webnovel

Itu semua adalah ujian

Hari sudah gelap dan kiran baru saja memarkirkan mobilnya.Kiran menatap rumah di depannya yang terlihat cukup besar.setelahnya diapun turun.

"Perasaan waktu itu rumah ini kosong.Tapi sekarang seperti sudah ada penghuninya.Lebih baik aku minta izin dulu untuk numpang parkir disini."Gumam Kiran sambil terus melihat ke arah rumah itu.

Kiran pergi untuk menemui si pemilik rumah.

"Asalamualaikum,,,," kiran memberi salam sambil mengetuk pintu rumah itu yang memang terbuka.

Seorang ibu-ibu paru bayah keluar."Waalaikum salam.""Jawab ibu itu yang terlihat sedang memakai celemek.

Kiran menebak ibu itu sedang memasak dan dia telah mengganggu.

Ibu itu tersenyum melihat kiran sambil membersihkan tangannya di celemek yang di pakainya.

"Siapa ya,,,,?

"Maaf mengganggu bu,,,,perkenalkan saya kiran."Kiran mengulurkan tangannya ke depan dan ibu itu menjabat tangannya sambil

tersenyum ramah.

"saya cuma mau minta izin untuk numpang taruh mobil saya di halam rumah ibu.Soalnya saya mau kerumah teman saya tapi mobilnya hanya bisah masuk sampai sini saja.Apa boleh bu saya taruh mobil saya di sini,,?" ucap kiran sambil melihat ke arah mobilnya dan ibu itu secara bergantian dengan tersenyum

"Iya boleh nak,,,,halamannya juga kan luas."Kata ibu itu yang terlihat begitu ramah.

"Ibu kira neng ini tadi teman anak saya."Kata ibu itu lagi.

Kiran hanya tersenyum kemudian dia segera pamit.

"Kalau gitu saya pamit dulu bu.Trima kasih sudah ngizinin naruh mobil di halaman ibu."Kata Kiran.

"Iya sama-sama neng.

kiran kembali ke mobilnya untuk mengambil tasnya.Setelahnya dia berjalan kaki dan dia melihat kembali ke arah rumah sambil tersenyum ke arah ibu itu yang masih berdiri di teras rumahnya.

Ibu itu membalas tersenyum sambil memperhatikan kiran yang pergi menjauh setelahnya dia masuk kembali kedalam rumah melanjutkan masaknya.

Kiran menyusuri jalan yang sama sekali tak ada perubahan sejak dia pertama kali mengijakan kaki di desa itu.Jalanan yang masih berupa tanah dan batu krikil.

jam sudah hampir jam 7 malam kiran berjalan sambil menenteng tasnya.

Para warga masih terlihat berlalu lalang dan juga kendaran beroda dua yang kadang membuat matanya silau saat lampu motor mengenai matanya.

Kiran tersenyum saat rumah yang ditujunya sudah berada di depan matanya saat ini.Dengan segera dia berjalan mendekati pintu rumah itu dan mengetuknya.

"Asalamualaikum,,,,"

"Waalaikum salam,,,"

Terdengar suara kunci membuka pintu dan orang itu sangat terkejut saat pintu terbuka melihat kiran.

"Kiran,,,," kata seorang gadis.

"Hay Yani,,,,"Ucap kiran sambil tersenyum.

Yani pun ikut tersenyum tak menyangka akan bertemu kiran lagi.

"Aku senang deh ketemu kamu lagi,,,"yani memeluk Kiran.Kiranpun membalas pelukan yani.

"Eh iya,,,,kamu dengan mas Arjun kesininya,,? trus mas Arjunnya kemana ko ga ada..?"Kata yani yang sudah melepaskan pelukannya sambil melihat-lihat ke arah luar.

Kiran tersenyum paksa melihat itu Yani mengerutkan keningnya merasa ada sesuatu yang terjadi.

"Siapa ndo yang datang,,,? teriak seorang bapak dari dalam rumah.

"Tamu pak,,,"Jawab yani kemudian kembali melihat ke arah Kiran.

"Ayo kita masuk,,,kita ngobrol di dalam saja."Yani mengajak Kiran masuk sambil memegang pergelangan tangannya.

