webnovel

Jari-jari Pucat yang Membawa Dingin

Editor: Wave Literature

Dong Huiying mendekat ke lubang yang dapat digunakan sebagai 'mata pintu'. Ia melihat hanya ada Yixuan di luar. Ia menepuk dadanya karena lega dan membuka pintu.

Dong Huiying benar-benar takut kepada si anjing gila Liang Lao Wu. Si gila itu bisa membunuh siapa saja yang tak setuju dengannya!

"Sang Istri, kau baik-baik saja?" Tanya Liang Yixuan.

"Ya, aku baik-baik saja." Balas Dong Huiying.

Liang Yixuan tiba-tiba mendekati Dong Huiying. Aroma pria itu seperti rumput segar. Sebaliknya, Dong Huiying membeku. Ia tak bisa menahan napas, gelombang panas juga merayapi wajahnya yang bopeng. Untungnya, wajah bopengnya itu berwarna kehitaman. Kalau tidak, wajahnya pasti akan menjadi seperti pantat monyet setiap menitnya.

"Uhuk!" Dong Huiying terbatuk, lalu melangkah mundur "Itu, ada urusan apa mencariku?"

Ekspresi Yixuan sangat lembut, seperti memandang seseorang yang begitu berharga baginya. Ujung jarinya yang pucat terasa dingin saat menyentuh pipi Dong Huiying. Ia membelai rambut panjang Dong Huiying dan meletakkannya di belakang telinganya.

"Aku datang untuk menebus kesalahan Kakak Kelima. Sang Istri, Kakak Kelima begitu temperamental dan mudah marah. Jangan terlalu memikirkannya."

Dong Huiying tertegun. Menebus kesalahan ya tebus saja, pikirnya. Namun, pria tampan yang membuat panas pipinya ini membuatnya menderita demam yang tak kunjung sembuh.

"Ehem, ehem," Dong Huiying berdehem, seolah mengekspresikan kemurahan hatinya. Ia tidak membiarkan Yixuan berbicara, dan melihat Yixuan membuka sabuknya di hadapannya.

Orang ini seperti bunga magnolia. Namun, untuk saat ini, ia menambahkan sentuhan yang feminim.

"Sang Istri, kemarilah." Ajak Liang Yixuan.

Kemeja Yixuan jatuh di atas tanah. Ia telanjang bulat. Belalainya yang panjang dan besar tertutup oleh daging tendon yang tipis. Tubuh ini sama sekali di luar ekspektasi Dong Huiying. Bahu bidang dan tulang selangka yang seksi adalah karya seni yang luar biasa di dunia ini. 

Hanya saja, ada beberapa luka menyilang menodai kulitnya yang putih itu. Luka-luka itu ada beberapa yang masih baru, ada pula yang sudah lama. Hampir seluruh tubuhnya terdapat memar, tapi saat melihat penampilannya, ia jelas tidak keberatan.

Yixuan pelan-pelan menurunkan tubuhnya dan menunggu.

Dong Huiying terpaku sejenak, "Apa yang kamu lakukan?"

Yixuan menatapnya bingung "Aku ingin menebus kesalahan Kakak Kelima."

"Aku tahu, tapi?" Dong Huiying ikut bingung.

Saat Dong Huiying mengatakan tidak setuju, Yixuan terdiam. Ia berlutut dengan satu lutut. "Tidak, tidak, kapasitas otak istri tuan terbatas, dasar idiot." pikir gadis ini.

Yixuan terdiam sesaat, "Istri tuan marah. Hukumlah Yixuan, Yixuan bersedia dihukum untuk Kakak Kelima dan Yixuan pasti baik-baik saja."

Dong Huiying berusaha menolaknya dan memintanya bangkit, "… Bangunlah!"

Yixuan tidak tersenyum maupun bicara, tapi yang jelas, pria ini tidak bodoh. Dong Huiying bisa tahu itu. Ia terlihat tak berbahaya. Bahkan, ketika Dong Huiying marah, Yixuan hanya diam dan bersikap lembut seperti biasa. Namun, anjing yang biasa menggigit tidak menggonggong. Sikap Yixuan terhadap dirinya selalu disembunyikan, dan ini adalah sikap seseorang yang tak pernah sembarangan mengucapkan sumpah. Sikap seperti ini benar-benar membuatnya sakit kepala.

"Bangun!" Tegas Dong Huiying.

Yixuan menundukkan kepalanya, tapi tidak melihat Dong Huiying. Meskipun ia sangat patuh, tapi ketekunan pria itu seperti sapi.

Dong Huiying menyandarkan punggungnya dan menghela napas.

"Baiklah, ini bukan kejutan untukku. Kau sendiri yang menawarkan diri." Jawab gadis ini.

Yixuan mengangguk lemah. Ia memejamkan mata, menunggu hukuman fisik yang akan dijatuhkan kepadanya, seperti tinju.

Tapi, Dong Huiying memperlakukannya dengan berbeda, tidak sesuai harapannya.

Dengan sekali kibasan, sebuah cakar kecil melayang ringan di lengan Yixuan.

Yixuan tertegun. Kok, tidak sakit sama sekali? Pikir pria ini.

Bab berikutnya