webnovel

Bintang Paling Cemerlang Malam Ini (2)

Editor: Wave Literature

Tempat untuk diadakannya jamuan makan malam perusahaan masih ada dalam satu hotel dengan suite yang sering ditinggali Han Jingnian.

Karena asisten Zhang memiliki kunci kamar hotel Han Jingnian, sehingga dia masuk ke dalam suite-nya tanpa mengetuk untuk mengantarkan Xia Wanan. "Direktur Han, coba lihat, bukankah nyonya muda sangat cantik?" 

Tidakkah kata-kata yang diucapkan asisten Zhang terlalu berlebihan?

Xia Wanan tanpa sadar diam-diam mendengus dan mendongak menatap langit-langit ruangan.

Han Jingnian tidak lagi duduk di depan meja tulis, tapi dia duduk di sofa sambil melihat dokumen. Dia juga membenahi dirinya sendiri dengan baik. Han Jingnian memakai jas yang pas dengan tubuhnya, serta kemeja putih yang membuatnya tampak mewah. 

Han Jingnian yang mendengar asisten Zhang memasuki ruangan suite segera menatap ke arah pintu. Pandangan Han Jingnian langsung tertuju pada sosok Xia Wanan. Pandangannya seolah berubah kosong begitu melihat kecantikan Xia Wanan. Xia Wanan tidak bisa memastikan apa penampilannya benar-benar mengagumkan seperti yang asisten Zhang katakan. Ketika dia memutuskan untuk melihat respon Han Jingnian, pria itu sudah mengalihkan pandangannya. Tampaknya pertanyaan yang diberikan asisten Zhang adalah pertanyaan konyol. Han Jingnian hanya meliriknya lalu menundukkan kepala, kembali melihat dokumen di tangannya.

Melihat tidak adanya reaksi dari Han Jingnian, asisten Zhang terdiam dan tidak berani mengatakan apa-apa. Dia hanya mengatakan satu kalimat itu lalu keluar, meninggalkan mereka berdua di sana, sambil menunggu acara dimulai agar bisa memanggil mereka dan menyuruh pergi ke ruangan jamuan.

Xia Wanan hanya berdiri di ambang pintu sendirian untuk sementara waktu. Dia melihat Han Jinnian tidak menanggapinya dan menganggap kehadirannya bagai udara. Dia lantas berjalan ke dalam suite dan mencari tempat duduk yang jauh dari Han Jingnian.

Keadaan di dalam ruangan sangat tenang. Sofa yang Xia Wanan duduki terasa sangat nyaman. Suasana seperti itu sangat cocok untuk tidur, sehingga Xia Wanan memeluk bantal sofa yang lembut dan memejamkan mata.

Setelah selesai membaca dokumen di tangannya, Han Jingnian meregangkan otot sambil memegang lehernya. Pada saat itu dia secara tidak sengaja melihat Xia Wanan yang berada di sofa kecil tidak jauh dari sana.

Gerakan tangannya berhenti. Setelah beberapa saat Han Jingnian hanya memandangi wajah Xia Wanan.

Apa Xia Wanan tertidur?

Seperti saat berada di dalam mobil kemarin malam, Xia Wanan juga tidur dalam sekejap mata.

Tapi Xia Wanan adalah seseorang yang tumbuh menjadi wanita cantik. Kulitnya putih, hidungnya mancung, bibirnya tipis, alisnya melengkung dengan indah, dan Xia Wanan menggunakan gaun dengan pengait tipis yang memperlihatkan garis leher dan dua tulang selangka yang menonjol dengan bentuk sangat indah. Xia Wanan seperti wanita yang ramping dan rapuh namun terlihat seksi.

Entah apakah karena tidur di sofa rasanya tidak terlalu nyaman, Xia Wanan tiba-tiba menggerakkan tubuhnya.

Han Jingnian segera tersadar dan mengalihkan pandangannya dari Xia Wanan.

Han Jingnian langsung pura-pura melihat berita di ponselnya, seraya memikirkan reaksinya yang terlihat aneh karena tidak bisa menahan diri untuk berhenti memandangi Xia Wanan.

Apa jiwa Han Jingnian baru saja terasa seolah melayang? Apa karena Xia Wanan?

  …

Asisten Zhang kembali pukul 7.20 untuk memanggil mereka. Xia Wanan kemudian terbangun karena mendengar suara asisten Zhang. 

Pukul 7.25 ketiga orang itu meninggalkan suite dan menuju lift ke lantai dua, di mana jamuan diadakan.

Tempat tersebut telah ditata dua hari sebelumnya, dan kini tampak semewah istana kristal. Semua orang berpenampilan begitu mewah dan cantik. Orang-orang saling berkelompok sebanyak tiga sampai lima orang dan saling mengobrol satu sama lain.

Acara ini adalah acara pertama Xia Wanan menemani Han Jingnian. Oh, tidak. Ini adalah pertama kalinya Xia Wanan menjadi tokoh utama dalam acara jamuan makan malam. Untungnya dia terlahir dalam sebuah keluarga berada. Dari kecil hingga dewasa, Xia Wanan sudah sering mengikuti acara-acara seperti ini. Karena itu, dia sudah terbiasa melihat pemandangan seperti sekarang dan dapat dengan mudah menyesuaikan diri.

Bahkan, Xia Wanan tidak perlu melakukan dan mengatakan apapun. Dalam sebagian besar waktunya, Xia Wanan terus berada di samping Han Jingnian dan selalu tersenyum pada orang-orang yang ada disana. Kadang-kadang, ketika wanita di sekitarnya berbicara dengannya, dia akan menanggapinya sedikit.

Setelah menunggu sampai pembicaraan tentang bisnis selesai, para tamu berkumpul untuk memulai acara hiburan. Xia Wanan tahu, Han Jingnian saat ini sudah tidak membutuhkan dirinya lagi. Oleh karena itu, dia beralasan 'lelah' dan berjalan meninggalkan Han Jingnian.

Bab berikutnya