Kedatangan Ardan membuat Rayyan dan Fadhil salah tingkah. Rayyan menunjukkan mimik wajah yang marah, sedangkan Fadhil menunjukkan mimik wajah penuh rasa bersalah. Rayyan hanya bisa menghembuskan nafas panjang ketika Ardan bertanya ada apa kepada mereka berdua. Ardan menoleh ke arah Rayyan dan Fadhil bergantian dan keduanya sama-sama tidak memberikan jawaban. Ardan lalu duduk di sebelah Fadhil dan menepuk pundaknya pelan. Beribu pertanyaan dalam otaknya, tapi dia juga tidak ingin memaksa keduanya untuk bercerita. Ardan memilih bungkam untuk beberapa saat.
"Dia adalah alasanku melakukan semua ini, Pa." ucap Fadhil tiba-tiba. Mendengar ucapan Fadhil dengan arah pandang yang tertuju pada Ardan, membuat Rayyan akhirnya mengikuti arah pandang Fadhil.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com