webnovel

Hari libur 5

Editor: Wave Literature

Aku mengusap mataku dan aku masih tidak percaya bayi yang berdiri di depanku adalah bayi yang sama dengan hantu yang duduk di atas leher Lin Xiao!

Bayi yang berdiri di depanku terlihat sangat lucu dan menggemaskan, selain wajahnya yang terlihat sangat pucat, tidak ada yang aneh dengan bayi ini.

"Kamu ingin bicara apa denganku?" Tanyaku dengan hati-hati, karena takut tiba-tiba dia akan menyerangku.

Jari-jariku memegang cincin perak di tangan kiriku bersiap untuk mengeluarkan pedang roh jika sesuatu terjadi. Seolah mengetahui rencanaku bayi itu tertawa dan berkata, "Kakak tidak perlu setegang itu. Jika aku ingin melukai kakak, kakak pasti sudah tidak akan berada di sini berbicara denganku."

Terdengar suara tertawanya yang cukup keras.

Kak Yang Qin adalah raja dunia roh, dan kelihatannya bayi ini memandang rendah kak Yang Qin. Dia bahkan berani bicara seperti itu meskipun dia sudah mengetahui mengenai cincin perak pemberian kak Yang Qin ini.

"Aku memperingatkanmu, jangan mengelabuhiku."

Dia tertawa dan berkata: "Tidak akan. Aku ingin meminta bantuanmu, bagaimana mungkin aku mengelabuhimu."

Matanya yang berwarna hitam besar bersinar dengan sorot penuh harapan. Dalam hati aku menghela nafas lega, tapi aku tetap waspada.

"Katakan yang kamu inginkan."

"Aku ingin bertemu dengan seseorang, bantu aku menemuinya."

"Kamu ingin bertemu dengan siapa?"

Sebelum ia dapat menjawabku, aku mendengar suara tante Ji Li seperti sedang seseorang telepon, aku dapat mendengar nada suara tante Ji Li yang khawatir dan terburu-buru.

"Hidup manusia di tangan para dewa, cepat kemari! Lalu bagaimana… coba kamu pikirkan caranya. Apa, jimat? … lalu bagaimana dengan Ji Sixi? …"

Ketika mendengar tante Ji Li menyebut namaku, aku memiliki firasat buruk.

Aku melihat ke arah bayi laki-laki yang berdiri di hadapanku, dan saat dia akan menjawab pertanyaanku, tante Ji Li membuka pintuku. Tante Ji Li memandangku dan bertanya, "Sixi dimana penutup matamu?"

Aku mengulurkan tangan dan menyerahkan penutup mataku. Tante Ji Li mengambilnya dan mengeluarkan jimat dari dalam penutup mataku. Aku sangat terkejut dan berkata, "Tante, apa yang tante lakukan?"

"Untuk saat ini tante memerlukannya. Dua hari lagi Sha Yi akan memberimu jimat yang baru."

"Tapi aku…"

"Tenang saja, hanya 2 hari. Hidup Lin Xiao saat ini dalam bahaya."

Tante Ji Li tidak menjelaskannya secara detil dan segera meninggalkan kamarku. Aku turun dari tempat tidurku mengikuti tante Ji Li keluar. Aku melihat tante Ji Li membuka baju Lin Xiao yang sedang berbaring di atas tempat tidur kemudian menempelkan jimat yang berasal dari penutup mataku di atas perut Lin Xiao. Tak lama kemudian aku mendengar suara bayi laki-laki itu merintih kesakitan.

Aku menoleh dan melihat ke arah bayi laki-laki itu, dia sedang berdiri di pojok ruangan tidak bergerak. Dia menatapku sambil merintih kesakitan. Perlahan perutnya kembali menggembung seperti saat pertama kali aku melihatnya. Perut Lin Xiao yang sebelumnya terlihat bengkak mulai kempes.

"Tante, apa yang sedang tante lakukan?"

Tante Ji Li melihat ke arahku, tangannya mengelap keringat dan menjelaskan dengan terengah-engah, "Berdasarkan perkataan Shang Yi, untuk sementara ini jimat yang ada di penutup matamu ini dapat mencegah hantu itu melakukan hal-hal jahat."

"Lalu?"

"Saat Shang Yi datang, ia kan dapat dengan cepat mengendalikan hantu itu."

Mengendalikan? Apa yang dimaksud adalah membunuh hantu bayi itu?

Aku bahkan belum mendengar apa yang ingin dikatakan hantu bayi itu. Siapa tahu setelah membantunya, hantu bayi itu mau pergi dengan sukarela.

"Oke, malam ini tidak akan terjadi apa-apa dengan Lin Xiao. Kamu pulang saja dan beristirahatlah dengan tenang. Aku dan Ji Sixi akan menjaga anakmu dengan baik" kata tante Ji Li kepada ayah Lin Xiao

Wajah ayah Lin Xiao masih terlihat khawatir dengan keadaan anaknya, "Benar-benar tidak apa-apa?"

"Aku jamin malam ini tidak akan terjadi apa-apa dengan Lin Xiao, kamu pulang saja."

Ayah Lin Xiao terdiam untuk sesaat, kemudian melihat ke arah anaknya dan memutuskan untuk pulang dengan wajah lelah.

Saat tante Ji Li keluar untuk mengantarkan ayah Lin Xiao, tante Ji Li menyadari simbol di pintu itu menghilang. Dia segera mengambil simbol baru dan menempelnya di pintu itu lagi.

Kemudian kami kembali ke dalam rumah.

