Tolong cek usia karena ini mengandung adegan dewasa 21+.
Jessi sudah siap dengan gaun pertunanganya. Keluarga Selo pun sudah menunggu di lantai bawah.
Gadis itu berjalan dengan anggun menuruni tangga di temani oleh viola. Semua mata memandang begitu takjup akan kecantikan Jessi. Apalagi berbalut gaun yang begitu seksi elegant.
Dengan rambut sedikit di kerli dan di berikan jepit hati yang menambah cantik rambutnya. Di gandengnya lengan sang putri dan di serahkan ke lenganya Selo.
Jessi tersenyum manis menatap Selo begitupun sebaliknya. Jessi kini menatap semua anggota keluarga Selo dengan menebar senyuman yang sangat manis.
Deg.
Sesosok mata bertemu dengan manik indah mata Jessi. Sepasang mata seorang pria dengan aura penuh kemarahan dan rasa cemburu yang bercampur dengan rasa kekecewaan.
Iya, dia adalah mata milik Sean.
Jessi dan Sean kini saling memandang. Lalu sang gadis tersenyum manis pada Sean sedangkan Sean membuang muka.
Riasan make up artis membuat Jessi yang berwajah cantik berubah menjadi seratus kali lipat lebih cantik. Semua tamu memandang termasuk Selo yang sudah memandanginya sedari tadi.
Jessi di sambut hangat oleh Mr Damian. Dan kini Jessi dan Selo bertukar cincin pertunangan. Tepukan tangan menambah suasana kemeriahan di pesta pertunangan nan mewah itu.
Jessi dan cello terus menebar senyum bahagia dan menyambut beberapa tamu kehormatan serta tamu khusus sahabat mereka. Sean sangat muak melihat Jessi dan Selo.
Sean lalu memutuskan untuk keluar dan duduk di taman. Dia menghela nafas berat dan lalu melempar gelas yang dia pegang ke lantai.
"Jessi ... Jesika, Sika ... benar-benar mengejutkan," ucap Sean dengan kemarahanya.
Malam itu merupakan malam terberat dalam hidupnya dan membuat dia sangat kesal benci dan kecewa. Baru kali ini Sean merasakan jatuh cinta.
Namun cintanya bertepuk sebelah tangan karena Jessi telah bertunangan dengan adiknya Selo.
Pesta pertunangan masih berlangsung. Jessi pamit sebentar untuk ke kamar kecil. Dia naik ke lantai atas menuju ke kamarnya. Dia langsung masuk ke kamar dan menuju kemar mandinya.
Selesai di kamar mandi Jessi sangat terkejut karena di kamarnya kini terlihat sosok mata yang memandangnya lekat. Itu adalah Sean. Sean duduk di tepi kasur. Dan tersenyum ke arah Jessi. Jessi lalu menghampiri Sean.
"Ka, kamu ko ada di sini kak? seru Jessi terkejut.
"Aku mengikuti kamu sayang," kata Sean sambil menggenggam tangan Jessi. Tapi langsung di tepis oleh Jessi.
"Ini kamar cewe kak. Gak pantes kakak ada di kamarku." Jessi dengan muka cemberut.
"Tapi aku rindu kamu sayang, Kamu pergi tanpa pamit, Sekarang malah jadi tunangan adikku," lirih Sean dengan raut wajah kecewa.
"Iya kak aku sekarang adik iparmu, Aku akan segera menikahi selo."
"Kau akan menikah dengan Selo.
Tapi aku mencintaimu aku bahkan merindukanmu setiap malam."
"kak, Jangan berdelusi lagi, Aku tidak akan bisa menjadi siapa-siapamu. Selain jadi adik iparmu. Aku dan Selo sudah bertunangan sedari lahir," tampik Jessi.
"kamu akan menjadi istriku!" kata Sean.
"Jangan bermimpi kak, Itu tidak akan terjadi."
"Baiklah kalo aku memang tidak bisa menjadi suamimu maka aku akan menjadi tunanganmu."
"Ah kakak aneh, Jelas-jelas aku tunangan adikmu."
