webnovel

Berilah Suamimu Ini Sebuah Ciuman (2)

Editor: Wave Literature

Melihat tatapan senang dan berterima kasih yang ditunjukkan padanya, Xia Wanan tidak bisa menahan senyum bahagia.

Ketika pelayan datang mengantarkan makanan, Ai Jiang berdiri dan pergi ke kamar mandi.

Setelah melihat Ai Jiang sudah tidak terlihat lagi, Xia Wanan segera mengambil kotak beludru kecil dari dalam tasnya dan menaruhnya ke dalam tas Song Youman. "Ini aku belikan untukmu. Waktu itu kau bilang kalau menyukainya, jadi aku membelikannya untukmu. Tapi jangan sampai Ai Jiang tahu."

"Kenapa?" Song Youman tidak tahan untuk langsung menanyakannya.

"Aku takut kalau dia nanti merasa tersinggung. Selain itu, Ai Jiang tidak seperti kita yang mudah menghamburkan uang. Seperti halnya hadiah ini, kita memberikannya hadiah, lalu suatu saat nanti dia juga akan memberikan kita hadiah. Jadi kau harus memilihkan hadiah yang lebih murah supaya dia nanti tidak terlalu terbebani saat ingin memberikan kita hadiah. Dan lagi, ketika kita membeli suatu barang yang mahal, jangan membicarakan hal itu di depannya. Pertama, karena hal itu bisa membuatnya merasa tidak senang mendengarnya, dan kedua, karena dia tidak bisa berbaur dengan gaya hidup kita."

"Oh..." Song Youman tidak begitu mengerti dengan pola pikir setiap perempuan. Tetapi dia tahu apa yang dikatakan Xia Wanan memang benar. Jadi dia mengangguk, menandakan kalau dia memahami maksud Xia Wanan.

Xia Wanan takut kalau Ai Jiang dapat mendengar obrolannya dengan Song Youman, sehingga dia cepat-cepat mengalihkan topik pembicaraan.

Tetapi Xia Wanan dan Song Youman tidak menyadari kalau sebenarnya Ai Jiang berada di belakang mereka. Ai Jiang kembali untuk mengambil pembalut yang tertinggal di dalam tasnya. Lalu saat kembali, dia tidak sengaja mendengar semua obrolan yang dikatakan Xia Wanan. 

Mereka berdua tidak ingin obrolan tersebut didengar olehnya. Sehingga Ai Jiang kembali ke kamar mandi dan tidak jadi mengambil pembalut di dalam tasnya demi pura-pura tidak mendengar obrolan mereka berdua.

Di bilik saat memasuki kamar mandi, wajah Ai Jiang yang selalu terlihat malu-malu dan ramah langsung berubah dingin.

Senang rasanya ketika mereka seperti memahami posisinya. Tapi rasanya sangat menyebalkan ketika sebenarnya mereka memandang rendah dirinya.

Setelah memikirkannya, Ai Jiang mengulurkan tangan dan mengambil gelang emas yang baru saja diberikan Xia Wanan, lalu melemparkannya ke tempat sampah.

Mereka berdua terlahir dari keluarga kaya dan menerima pendidikan yang baik sejak kecil. Tentu saja itu adalah hal umum sehingga mereka berdua bisa sangat dekat seperti itu. Maka dari itu, sangat jelas terlihat jarak perbedaan antara dirinya dan mereka berdua. Tetapi sejak awal, Ai Jiang memang mendekati mereka berdua karena hanya mereka berdua yang selalu memperlakukannya dengan baik di kelas. Makanya dia selalu mencoba untuk menjadi teman baik mereka berdua. Dia sangat ingin bisa masuk dalam lingkaran kehidupan orang-orang seperti Xia Wanan dan Song Youman supaya dapat mengubah kehidupannya saat ini. Jadi dia sangat bergantung pada mereka berdua. Hanya dengan mengandalkan mereka berdua, dia dapat mengenal orang-orang yang berada di lingkungan strata tinggi. Seperti saat ini, dia dapat bekerja di perusahaan Han karena campur tangan dari Han Zhijin. Saat wawancara masuk perusahaan itu, dia sengaja menelepon Han Zhijin di hadapan HRD yang mewawancarainya supaya diterima di perusahaan itu. 

Ai Jiang menutup matanya dan mengambil napas dalam-dalam untuk beberapa saat. Ketika dia sudah tenang, dengan wajah jijik dia membungkuk dan mengambil kembali gelang emas yang sudah dia buang ke tong sampah.

Dia mengambil gelang emas itu dan bergegas mencucinya di wastafel, lalu menyekanya dengan tisu, dan memasangnya kembali di pergelangan tangannya. Setelah itu Ai Jiang berjalan kembali ke dalam restoran seperti tidak terjadi apa-apa.

Han Zhijin yang sudah sampai di sana dan melihat Ai Jiang datang, segera menyapanya. "Ai Jiang."

Ai Jiang menjilat bibirnya dan memaksakan senyum. Dia kemudian menunjukkan pergelangan tangannya di depan Han Zhijin. "Lihat, Wanan yang membelikannya. Bagus, tidak? Aku sangat suka ini."

 …

Rumah keluarga Han.

Di atas meja makan ada begitu banyak jenis makanan hingga memenuhi meja.

Namun di depan meja makan marmer untuk lebih dari sepuluh orang itu, hanya ada Han Jingnian seorang diri.

Bab berikutnya