Chi Wan mengambil nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Ia berusaha menjaga suaranya agar tetap tenang. Kemudian berkata pada Mu Yunshen, "Hari ini aku datang ke acara ini sebagai pacarnya Wen Mo. Jika ada sesuatu yang terjadi denganku saat ini, pasti Wen Mo akan melakukan hal yang mungkin tidak anda inginkan, bukankah itu akan merugikan anda?"
Chi Wan terus mencari-cari alasan yang logis agar Mu Yunshen percaya dengannya. Yang paling penting baginya saat ini adalah ia mencari alasan agar keberadaannya di sana sedikit lebih aman, selain itu ia juga berusaha agar Mu Yunshen takut untuk menyakitinya karena ia datang bersama dengan Wen Mo.
Mendengar perkataan Chi Wan tadi Mu Yunshen menjadi tertarik padanya, dengan suara yang rendah Mu Yunshen berkata, "Chi Wan, kamu sangat pintar. Aku suka orang yang pintar sepertimu."
Hal yang menarik! Chi Wan awalnya tidak berani melawan. Namun, ia menggunakan akal sehatnya, ia juga pandai memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada.
Mu Yunshen berdiri kemudian berjalan mendekati Chi Wan, lalu tangannya meraih dagu Chi Wan yang halus.
Saat itu Chi Wan pun tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa diam dan menahan keinginannya untuk tidak pergi dari tempat itu. Chi Wan menatap mata Mu Yunshen dengan dingin.
Sambil memegang dagu Chi Wan ia pun berkata, "Ingat apa yang baru saja kamu katakan. Kalau tidak aku bisa... kamu paham."
Dua kata yang terakhir, ia mengucapkannya dengan perlahan dan lembut, tetapi maknanya membuat sangat dalam.
Meskipun demikian Chi Wan hanya diam, tidak berkata apapun, ia hanya menghela nafas panjang.
Mu Yunshen tersenyum sinis, "Chi Wan, aku semakin tertarik padamu. Ingat, kamu adalah orang Dongyu dan itu berarti kamu adalah bonekaku."
Setelah berkata seperti itu pada Chi Wan, kemudian Mu Yunshen pun memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Bulu matanya yang lentik terlihat sangat indah, ia mengedipkan matanya lalu tersenyum pada Chi Wan.
Setelah itu Mu Yunshen pun pergi dari sana. Chi Wan yang dari tadi tegang kini ia merasa sedikit tenang, ia menghela nafasnya dalam-dalam sambil menyandarkan tubuhnya pada dinding.
Sepertinya keberuntungan berpihak padanya.
Dalam benaknya tadi sepertinya hanya ada dua pilihan, antara hidup dan mati!
Jika Chi Wan tadi menangis dan meminta ampun padanya, mungkin sekarang ia sudah menjadi mayat.
Sebelumnya Chi Wan belum pernah merasakan ketakutan seperti ini, rasanya seperti di ujung kematian. Meskipun Mu Yunshen tidak melakukan apa-apa padanya, tapi jika Chi Wan salah berkata, mungkin Mu Yunshen tidak akan ragu lagi dan langsung membunuhnya!
Chi Wan tertegun sangat lama, tubuhnya terasa sangat lemas. Beberapa saat kemudian tenaganya perlahan mulai kembali. Ia menghela nafas dalam-dalam kemudian berjalan keluar dari balkon menuju aula.
Chi Wan akhirnya kembali ke aula, ketika tiba di aula ia pun melihat Wen Mo berada diantara kerumunan orang-orang yang hadir dalam pesta itu. Tiba-tiba hatinya merasa tenang saat melihat Wen Mo.
Sebenarnya Chi Wan merasa ragu untuk pergi dengan Wen Mo, namun meskipun demikian ia tetap pergi menghampiri Wen Mo.
Ketika Wen Mo sedang bicara dengan seorang sekretarisnya, tiba-tiba sosok wanita yang sudah sangat akrab dengannya itu datang menghampirinya, tiba-tiba wanita itu memegang lengan Wen Mo dan berdiri di sebelahnya.
Wen Mo pun bingung melihat ia tiba-tiba seperti itu padanya, akhirnya Wen Mo pun memutuskan untuk menunda pembicaraannya dengan sekretarisnya itu. Setelah itu, ia pun memandangi Chi Wan dengan tatapan mata yang lembut, dan bertanya "Kamu kenapa?"
Melihat ekspresi Chi Wan yang sedang cemas seperti itu, hati Wen Mo pun ikut gelisah. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan Chi Wan namun ia pun mencoba mencari tahu apa yang sudah terjadi padanya. Sambil memegang tangan Chi Wan yang tegang dan dingin itu, Wen Mo kembali bertanya, "Chi Wan ada apa?" Wen Mo sedikit mengernyitkan alisnya.
Namun saat itu Chi Wan hanya menggelengkan kepalanya, ia bingung harus bagaimana menjelaskan pada Wen Mo. Chi Wan hanya mengangkat wajah kecilnya yang pucat itu. Beberapa saat kemudian ia pun bicara dengan nada yang rendah dan menggemaskan.
"Wen Mo, biarkan aku tetap disisimu yah?"
Sekretaris yang ada di dekatnya itu pun tersenyum dan berkata, "Perasaan Tuan Muda dan pacarnya sepertinya sangat kuat!"
Wen Mo pun mengabaikan perkataan sekretarisnya itu dan pandangannya hanya tertuju pada Chi Wan, begitu juga hatinya hanya tertarik pada ketulusan permintaan Chi Wan.
Wajah Chi Wan sangat menawan, alisnya sangat indah seperti lukisan yang lembut. Beberapa orang yang ada disekitar mereka pun pandangannya tertuju pada mereka.
Namun Wen Mo dan Chi Wan tidak memperdulikan pandangan mereka yang tertuju padanya. Dan kini semua orang yang ada di sana pun membukakan jalan untuk mereka lewat.
Namun tidak disangka yang terjadi sekarang, tiba-tiba mata Chi Wan tampak berkaca-kaca dan kemudian meneteskan air mata.
Wen Mo pun menghela nafas dan merasa kasihan pada Chi Wan. Kaki Chi Wan saat itu tampak gemetar, akhirnya Wen Mo pun menggendongnya.
Sebenarnya Chi Wan juga tidak ingin Wen Mo melakukan hal itu, namun dengan demikian hubungan mereka pun menjadi semakin dekat. Kemudian Wen Mo pun berkata dengan lembut pada Chi Wan, "Tidak akan masalah, aku ada disini."