webnovel

Orang Tidak Tahu Terima Kasih (2)

Editor: Wave Literature

Han Jingnian menatap Xia Wanan dalam diam, tampak tidak memercayai ucapan Xia Wanan.

Xia Wanan diam-diam memiringkan kepalanya ke samping. Di dalam hati, dia berpikir telah kalah telak dari pria ini. Kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan menekan tombol daya untuk menyalakan layar ponsel. Namun ponselnya secara otomatis langsung mati kembali karena daya baterainya tidak mencukupi. Dia memperlihatkan hal itu pada Han Jingnian. "Tuan Han, kau lihat sendiri. Ponselku benar-benar kehabisan baterai."

Ekspresi Han Jingnian melembut.

Xia Wanan melanjutkan, "Tuan Han, bisakah aku mengundangmu minum kopi sekarang?"

Han Jingnian mendongak menatap salju yang jatuh, "Tidak ada bulan malam ini."

Pria ini… haruskah dia bersikap begitu sombong? Apa karena Xia Wanan barusan tidak langsung mengerti maksud ucapannya? Haruskan Han Jingnian mencekiknya dengan bermacam kata-kata?

Xia Wanan mengambil napas dalam-dalam beberapa kali. Dia menjaga nada bicaranya agar tetap ramah, "Tidak masalah, kita bisa menikmati salju."

Han Jingnian terdiam sesaat, "Karena Nona Xia bermaksud baik dengan ingin mengajak pergi, baiklah, naiklah ke mobil."

Xia Wanan terdiam.

Dari sisi mana Han Jingnian menyimpulkan kalau Xia Wanan memiliki maksud baik dengan mengajaknya pergi? Jelas-jelas Han Jingnian yang memaksa Xia Wanan mengingat kembali janjinya dan membuat Xia Wanan tidak punya pilihan selain mengajaknya sekali lagi.

Setelah masuk ke dalam mobil, Han Jingnian memutar setir dan mengendarai mobil di jalanan utama dengan terampil.

Ponsel Han Jingnian tiba-tiba berdering saat mobil sudah mendekati Hotel Four Seasons.

Ponsel Han Jingnian berada di antara kursi pengemudi dan kursi penumpang. Suara dering yang begitu nyaring memecah keheningan di dalam mobil. Dengan reflek Xia Wanan langsung menoleh dan melihat kalau itu adalah panggilan telepon dari Asisten Zhang.

Han Jingnian tidak berniat menjawab telepon diam-diam, sehingga dia langsung mengangkatnya, "Ada apa?"

"Direktur Han, ada dokumen penting yang akan digunakan dalam rapat online melalui video sebentar lagi. Sepertinya ada di ruang kerja di rumah Anda. Anda sekarang berada di rumah atau tidak? Saya akan ke sana untuk mengambilnya."

"Sangat mendesak?" Bukannya menjawab pertanyaan Asisten Zhang, Han Jingnian malah mengajukan pertanyaan lain.

"Ya, Direktur Han. Ini sangat mendesak."

"Langsung datang saja ke Hotel Four Seasons."

Han Jingnian mematikan panggilan, lalu melihat ke arah Xia Wanan yang berada di sebelahnya, "Nona Xia, aku benar-benar minta maaf. Aku harus pulang dulu."

Xia Wanan sudah mendengar seluruh obrolan telepon Han Jingnian dengan Asisten Zhang dan segera menjawab, "Ya, tidak masalah."

Xia Wanan melihat Hotel Four Seasons sudah di depan mata, lalu berujar, "Direktur Han, bisakah kau menurunkanku dulu..." 

Han Jingnian sudah mengemudikan mobil dalam kecepatan tinggi untuk naik ke jalan tol sebelum Xia Wanan selesai bicara.

Xia Wanan tidak bisa lagi meminta turun dari mobil dan hanya bisa menelan kembali kalimat permintaan yang akan dilontarkannya. 

"Nona Xia, maaf. Kau terlambat mengatakannya. Mobil ini melaju dalam kecepatan tinggi dan langsung naik ke jalan tol." Han Jingnian memasang wajah merasa bersalah, "Ya sudah, bagaimana kalau aku putar balik setelah turun dari jalan tol nanti untuk mengantar Nona Xia pulang dulu?"

Han Jingnian melanjutkan setelah jeda sesaat, "Mungkin asistenku akan menunggu selama setengah jam di musim dingin dan salju yang tebal seperti ini."

Xia Wanan buru-buru menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu. Lagi pula nanti Tuan Han juga akan kembali ke Hotel Four Seasons. Yang lebih penting sekarang adalah mengambil dokumen itu dulu."

"Terima kasih atas pengertiannya."

"Tidak masalah."

Hanya ada sedikit kendaraan yang berlalu-lalang di malam bersalju. Tidak lama kemudian, mobil Han Jingnian sudah tiba di parkiran bawah tanah.

Xia Wanan terlihat linglung saat melihat pemandangan familiar di luar jendela. 

Begitu mobil berhenti Han Jingnian langsung berkata, "Nona Xia, mari kita naik ke atas."

"Tidak usah, aku menunggumu di dalam mobil saja..."

Han Jingnian langsung menyela, "Nona Xia, lingkungan di sini sebenarnya tidak sepenuhnya aman, walaupun kelihatannya aman. Aku harus memikul tanggung jawab kalau terjadi apa-apa pada Nona Xia."

Xia Wanan kehabisan kata-kata untuk membantah, "Ya sudah."

Kemudian Xia Wanan masuk ke dalam lift yang sangat familiar dan melihat Han Jingnian menekan lantai 27 yang sudah tidak asing. Mau tidak mau dia menggenggam erat jari-jarinya. 

Angka merah melaju melewati lantai demi lantai. Tidak lama kemudian lift akhirnya berhenti. Mereka berdua berjalan keluar dari lift. Xia Wanan melihat Han Jingnian menekan kata sandi pintu. Dia juga sangat tidak asing dengan angka-angka kata sandi itu. Begitu pintu terbuka langsung terdengar suara kucing. Kemudian seekor hewan peliharaan berbulu putih berlari mendekati lemari sepatu. 

Bab berikutnya