webnovel

Ada Apa Dengan Mereka?

Richman tertawa geli. Ini pertama kalinya ia bisa tertawa begitu, sejak Murni sakit. Richman tak pernah ceria lagi.Tentu saja tidak ada yang tau Richman ceria karena melihat tingkah Miss D yang lincah dan lucu. Tapi karena semalam ia mengalami mimpi yang indah bersama Murni. Mimpi indah bagi Richman. Malam nyata yang berkesan bagi Hasnah.

...

Om John menyerahkan dokumen

bisnis plan dokumen yang beisi beberapa aspek external dan internal yang terkait dengan operasional usaha yang akan dijalankan bersama nantinya.

Om Aji mempelajari sebentar, lalu mengangguk puas. Om John pamit diri

Hp Richman berdering. Terdengar suara kecil memanggil." Ayah kapan kesini?" Maulana terisak.

"Sabar ya tunggu ayah 4 jam lagi.Oke. Oke. Dadah. Asalamualaikum". Richman menutup telpn wajahnya berubah murung. Mendengar Richman akan ke Samarinda. Miss D melompat dari kursinya. mengacungkan ibu jarinya ke udara.

"Tunggu sebentar ya...please tunggu saya!" Dia buru-buru ngacir dengan motornya, diiringi pandangan heran mereka semua. Radiah berhenti di pos security, lalu pergi lagi. Security itu mengiringinya. 20 menit kemudian ia tiba kembali bersama security membawa 3 tas besar.

"Kamu mau pulang lagi ke Bandung? Baru saja datang. Sudah mau pergi lagi," tanya mbo Minah heran.

"Saya mau ke Anggana, nengok Maulana!"

Radiah mengangkat tas yang lebih ringan dan mengeluarkan isinya. 2 buah bola.

"Aku kangen Maulana, aku juga mau ngajak anak-anak disana main bola". Om Aji dan mbo Minah tertegun. Kenapa ia tak berfikir seperti Radiah. "Astagfirullah!"_ Om Aji dan mbo Minah berzikir dalam hati.

Radiah baru datang, tapi dia sudah pergi lagi menengok Murni dan Maulana.

Sejak Maulana pindah ke Anggana Mereka belum pernah melihatnya.

Om Aji dan mbo Minah saling berpandangan. Mereka merasa malu. Sedang Hasnah tertunduk. Ia bukannya tak ingin menjenguknya tetapi Richman tak ingin mengajaknya. Angelina menyadari makna keheningan diantara mereka. Radiah tak merasakan perubahan sikap mereka. Ia sibuk membenahi tas ranselnya.

"Aku juga mau kesana!" kata om Aji tiba-tiba. Mbo Minah kaget mendengarnya. Ia memandang wajah suaminya. "Mau ikut, ga?" om Aji bertanya padanya.

"Aku mau main bola juga disana", kata om Aji mengalihkan perasaannya. Mbo Minah berdiri tak berkata. Ia hanya mengangguk lalu masuk rumah, bersiap-siap.

Richman menatap Hasnah mengajaknya pulang dengan isyarat. Hasnah mengikuti Richman di belakang. Radiah dan Angelina memandang heran mereka.

Richman Hasnah? Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi diantara mereka?

Mbo Minah melihat ekspresi mereka. Radiah tidak tahu rupanya. Mbo Minah sebenarnya enggan bercerita, tapi Radiah wajib mengetahuinya. Mbo Minah menceritakan kejadian bagaimana Richman sampai menikah dengan Hasnah. Ia mengerti perasaan Richman yang tertekan menikahi adik iparnya.

Radiah terkejut. Matanya terbelalak kaget. Brukk! ia membanting tas ranselnya ke meja. Badannya disandarkan ke ke kursi. Tapi kemudaian ia cepat-cepat membuka ranselnya, lupa hp didalamnya. Radiah mengelus-elus hpnya. Untung gak apa-apa.Tapi tetap marah. Ia mrnghentakkan kakinya dengan keras. "Gak tau diri....ga tau malu", Radiah menendang-nendang kaki meja. Hasnah pasti memanfaatkan kelemahan Murni. Gak bisa dimaafkan. Radiah membencinya. Angelina melipat tangannya ke dada. Ia sebenarnya tak suka mrndengar gosip orang lain, apalagi masalah pribadi. Ia menghela nafas. Prihatin.Situasi ini pasti sulit bagi Richman.

Belakangan nanti ia juga tak bisa mengerti mengapa bisa terlibat juga.

