Sudah satu jam keluarga Jiang menunggu mempelai pria di aula pernikahan, tetapi sang pengantin pria direktur Pei tidak kunjung datang.
Jerry berusaha menghubungi direktur Pei, tentu saja kali ini dia tidak ingin kehilangan tambang emasnya lagi. Dia sudah kehilangan proyek pembangunan hotel dari perusahaan Lianxi Grup, kali ini dia tidak ingin melepaskan lagi tanah dikota S yang dijanjikan direktur Pei jika ia menikahkan sang direktur dengan salah putrinya yang cantik.
" Hallo... Tuan Pei, Kenapa anda belum tiba. kami sudah menunggu sangat lama" ucap Jerry.
" Dasar gila! Kau hampir saja membuat aku mati, sekarang kau masih ingin aku menikahi putrimu! Aku tidak sudi! cari saja orang lain" ucap Pei Hu mematikan telepon.
"Apa maksudmu! Hallo...Hallo" teriak Jerry.
Jerry yang begitu marah menggebrak meja didekatnya. Tara mendekati Jerry untuk mengetahui apa yang terjadi.
" Papa! Apa yang terjadi? apa ada masalah?" ucap Tara.
" Sial! Ada yang orang yang mengacaukan rencana kita" ucap Jerry.
Tara menggerakkan gigi, siapa orang yang berani-beraninya mengganggu rencananya.
Ditengah-tengah keributan di tempat pesta pernikahan Tiara. Tiba-tiba serombongan mobil datang dan berhenti di tempat itu. Tiba-tiba datang 5 buah mobil mewah berhenti di tempat itu. keluarlah seorang laki-laki dengan memakai setelan jas yang rapi dari dalam mobil di barisan paling depan.
semua mata perpana melihat penampilan dan ketampanannya. laki-laki itu dan para bodyguardnya berjalan menuju arah pengantin wanita. " Kelinci kecil...Apa kau sudah lama menungguku" bisik Yohan ditelinga Tiara.
Tiara yang tercengang dan tidak mengedipkan mata, ia masih belum mengerti dengan apa yang terjadi sebenarnya. Mengapa malah Yohan yang datang bukan si tua Pei Hu.
" Apa kau begitu terpesona dengan ketampananku hingga tidak mampu lagi bicara?" Kata Yohan dengan percaya diri.
" Dasar brengsek! Aku tidak akan pernah terpesona olehmu" Tiara marah dan wajahnya cemberut.
"Oh ya" ucap Yohan.
Yohan dengan cepat mengendong tubuh Tiara dan berjalan meninggalkan tempat itu.
" Turunkan aku! Brengsek cepat turunkan aku!" teriak Tiara memukuli Yohan.
Yohan memberikan isyarat kepada para bodyguardnya untuk membereskan semuanya.
" Hey...kau wanita, sebaik-baiknya kau diam atau aku akan melakukan sesuatu yang lebih dari ini" ucap Yohan.
Tiara langsung menurut seperti kelinci yang berada didepan singa yang siap menyantapnya. Laki-laki yang ada bersama ini sangat berbahaya, dia bisa melakukan apa saja yang dia inginkan dengan mudah.
" Bagus....begini lebih baik" ucap Yohan tersenyum dingin.
Yohan melemparkan tubuh Tiara kedalam mobil dan membawanya pergi dari tempat resepsi pernikahan itu.
Keluarga Jerry kali ini benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa.
Mobil Yohan berhenti disebuah kantor catatan sipil, Yohan sudah meminta Steve asisten kepercayaannya untuk mengurus semua ini sebelumnya.
" Turun!" ucap Yohan.
Tiara melihat keluar dari kaca pintu mobil, gedung dihadapan mereka ini adalah Catatan Sipil. Mengapa Yohan membawa dia ke tempat ini, ia masih terdiam karena heran saja.
Yohan yang sudah tidak sabar menarik Tiara dari dalam mobil untuk keluar.
"Turun! Aku bilang turun! Kenapa lama sekali." Yohan melepas tangan Tiara.
" Mengapa kamu bawa aku ketempat ini?"
" Makan!" ucap Yohan tidak serius.
"What...!!! Makan? Kau seharusnya ke restoran. Kenapa ke kantor Catatan Sipil?" Tiara berkata dengan polosnya.
" Heh.. kelinci bodoh! Jika kamu tahu makan itu di restoran. Tentu kamu juga tahu ini tempat untuk apa" ucap Yohan yang sudah emosi.
" Disini tempat untuk mencatatkan pernikahannya, siapa yang akan menikah?" ucap Tiara.
" Sudah ikuti aku, nanti juga kamu tahu" Yohan menggandeng tangan Tiara untuk segera masuk.
didalam kantor Steve sudah menunggu didekat meja resepsionis dengan selembar kertas dan dua buah buku kecil yang perlu untuk ditandatangani Tiara dan Yohan.
"Presdir...nona Tiara silakan duduk" Steve mempersilahkan duduk kemudian memberikan dokumen yang perlu ditandatangani mereka berdua.
" Apa-apaan ini, siapa yang mau menikah denganmu" ucap Tiara
" Kelinci kecil cepat tanda tangan saja atau kau memang lebih suka menikah dengan si tua Pei Hu dan terus di permainan oleh mereka" bisik Yohan ditelinga Tiara.
" Tidak...aku memang tidak mau menikah dengan si Pei atau ditindas lagi oleh mereka tetapi aku juga tidak mau menikah dengan orang sakit sepertimu" bisik Tiara lirih ditelinga Yohan.
" Oh begitu....Jadi kau sedang meragukan kejantananku hemm..." bisik Yohan meniup telinga Tiara, telinga dan pipi Tiara memerah.