Sepanjang malam aku dapat mendengar suara hantu bayi itu menangis dan memohon kepadaku, "Kak, tolong bantulah aku. Aku hanya ingin bertemu dengan seseorang. Setelah bertemu dengannya, aku janji tidak akan melukai kakak laki-laki itu lagi."

Aku tidak tahu apakah aku dapat mempercayainya. Walaupun tante Ji Li berkata hantu itu tidak akan bisa lagi melakukan hal jahat, tapi melihat wajahnya yang mengerikan membuatku seluruh bulu di tubuhku berdiri. Aku menarik selimutku menutupi seluruh tubuhku. Malam ini merupakan malam yang sangat panjang.

Aku tidak bisa tidur semalaman walaupun aku mengantuk.

Saat pagi tiba, aku mendengar suara tante Ji Li dari ruang tamu mengajakku sarapan bersama. Sebelum sarapan, aku membasuh wajahku dengan air dingin agar aku lebih segar dan tidak mengantuk.

Hantu bayi itu masih berdiri di pojok ruangan tidak bergerak sedikitpun, matanya terus menatapku memohon rasa iba dariku seolah aku ini adalah satu-satunya orang yang bisa membantunya.

Saat aku sedang makan, hantu bayi itu tiba-tiba berteriak: "Kamu memiliki kemampuan untuk membantuku, tapi kamu tidak mau membantuku! Dasar wanita tidak berperasaan!"

Aku tidak mempedulikan perkataannya, aku juga tidak sedikitpun melihat ke arahnya. Aku takut melihat wajahnya yang menyeramkan, aku akan kehilangan selera makanku.

Aku menganggap seolah dia tidak ada, aku juga tidak menganggap keberadaan Lin Xiao.

Tubuh Lin Xiao sudah tidak sebengkak saat dia datang kemarin, tapi aku dapat mencium aroma tidak sedap dari tubuhnya Untungnya aroma itu tidak terlalu kuat. Jika iya, aku tidak akan bisa menelan makananku.

Saat kami sedang makan pagi, ayah Lin Xiao datang ke rumahku dengan terburu-buru. Dalam genggamannya, ia membawa uang tunai 100 yuan yang digulung hingga membentuk tabung kemudian diikatnya menggunakan karet hitam.

Dia memberikan uang itu kepada tante Ji Li sambil memohon, "Saat ini aku hanya memiliki 3000 yuan, bantu aku untuk menghubungi orang hebat yang kau sebut kemarin agar dia dapat menyelamatkan anakku."

Tante Ji Li menolak pemberian ayah Lin Xiao dan berkata, "Kamu tenang saja, aku akan meminta Shang Yi untuk datang. Tapi saat ini dia sedang ada urusan penting dan baru bisa datang 3 hari lagi. Selagi menunggu Shang Yi datang, aku menggunakan jimat Ji Sixi untuk menahan hantu bayi itu agar tidak melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan. Uang ini kamu bawa pulang saja."

Tante Ji Li mengetahui kondisi ekonomi keluarga Lin Xiao, bagaimana mungkin tante Ji Li sampai hati menerima uang itu. Lagi pula tante Ji Li juga merasa kami semua adalah tetangga dan sudah selayaknya saling membantu disaat-saat yang sulit. Tante Ji Li lebih tidak enak hati jika ia menerima uang dari ayah Lin Xiao.

Ayah Lin Xiao sangat berterima kasih kepada tante Ji Li. Perasaan syukur terpancar dari sorot matanya yang bersinar penuh harapan.

Melihat itu aku berkata, "Paman Lin, paman pasti belum sarapan. Mari makan bersama-sama."

Tante Ji Li mengulurkan tangan dan mengelus kepalaku dengan lembut sambil mengajak ayah Lin Xiao untuk duduk dan makan bersama.

Malam pun datang, aku baru saja menyelesaikan seluruh pekerjaan rumahku dan saat aku meregangkan badanku aku mendengar hantu bayi itu berteriak dengan nada marah: "Dasar tidak memiliki hati nurani. Aku hanya meminta tolong hal kecil, tapi kamu tidak mau menolongku. Walaupun kalian meminta tolong pada orang hebat sekalipun, kalian tidak akan bisa berbuat apapun kepadaku."

Aku tidak tahu apakah dia hanya sedang berpura-pura atau tidak. Tapi Shang Yi adalah orang yang hebat, tidak akan sulit baginya untuk mengendalikan bayi hantu ini. 

Aku tidak mempedulikannya, aku malah pergi untuk menuang air. Saat itu bayi hantu iu berteriak lagi: "Jangan berpura-pura tidak mendengarku! Aku hanya meminta tolong hal kecil, kenapa kamu tidak mempercayaiku?"

Hantu bayi itu benar-benar mengganggu, dia sangat berisik hingga membuat kepalaku serasa mau pecah.

Aku melihat ke arahnya, wajahnya sangat mengerikan sehingga dengan cepat aku mengalihkan pandanganku dan berkata: "Bukannya aku tidak mau membantumu. Lebih baik tunggu Shang Yi datang, lalu aku akan mengatakan permintaanmu kepadanya. Dia lebih hebat dari pada aku, dia pasti bisa membantumu."

"Siapa yang tahu Shang Yi orang yang baik atau bukan."

"..."

Aku tidak tahu dia baik atau tidak tapi yang jelas kemampuannya mengendalikan hantu sangat hebat.

Kataku dalam hati, aku tidak berani menyuarakannya karena aku merasa jika aku mengatakannya, hantu bayi itu akan semakin marah.

Bab berikutnya