***

Richman menatap dingin ke Hasnah. Richman sebenarnya ingin bersikap baik kepadanya seperti sebelum mereka sebelum menikah. Atau berpura-pura sepertinya tidak terjadi apa-apa dengan mereka. Atau bersikap jantan seperti para lelaki yang banyak istri. Membagi cinta dan kasih sayang diantara istrinya. Tapi kenapa ia tak bisa. Hatinya ada bersama Murni. Di bawa pergi dan tak bisa terisi istri pengganti. Hasnah adalah adik sepupu Murni. Adik iparnya. Mengapa ia tak bisa mengganti Hasnah sebagai wanita saja, dia laki-laki saja. Lalu mereka terlibat sebagai laki-laki dan wanita saja. Tak ada cinta. Tak apa-apa. Hanya sekedar kebutuhan manusia saja. Tetapi kenapa ia tak bisa.

Hasnah duduk diam, tubuhnya lemas tak bertenaga. Ia ingin bercerita tentang malam yang mereka alami berdua. Tentang hasrat membara mereka berdua. Hasnah ingin bicara. Mengapa kita tak mencobanya. Tapi ia malu. Richman tak mengakuinya. Richman hanya betcinta dengan jiwa Murni jasadnya dia.

"Hasnah!" Richman berkata pelan. "Aku sudah merenovasi rumah uma abah di kampung, juga membuatkannya warung sederhana untuk usaha". Hasnah mengira Richman membicarakan kelanjutan hubungan mereka. Ternyata masalah ini yang dibicarakannya. Hasnah merasa bersalah. Pasti Richman sudah tahu. "Kamu tidak usah resah dengan mereka". Kalimat lain sebenarnya Richman ingin mengingatkan Hasnah agar ia tak perlu memberi uang diam-diam kepada orangtuanya atas namanya. Hasnah tak tahu Richman cukup tersinggung dan malu dengan tindakannya. Ia memang sedikit bingung ketika Mertuanya paman Sahril pamit dan mengucapkan terima kasih karena telah diberi uang oleh Hasnah katanya titipannya. Meski Hasnah bermaksud baik. Bagi Richman malah sebaliknya.

Richman meletakkan di meja amplop putih berisi uang dan kartu debit serta kunci mobil.

"Berhematlah, aku akan pergi lama". Richman menuliskan password kartu debit itu di belakang amplop."Tak usah bilang ke Rita kalau aku memberimu uang belanja. Aku sudah memberi modal kepada suaminya. Usahanya sekarang tambah baik". Richman tahu kalau Rita selalu minta uang kepada Hasnah. Rita berfoya-foya dengan hasil keringatnya. Sementara Hasnah selalu tak berdaya dan menurut saja kemauan Rita.

"Beli semua kebutuhanmu. Kanu bisa minta tolong supir mengantarmu ke kota. Aku pamit. Jaga dirimu baik-baik. Kalau perlu kamu belajar menyetir, supaya kamu bisa leluasa".

Hasnah tak mampu berbicara.Lidahnya kelu. Richman bangkit dari duduknya. Dia mau segera berangkat. "Kak!" Hasnah menahannya. Ia meraih tangan Richman dan mencium punggung tangannya. Airmatanya membasahi tangan Richman. Sebenarnya Richman cukup terharu. Tapi ia tak ingin memberi harapan palsu. Richman menepuk bahunya sekali. Berbalik. "Kak!!" Hasnah menangis memeluknya. Richman terdiam. Membiarkan Hasnah menangis dan memeluknya dengan puas. "Aku pergi. Jaga dirimu". Richman tetap dingin. Ia cepat-cepat pergi. Hasnah menangis perih.

Di dalam mobil om Aji. Radiah menatap sinis Hasnah dari kejauhan. "Palsu!" katanya kesal.

Om Aji memasukkan 2 gawang mini di bagasi. Bagasinya jadi penuh tak mampu memuat barang lagi. Kenudian Om Aji memasukkan tas Radiah yang cukup berat ke Mobil Richman. Angelina masuk ke mobil Richman. Hasnah melihat kepergian mereka dari balik kaca jendela. Entah mengapa ia merasa khawatir melihat Angelina berada di sisi Richman. Dia takut Angelina menggoda Richman.Bila itu terjadi...ia tak bisa membayangkan!! Angelina bukan wanita sembarangan. Angelina wanita hebat dan pintar. Ia juga bukan lawan yang bisa dikalahkan.

Bab berikutnya