kemudian menjawab "tidak"

"ya, karena aku yang merasakannya" timpal Kyuhyun, Chaewon hanya menatap Kyuhyun tak tertarik.

"apa kau merasakan mual, seperti ibu hamil lainnya?" Kyuhyun kembali menanyakan.

"ya" Chaewon masih meladeni pertanyaan-pertanyaan Kyuhyun yang entah apa tujuannya.

"begitu pula aku" kini Kyuhyun membalikkan kepalanya menghadap Chaewon, "aku juga merasakan apa yang kau rasakan. Rasa mual yang tak menentu itu sangat menyiksa" cibir Kyuhyun.

Chaewon masih memasang ekspresi tidak tertariknya, merasa tak ditanggapi Kyuhyun bangkit terduduk "kau tau, hal ini sangat menyiksaku. Entah sejak kapan aku selalu merasa ada dorongan kuat untuk melihatmu, dekat denganmu, menyentuhmu dan membuatmu jadi milikku.." seru Kyuhyun.

"…hal logis yang dapat menjelaskan dorongan ini adalah si jabang bayi. Aku mengidam untuk selalu bersamamu, mungkin lebih tepatnya bersama anakku" lanjutnya.

"kau yakin itu bukan nalurimu?" sambut Chaewon sedikit malas

"kau tidak percaya? Seorang dokter yang mengatakan hal ini padaku" Kyuhyun kembali berseru tak terima. Chaewon hanya memandangi Kyuhyun dengan tangannya yang telah terlipat di dadanya.

Merasa diremehkan Kyuhyun akhirnya menelepon Aaron, "halo? Dr. Randall, bisakah kau jelaskan pada Chaewon apa yang kau jelaskan padaku?" ujar Kyuhyun saat Aaron menjawab teleponnya, ia memanggil gelar dokter Aaron agar Chaewon mempercayainya.

Kyuhyun pun memberikan ponselnya pada Chaewon agar Aaron yang menjelaskan padanya. Chaewon mendengarkan dengan sedikit enggan, lama ia mendengarkan tak ada perubahan dalam ekspresinya, masih tenang tak terbaca.

"Ya. Terima kasih, dok. Selamat malam" Chaewon kembali mengembalikan ponsel Kyuhyun, dan Kyuhyun langsung mematikan sambungannya, tak memberi kesempatan Aaron untuk bercakap dengannya.

"kau percaya sekarang?" ada secercah kegembiraan di pancaran mata Kyuhyun, Chaewon hanya memberikan tatapan menuduh. Merasa dirinya menang, tanpa terasa ujung bibir Kyuhyun sedikit terangkat namun dalam hatinya ia tersenyum lebar.

"bolehkah aku meminta sesuatu darimu?" pinta Kyuhyun.

Belum mendapatkan jawaban dari Chaewon, Kyuhyun telah terlebih dahulu menyambar bibir Chaewon. Berbeda dengan sebelumnya, ciumannya kini lebih dalam. Jemari Kyuhyun menelusup ke tengkuk Chaewon untuk memperdalam pagutan bibirnya. Chaewon hanya terdiam memandangi wajah Kyuhyun yang berada sangat dekat tanpa berencana untuk membalasnya. Kyuhyun menyesap bibirnya sangat kuat sampai-sampai ia mengeluarkan ringisan, Kyuhyun tersenyum di sela-sela ciumannya dan mengakhiri dengan gigitan di bibir Chaewon.

Kyuhyun menatap dalam sepasang mata di hadapannya, sedangkan subjek yang ditatap menatapnya dengan tatapan membunuh, bibirnya terasa nyeri.

"terlalu kasar, bibirku bukanlah karet ban" protesnya.

Kyuhyun tersenyum lebar kemudian mengecup kening, kedua kelopak mata, hidung, pipi dan terakhir kembali pada bibir Chaewon, kali ini sangat lembut.

"aku mau tidur" ucap Chaewon saat Kyuhyun menjauhkan wajahnya, ia langsung membaringkan tubuhnya memunggungi Kyuhyun dan menarik selimut menutupi tubuhnya, sebelum Kyuhyun kembali menyerangnya.

Ya, hari ini dirinya harus merasa cukup, Kyuhyun meyakinkan dirinya. Ia pun turun dari tempat tidur untuk membersikan diri dan berganti pakaian tidur, kemudian menyusul Chaewon ke alam tidur.

Bab berikutnya