Arumi tak kuasa menahan tangisnya saat harus sendiri lagi di kamar. Dalam doanya di sepertiga malam yang akhir ini dia memohon agar hidupnya bisa kembali tenang dengan kedua anaknya. Bayangan masalalu selalu saja hadir kembali saat dia mengungkapkan isi hati pada sang pencipta. Setelah selesai berdoa, diciumnya kening anaknya satu per satu sambil mendoakan kedua anaknya agar menjadi anak-anak yang sholih sholihah.
Pagi menjelang, suara burung berkicauan menyambut Arumi. Dia keluar sebentar menghirup udara pagi yang masih segar. Bandung memang dingin Tapi bagi Arumi, Bandung tidak sedingin di Garut. Dia masih bisa tanpa jaket atau sweater saat di sini. Arumi sangat senang bisa kembali lagi ke kota ini setelah sekian lama dia meninggalkan kota ini.
"Mbak Arumi, sarapannya sudah siap."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com