webnovel

Dia Melihatnya!

Editor: Wave Literature

 Sambil menahan malu dan dengan tatapan matanya yang dingin Chi Wan berkata pada pelayan itu.

"Bukankah kamu baru saja mengambil foto? Mana kameranya? Serahkan padaku!"

Meskipun penyebab utama dari masalah ini adalah Huo Tianyu, tapi jika saja Huo Tianyu saat itu langsung menyadari kesalahannya kemudian segera mengejarnya dan meminta maaf, mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi!

Orang murahan ini, hari ini dia berani mengambil foto Chi Wan dan Huo Tianyu!

Masih berani main-main dengan Chi Wan!?

Jika pelayan itu mengambil fotonya ketika Huo Tianyu menciumnya. Reputasinya akan sulit untuk dibersihkan lagi! 

Karena kelakuan pelayan itu, emosi Chi Wan semakin memuncak. Tidak peduli dia mengambil foto atau tidak, Chi Wan segera mengambil pel lantai kemudian memukulnya!

pelayan itu dengan secara reflek melindungi kepala dengan kedua tangannya. Dan Chi Wan memukul bagian belakang kepalanya.

Tanpa sadar pelayan itu menjerit dan memalingkan kepalanya.

"Ao!!!"

Chi Wan melemparkan pel ke punggungnya. Kaki dan dadanya ditendang.

Tubuh pelayan itu terlihat kurus dan lemah, melihat hal itu Chi Wan sedikit merasa takut karena telah memukulnya. Sebenarnya pelayan itu ingin membalas apa yang dilakukan Chi Wan kepadanya, tetapi hal itu tidak mungkin ia lakukan.

Setelah ia memukul pelayan itu, tiba-tiba Chi Wan memegang dahinya dan teringat sesuatu, dari dalam benaknya seperti ada yang menyuruhnya untuk bertindak. Chi Wan ambil jaketnya! 

Kemudian Chi Wan mengambil jaket itu dan mengecek setiap saku yang ada, dan ternyata ia menemukan sebuah kamera. Seperti yang ia duga, terdapat fotonya dengan Huo Tianyu.

"Matilah kamu!"

Chi Wan menendang betisnya, sambil menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya, ia merasa sedikit lega karena tujuannya telah tercapai. Ia berhasil menemukan barang bukti yang mungkin akan menjatuhkan nama baiknya. Kemudian, ia membawa kamera itu dan bersiap untuk pergi.

Chi Wan tidak mengatakan apapun untuk memperingatkan pelayan itu, ia hanya memasang wajah sinis saat melihatnya.

Wen Mo yang sedang berdiri di sebuah sudut terlihat sedang tersenyum dengan santai, dan ekspresinya terlihat tenang, ia sedikit menyandarkan badannya ke dinding. 

Dia berdiri disana menikmati hembusan angin yang bertiup sepoi-sepoi.

Tubuh Chi Wan kaku di tempat yang sama. Ia kaget luar biasa melihat pria yang sedang berdiri beberapa langkah darinya itu.

Bagaimana dia bisa ada disini?

Sudah berapa lama dia ada di sini? 

Apa saja yang sudah dilihatnya tadi?

Chi Wan terpana, tangan kanannya tanpa sadar melepaskan pel hingga jatuh ke tanah dan menimbulkan suara.

Peng!

Chi Wan sangat terkejut. Nalurinya membuat ia melangkah mundur dua langkah dari tempatnya semula, tetapi ia mendengar seorang pria berteriak di ujung, "Jangan pukul saya! Semuanya untukmu! Jangan pukul saya!"

Chi Wan melihat alat pel yang terjatuh ke lantai, ia juga mendengar suara minta tolong. Ia bingung dan masih tidak tahu apa yang seharusnya ia lakukan!

Oh Tuhanku!

Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia memukuli orang dengan kejam dan dilihat langsung oleh Wen Mo! Pria itu! Itu benar-benar dia!

Mata Chi Wan berbinar, sambil menggigit bibirnya ia masih tetap diam tak bersuara.

Wen Mo memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celananya panjangnya. Dia mengeluarkan sapu tangan berwarna biru putih, kemudian ia membersihkan tangannya.

"Tidak buruk."

Mendengar penilaiannya, Chi Wan dengan buru-buru mengangkat wajahnya dan dengan pandangan matanya yang polos ia melihat Wen Mo.

Seperti cahaya bintang, ketika dilihat dari kejauhan cahayanya terlihat samar, tetapi ketika dilihat lagi lebih dekat cahayanya akan terlihat semakin terang dan semakin memukau. Ia seperti cahaya bintang yang terang dan sangat menakjubkan.

Akting seolah-olah telah menjadi makanannya sehari-hari. aktingnya sangat bagus, ia benar-benar sangat pandai dalam berakting.

Ketika melihat mata Wen Mo, sepertinya Chi Wan baru tahu bahwa Wen Mo telah menyindirnya. Chi Wan merasa malu tetapi ia juga jengkel. Ia menghela nafas panjang kemudian bertanya, "Apa yang salah?"

Wen Mo mengangkat alisnya, kemudian secara tidak sadar ia keceplosan mengatakan pertanyaan yang sebenarnya hanya ingin ia simpan dalam benaknya. Ia berseru dan bertanya, "Apakah kamu juga ingin mengalahkanku?"

  "..."

Wen Mo benar-benar sudah melihat kejadian tadi.

Saat itu wajah Chi Wan yang imut terlihat memerah karena malu. Terlihat begitu menawan, tetapi karakternya yang dingin, menepiskan pesonanya. 

Saat ini wajah Chi Wan semakin memerah, mereka berdua tampak seperti sepasang berang-berang yang sedang bercakap-cakap, ekornya tampak indah. Sungguh, pemandangan yang indah, seperti bunga persik yang sedang bermekaran dimusim semi yang cerah.

Bab berikutnya