"Jangan marah pada mereka. Aku akan sedih kalau kamu ngelakuin itu," ujar Vero pada Hendry. Vero yang membelakangi Hendry, ia masih meratapi langit yang tampak biru hari itu. Pemandangan yang langka yang ia lihat dari beberapa hari ini. Dua jam berlalu sejak kepergian Amira dan Hendry pantas marah karena masalah yang ditimbulkannya. Vero merasa tak bisa lepas tanggung jawab begitu saja ketika melihat para perawat dibentak-bentak oleh sahabatnya. Bagaimana pun, masalah ini masih berkaitan dengan dirinya.
Hendry mendesis, ia yakin bukan itu point pentingnya. "Apa kamu mau berubah pikiran? Setelah merasakan nikmatnya tidurmu tadi malam?" Hendry yang menemukan Vero dan Amira dalam satu ranjang, tanpa busana dan diselubungi oleh selembar selimut tipis bergaris yang biasa hanya ditemukan di rumah sakit.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com