Kiran mengikut saja dengan tangan sebelahnya masih menenteng tasnya.

"Bapak ibu lihat ni siapa yang dateng,,,"Kata yani masih terus menggandeng tangan kiran.

Sedangkan kiran sudah tersenyum melihat ke arah ibu dan bapak yani yang terlihat sedang bersiap untuk makan malam.

Sontak saja kedua orang tua yani terkejut sekaligus merasa senang melihat kedatangan kiran yang tiba-tiba.

"Nak Kiran,,,Sini nak kita duduk,kita makan sama-sama."Panggil ibunya yani sambil berdiri dari duduknya begitu juga dengan pak wahyu.

Yani segera membawa kiran untuk duduk di sebelahnya.Sedangkan Kiran merasa tak enak.Baru saja datang sudah di ajak makan.

"Maaf bu pa kalau sudah mengganggu."Kata Kiran yang merasa tak enak hati.

Pak wahyu dan istrinya tersenyum dan yani sedang mengaturkan piring untuk kiran.

"Tidak apa nak kiran,,,malah kita senang sekali melihat nak kiran datang lagi kesini.Oh iya,,,,nak Arjunnya mana,,,? nak kiran datang bersama nak Arjun kan,,?" Tanya pak wahyu yang seketika saja membuat wajah Kiran terlihat murung.

Mereka semua terdiam saat melihat kiran yang terlihat bersedih.

Yani memberikan isarat kepada kedua orang tuanya dengan meletakan jari telunjuknya di atas bibir.Sudah jelas terlihat sesuatu yang buruk pasti sedang terjadi dalam hubungan mereka.

"Ngobrolnya bentar ya,,,kita makan dulu."Kata yani mencairkan suasana Yang di anggukan oleh kedua orang tuanya.

Yani mengambilkan kiran nasi dan beberapa lauk.Mereka makan bersama sambil mengobrol.

Begitu selesai makan malam mereka duduk di ruang tamu sambil menikmati teh hangat dan cemilan yang baru saja yani sajikan.

Yani duduk bersebelahan dengan kiran sedangkan pak wahyu bersebelahan dengan istrinya.

Ibunya yani memandangi Kiran dan berkata."Ibu tau pasti ada sesuatu yang terjadi sampai kamu jauh-jauh datang kemari tanpa nak Arjun.Kamu cerita nak ada apa,,!! Apa kamu sedang bertengkar dengan suamimu,,?

Pak wahyu dan Yani juga ingin tahu sebab apa yang sebenarnya terjadi.

Akan tetapi Kiran hanya menunduk sambil meremas-remas jarinya.

Mereka semua kaget saat melihat tubuh kiran yang bergetar sedang menangis.Yani segera merangkul bahu kiran mencoba menenangkannya.

"Dalam rumah tangga tak ada yang namanya kalau tidak bertengkar.Itu semua adalah ujian dalam berumah tangga nak."Kata pak wahyu.

"Iya nak kiran,,,kamu tidak sepatutnya lari dari masalah nak."Sambung ibunya yani.

Yani terus merangkul bahu kiran.Sedangkan Kiran masih terus menangis.

Kiran begitu sedih.Dia pikir kalau hanya bertengkar untuk apa dia meninggalkan rumah.Saat awal-awal pernikahannya saja dia di hianati tapi dia masih mampu bertahan.

"Sudah lah bu pa,,,,kiran kan baru aja nyampe.bertanyanya nanti-nanti aja lah bu."Yani berkata sambil terus mengelus punggung kiran.

Kiran mengangkat wajahnya kemudian menyeka air matanya namun air matanya terus saja mengalir bahkan bibirnya bergetar sampai membuatnya tak sanggup untuk bicara.

Pak Wahyu dan istrinya saling pandang begitu juga dengan yani.Mereka berpikir pasti masalah yang di hadapi gadis itu begitu berat.Mereka memandang iba melihat keadaan kiran.

"Kamu jangan nangis,,kamu hubungi mas Arjun sekarang biar dia tak hawatir dan bisa jemput kamu di sini.!!" Kata yani masih dengan merangkul pundak kiran.

😊😊😊😊😊

Bab berikutnya