Hari itu terasa sangat lama, detik berganti seperti menunggu ku di persimpangan, dahaga ku menyeruak tapi mulutku terkunci. Air mata terus menetes tak ku hapus, agar semesta tahu dan menyadarinya. Malam itu aku tak kuasa, mataku terlelap hingga mentari menyingsing, semuanya gelap tidak ada mimpi yang ada hanya sunyi dan malam pun berganti dengan keheningannya.
Pagi datang, mentari menyapa rerumputan. Aku membuka mata perlahan, kemudia aku terdiam menunggu seutas pesan, berharap semalam adalah mimpi yang menyakitkan. Aku terus berharap hingga membunuh waktu, namun semuanya tetap sama. Kau tidak datang kembali, sedangkan aku masih disini.
Ku hilangkan ego ku, ku kirim pesan harap untuk mu. Namun benar kau yang berbeda dan aku tetap sama. Kembali pedih menyelimuti hati. Akhirnya aku beranjak pergi, mencoba melupakan mencoba menghilangkan. Melangkahkan kaki mencari kembali jati diri.
"Kau" tau ?? saat itu aku hancur sehancur hancurnya. Entah apa yang membuat ku kuat, semua terasa pahit meski lambung terus menjerit. Aku merasa aku tak berselera, melihat semua yang ku lihat. Meski ter cium aroma manis entah mengapa terasa pahit. Aku benci rasa ini, aku benci semua ini.
Ingin ku tanyakan padamu apakah semudah itu rasa mu hilang??? Apakah kau datang hanya untuk ini ??? apakah rasa mu dulu hanyalah semu ??? apakah janji yang terucap hanya sebatas ucap ??? apakah perpisahan adalah jalan dan tidak butuh alasan ???
SIAL !!