webnovel

Tua, Jelek, dan Botak (1)

Editor: Wave Literature

Ternyata Han Jingnian ada di sana?!

Xia Wanan menatap Han Jingnian selama beberapa detik. Lalu dengan segera dia mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

Mobil berhenti di tempat yang agak jauh dari lampu jalanan, sehingga cahaya di dalam mobil relatif gelap. Selain itu, Han Jingnian juga mengenakan setelan berwarna hitam. Jadi jika bukan karena cahaya dari laptop-nya, sangat sulit menyadari kalau ada seseorang yang duduk di kursi belakang. Tapi ... Han Jingnian adalah seseorang yang sangat sibuk. Dia bisa menyuruh seseorang datang kemari untuk menangani masalah ini. Jadi mengapa dia harus repot-repot ikut datang ke sini?

Setelah Xia Wanan masuk ke dalam mobil, tidak banyak perubahan sikap yang terjadi pada Han Jingnian dari awal hingga akhir. Dia bersikap seolah-olah Xia Wanan adalah udara. Namun aura tekanan tak terlihat yang keluar dari tubuh Han Jingnian membuat Xia Wanan merasa udara di dalam mobil menjadi sesak.

Xia Wanan bergeser dengan tidak nyaman ke arah pintu dan sedikit menarik jarak antara dirinya dan Han Jingnian.

Xia Wanan tidak tahu apa karena dirinya bergeser tiba-tiba, Han Jingnian jadi merasa terganggu. Dia merasa Han Jingnian memiringkan sedikit kepalanya untuk menatap Xia Wanan.

Sedikit pergerakan dari Han Jingnian itu membuat Xia Wanan secara refleks menoleh menatapnya.

Han Jingnian dan Xia Wanan saling bertatapan. Xia Wanan terkejut karena tatapan itu membuat jiwanya serasa terbang.

Han Jingnian sangat tenang, seolah-olah memang tidak bermaksud untuk bicara padanya. Tetapi Xia Wanan ingin mengobrol dengannya. Haruskah Xia Wanan menyapanya lebih dulu?

Tetapi jika dia menyapanya lebih dulu, apa yang harus dia katakan? Xia Wanan harus memanggilnya apa? Jika memanggil 'sayang' pasti tidak boleh karena status mereka tidak boleh diumbar secara terang-terangan. Namun jika memanggil nama Han Jingnian langsung, itu terlalu tidak sopan. Kalau memanggilnya 'Direktur Han' tampaknya terlalu tidak masuk akal. 

Setelah berpikir sebentar akhirnya Xia Wanan menggunakan 'Itu' untuk mengganti penyebutan namanya. "Itu ... Sejak awal apa kamu sudah ada di mobil?"

Asisten Zhang yang baru saja kembali dari membeli air minum, ketika membuka pintu dan mendengar pertanyaan Xia Wanan, rasanya dia hampir tertawa terbahak-bahak.

Itu ... Itu apa? Nona muda lucu sekali. Mengejutkan sekali memanggil Direktur Han dengan sebutan 'Itu'.

Tapi Han Jingnian tidak menjawab pertanyaan Xia Wanan.

Xia Wanan menyentuh hidungnya dengan sedikit canggung karena diabaikan oleh Han Jingnian. Lalu dia menundukkan kepala untuk menatap ponsel di tangannya.

Melihat kejadian itu, asisten Zhang hanya bisa diam-diam menghela napas.

Asisten Zhang tidak suka makan melon, namun dia sering makan melon milik Direktur Han. Asisten Zhang berpikir dengan perintah direktur yang menyuruh nona muda masuk ke mobil, dia akan melihat sesuatu yang menyenangkan. Tetapi ternyata tidak ada hal menyenangkan yang terjadi. Asisten Zhang mau tidak mau harus menyingkirkan kecanggungan yang disebabkan oleh Direktur Han.

Setelah berpikir, asisten Zhang menghangatkan suasana dengan berkata, "Nyonya muda, silakan minum air ini."

"Terima kasih." Xia Wanan memberikan tatapan terima kasih pada asisten Zhang dan mengambil air pemberiannya.

"Nyonya muda, apa Anda terluka karena perkelahian tadi?"

"Tidak," jawab Xia Wanan singkat.

"Nyonya muda, kenapa Anda berkelahi?" Asisten Zhang bertanya lagi.

"..."

Xia Wanan dan asisten Zhang hanya berbincang sebentar, karena tiba-tiba ponsel asisten Zhang berbunyi.

Asisten Zhang meminta maaf pada Xia Wanan karena ada telepon masuk, lalu dia menggunakan earphone untuk menjawab telepon. 

Melalui kaca spion, Xia Wanan melirik Han Jingnian yang masih menatap layar laptopnya. Kemudian dia melihat ponsel di tangannya lagi yang sedang bergetar.

Song Youman membuat grup WeChat baru dengan nama 'Tendang Kejam Laki-laki Tampan'. Grup chat tersebut beranggotakan tiga orang, yaitu Xia Wanan, Han Zhijin, dan Song Youman.

Youman yang Kejam (Song Youman): Aku sudah sampai rumah. Apa kalian baik-baik saja?

Musuh Paman Tampan (Han Zhijin): [mengirimkan foto sebuah dinding] Aku sedang berada di depan tembok sambil berpikir.

Bab berikutnya