"Oke kalo aku memang tidak bisa menjadi tunanganmu aku masih bisa menjadi kekasih gelapmu, Aku akan menjadi selingkuhanku, simpananmu sampai kita sama-sama bosan dan putus," seru Sean.
"Kak jangan aneh deh."
"Aku rindu kamu sayang," ucap Sean sambil memeluk tubuh jessi dengan lembut.
"Jangan seperti ini kak, Kalo tidak aku akan teriak," kata Jessi.
"Aku Tidak peduli, Palingan pertunanganya di batalkan dan kita akan bertunangan," ungkap Sean.
"Kak lepas!" lirih Jessi sambil mencoba berontak. Lalu Sean mencoba menciumi seluruh leher Jessi sampai Jessi kegelian. Dan sean memberi tanda di leher Jessi.
"Ah."
Satu desahan lolos di mulut Jessi. Mendengar itu, sean menyeringai dan melanjutkan aksinya dan kini Sean sudah berhasil membuka baju Jessi sampai terlihat dada Jessi yang masi tertutupi dengan bra nya.
Sebenarnya Jessi terus menolak dan mendorong badan Sean. Akan tetapi sentuhan lembut yang Sean berikan malah membuat Jessi lemah tak berdaya. Sean melepas bra Jessi dan langsung meremas lembut benda kenyal itu.
"Ahh shhh," desahJessi ketika Sean meremas Dada Jessi dan meraup nipel Jessi dengan lembut.
"Ini malam pertama kita sayang," ucap Sean berbisik di telinga Jessi dan menggigit kecil telinga Jessi dengan tanganya yang masih meremas lembut benda kesukaanya itu.
Sentuhan Sean memang membuat Jessi mabuk. Di tolak pun percuma karena tubuh Jessi malah menurut. Dan jika Jessi berteriak malah akan membuat pesta berantakan.
Sean lalu membuka kain satin bagian bawah Jessi dan memainkan klitoris milik gadis yang kini sudah tak berdaya itu. Membuat Jessi semakin bergeliat. Jessi hanya bisa memejamkan mata menikmati setiap sentuhan Sean.
Sean lalu mencium bibir Jesi dengan lumatan yang lembut. Jessi mulai membalas lumatan Sean. Deru nafas yang menggebu membuat mereka semakin bernafsu.
Mereka saling bertukar Saliva dan kini Sean menatap dua manik redup dan indah milik Jesi. Mata Jesi memang sangat cantik dan redup. Lalu Sean kembali melumat bibir seindah bunga yang mekar itu. Bibir yang terasa amat manis bagaikan madu.
Sean melepas seluruh kain yang dia kenakan tanpa melepas ciuman mereka. Kini mereka berdua benar-benar telah polos tanpa sehelai benangpun.
Sean menciumi seluruh tubuh Jessi dan memberikan beberapa tanda kepemilikan wilayah berwana merah.
Membuat Jessi mendesah merasakan Auranya karena mencapai klimaks. Sean meraba organ inti Jessi yang sudah sangat basah dan langsung merubah posisi dan melumat organ inti Jessi.
"kak," lirih Jessi menggelap dengan penuh nafsu menggebu.
Sean pun sudah tidak bisa menahannya lagi, kini Sean langsung memposisikan adiknya yang siap bertempur ke arah organ inti Jessi dan mulai menggesek membuat Jessi semakin menggeliat meminta lebih.
Sean pun begitu menikmati making out ini. Sean hanya bisa memejamkan matanya menikmati seluruh tubuh Jessi. Padahal mereka hanya menggeseknya saja sudah membuat Sean dan Jessi begitu menikmati.
Jessi bahkan lupa bahwa malam ini adalah pesta pertunanganya bersama Selo tetapi malah bergumuh dengan kakaknya.
"Sayang aku tidak tahan," lirih Sean dengan tatapan matanya yang sudah berkabut.
Hanya desahan yang Jessi keluarkan tanpa bisa menjawab ucapan Sean. Ini adalah making out pertama Jessi. Bahkan dia tidak menyangka kalo makin out itu senikmat ini. Tubuhnya benar benar menerima setiap sentuhan Sean.
Sean terus menggesek lembut dan kini mulai menekan perlahan.
"Aaaa."
Jessi berteriak.
Bersambung.