webnovel

Udaranya Tidak Begitu Bagus (2)

Editor: Wave Literature

Melihat Xia Wanan tersenyum padanya, gadis itu perlahan-lahan kembali tenang, lalu menatap Xia Wanan sejenak dan membalas senyumannya.

Dalam pertemuan pertama antara dua orang, mereka akan saling memperhatikan satu sama lain. Xia Wanan merasa gadis yang memerhatikannya sangat menarik. Jadi Xia Wanan yang jarang berinisiatif untuk bicara dengan orang asing, berani memulai obrolan dengan gadis tersebut. "Namaku Xia Wanan. Siapa namamu?"

Gadis itu tidak menjawab dan hanya tersenyum pada Xia Wanan.

Xia Wanan yang melihat gadis tersebut menolak menjawab pertanyaannya, ia pun tidak bicara lagi.

Gadis itu menunjuk kursi yang ada di samping Xia Wanan. Xia Wanan samar-samar menebak kalau si gadis bertanya apakah dia boleh duduk di sebelahnya atau tidak. Xia Wanan tidak menolak dan mengangguk mempersilakan si gadis duduk di sebelahnya. Gadis itu tampak sangat senang dan memberikan senyum sangat cerah, lantas duduk di sebelah Xia Wanan.

Gadis itu tidak mengatakan apa-apa sehingga Xia Wanan juga diam.

Kedua orang itu duduk tanpa bicara satu sama lain.

Tak beberapa lama kemudian, serangkaian langkah kaki terdengar dari belakang mereka duduk.

Xia Wanan tidak memedulikannya, bahkan tidak menolehkan kepala untuk melihat siapa yang menghampirinya. Tapi gadis di sebelahnya menoleh ke belakang dan melihat orang yang menghampiri mereka. Dia pun mencolek Xia Wanan yang ada di sebelahnya.

Xia Wanan akhirnya menoleh dan melihat gadis di sebelahnya memasang wajah gugup.

Xia Wanan baru saja akan bertanya apa yang terjadi, namun sebelum sempat bertanya, tiba-tiba ada sebuah gelas anggur yang disodorkan padanya, diikuti suara wanita dengan nada tidak sopan, "Hai, bisa kita berkenalan?"

Mendengar suara itu, Xia Wanan mengangkat kepalanya dan menatap wanita yang menyodorkan gelas anggur. Xia Wanan merasa tidak asing lagi melihat beberapa orang di sana. Tampaknya mereka ada dalam satu perusahaan dengan Qin Shujian. Xia Wanan lantas mengabaikan beberapa wanita di sana dan mengedarkan padangan, melihat sekeliling ruangan. Xia Wanan melihat Qin Shujian, yang berada di kejauhan dan tidak ikut terlibat dalam kejadian ini, sedang berdiri di samping segelas sampanye merah muda sambil menonton pertunjukan yang dilakukan teman-temannya.

Kejadian itu seperti disengaja. Sekarang Xia Wanan melihat Qin Shujian tersenyum sambil mengajaknya bersulang dari kejauhan, lalu mengisi gelasnya lagi dan meminumnya.

Dasar kekanak-kanakan!

Apa Qin Shujian pikir Xia Wanan takut dengan mereka?!

Setelah berpikir, Xia Wanan berniat mengambil gelas anggur yang disodorkan padanya.

Semua orang mengira Xia Wanan akan meminumnya, sehingga teman-teman Qin Shujian saling bertukar pandang dengan pandangan gembira.

Namun, tepat ketika tangan Xia Wanan hendak mengambil gelas kaca tersebut, Xia Wanan tiba-tiba mendorong gelas ke samping dan berdiri. "Maaf, aku tidak bisa berkenalan denganmu."

"...." Beberapa wanita yang menghampiri di sana menahan amarah dengan tatapan mengancam, namun juga tak membalas apapun. 

Bahkan gadis di samping Xia Wanan hanya bisa menatap bingung akan apa yang dilakukan Xia Wanan sambil bertanya-tanya.

Kenapa dia sangat santai dan tidak terpengaruh dengan mereka?

Mereka mengira dengan menyuruh Xia Wanan meminum anggur tersebut, maka Xia Wanan akan langsung meminumnya.

Xia Wanan melirik gadis di sampingnya yang menatap Xia Wanan dengan wajah polos. Xia Wanan takut jika gadis itu merasa canggung berada di sekitar mereka, sehingga ia menepuk pundak gadis di sampingnya sambil berkata, "Ayo pergi."

Si gadis itu tampak sangat senang ketika diajak oleh Xia Wanan. Dia pun segera berdiri dari tempat duduknya dan mengikuti Xia Wanan meninggalkan tempat itu.

Kedua orang itu baru berjalan beberapa langkah dari tempat sebelumnya, namun disaat bersamaan ada seorang pelayan yang sedang mengirim makanan ke area prasmanan.

Di samping pelayan ada beberapa orang yang sedang berdiri. Entah tangan siapa yang mendorong pelayan itu hingga hampir menabrak si gadis. Tak lama, seorang wanita dengan sepatu hak tinggi berteriak dan bergegas menghampiri si pelayan.

Panci itu sangat berat, dan pelayan yang dalam keadaan tidak siap, saat didorong pun langsung menumpahkan seluruh isi panci yang panas dan mengepul.

Pancinya pecah dan tumpah hingga hampir mengenai tubuh gadis di samping Xia Wanan.

Bab berikutnya