webnovel

Pemilik Toko Tidak Ada, Semuanya Akan Mogok Bermain Game?

Editor: Wave Literature

Pengetahuan Fang Qi tentang dunia ini hanyalah sebatas ingatan pemilik tubuh asli dan diskusi para pelanggan yang ada di warnetnya.

Masalahnya, setelah Fang Qi terlahir kembali ke dunia ini, ia tak pernah meninggalkan jalan itu kecuali untuk menghadiri ujian di Sekolah Lingyun, dan pergi berlatih seni bela diri di dojo dalam kota.

Sebelum ia membuka warnet, ia selalu merasa terancam bahaya karena ia tidak memiliki kekuatan dan bakat, yang mungkin akan membuatnya sulit untuk bertahan hidup di dunia lain.

Tetapi setelah ia membuka warnet, ia malah tidak punya waktu untuk jalan-jalan.

Terakhir kali ia mencoba untuk keluar, ia harus menghadapi kesulitan yang pada akhirnya harus membuatnya segera kembali setelah sarapan, dan hal itu membuatnya merasa kesal.

Hari ini Fang Qi akan keluar, karena itulah suasana hatinya sedang dalam kondisi yang baik. Ia membawa peluncur roket di punggungnya, lalu segera keluar.

Saat ia berjalan menuju ke pusat kota Jiuhua, ia memperhatikan bahwa jalanan menjadi semakin sibuk. Jalan yang ia tempati sekarang bernama jalan Tianfu, yang terkenal sebagai pusat bisnis dan perdagangan di kota Jiuhua.

Ada banyak orang yang membawa senjata di punggung mereka, sama seperti Fang Qi. Karena di dunia ini ada banyak para prajurit dan kultivator.

"Ramai sekali." Fang Qi melihat para bangsawan yang berpakaian elegan, dan kultivator yang tampak bijaksana sedang berlalu-lalang. Ini adalah kali pertama ia melihat pemandangan yang begitu spektakuler seperti ini.

Di sepanjang sisi jalan, ada toko-toko yang berdiri dan dihiasi dengan genteng kaca, serta dicat warna-warni. Gedung-gedung itu didekorasi dengan begitu elegan, hingga membuat Fang Qi merasa kagum. Ia berhenti di salah satu toko dan masuk ke dalam toko tersebut.

Menara Hujan Emas.

"Kenapa tidak disebut Menara Gerimis Berangin Emas?" Ujar Fang Qi sambil melirik ke arah paviliun yang terlihat kuno, lalu berjalan masuk, "Ini dia tokonya."

Tempat tersebut adalah sebuah toko yang menjual artefak spiritual. Di dalam toko tersebut ada berbagai macam artefak spiritual yang diletakkan di lemari maupun di dinding. Masing-masing artefak memiliki deskripsi yang juga mencantumkan harga artefak tersebut.

"Wah…!!" Saat Fang Qi sedang mengagumi deretan artefak spiritual yang ada di dalam toko tersebut, beberapa pelanggan terlihat sedang menunjuk peluncur roket yang ada di punggung Fang Qi dan berbisik, "Bukankah senjata itu mirip dengan senjata yang ada dalam Resident Evil?" 

"Sepertinya iya." Ujar pemuda berbaju kuning. "Walaupun aku tidak tahu senjata model apa itu, tapi senjata itu hanya ada di dalam game Resident Evil."

"Senjata itu terlihat sangat canggih. Apakah orang itu juga bermain Resident Evil?"

"Coba tanyakan saja."

"..." Pendengaran Fang Qi sangat bagus, jadi ia masih bisa mendengar seluruh percakapan mereka walaupun mereka sedang berbisik.

"Apakah mereka tidak bisa mengenaliku?" Gumam Fang Qi.

"Hai! Teman!" Pria berjubah kuning itu berjalan ke arah Fang Qi lalu menyambutnya. "Apakah kamu juga bermain Resident Evil?"

'Bagaimana mungkin ada orang yang bermain Resident Evil tapi tidak mengenaliku sebagai pemilik warnet?' Batin Fang Qi.

Tetapi ia tak terkejut karena beberapa hari terakhir, Jiang Xiaoyue lah yang duduk di meja resepsionis. Sedangkan dirinya sibuk bermain Diablo di pojok warnet.

Pemuda berbaju kuning tersebut terlihat ramah. Ia menepuk pundak Fang Qi dan berkata, "Teman, kamu sudah level berapa di dalam game? Apakah kamu mau ku bantu? Aku jamin kamu pasti akan menyelesaikan game Resident Evil dengan mudah."

"Tidak perlu. Aku ingin melihat artefak spiritual dulu." Jawab Fang Qi yang tidak tahu harus bagaimana.

Pemuda berbaju kuning itu menepuk dadanya sendiri seraya berkata. "Bilang saja padaku, toko ini adalah milik Pamanku. Artefak spiritual seperti apa yang sedang kamu cari? Biar nanti aku bilang ke Pamanku."

'Haruskah aku memberitahukannya kalau sekarang aku bermain Diablo?' Pikir Fang Qi.

...

Warnet Super Internet.

"Gadis kecil, ke mana pemilik warnet?" Tanya segerombolan yang berkumpul di meja resepsionis.

"Apakah kalian tidak bermain game? Kenapa kalian mencari Bos ku?" Ujar Jiang Xiaoyue yang menatap Ye Songtao, dan sekelompok pemuda tampan yang berdiri di belakangnya dengan tatapan bingung.

"Aku datang ke sini untuk membicarakan sesuatu dengan Bosmu." Jawab Ye Songtao seraya menunjuk belasan murid yang berdiri di belakangnya. "Lihatlah, mereka adalah murid berbakat yang ada di sekteku. Aku membawa mereka kemari karena ada yang harus aku bicarakan dengan Bosmu."

Ye Songtao kemudian mengetuk meja seraya berkata. "Ke mana dia? Cepat suruh kemari!"

"Memangnya apa yang mau dibicarakan? Apakah kalian datang ke sini bukan untuk bermain game?" Tanya Jiang Xiaoye yang mulai merasa kesal. "Kamu ingin mengajari mereka main game, kan? Cepat berikan uangnya padaku."

Ye Songtao terdiam setelah mendengar ucapan Jiang Xiaoyue barusan.

"Kenapa tiba-tiba begini?! Kenapa hari ini ia tiba-tiba pergi keluar?!" Tanya An Huwei yang terlihat kecewa. "Aku sudah dua malam memikirkan cara untuk mengalokasikan skill poinku, dan hari ini aku ingin meminta saran padanya. Tapi kenapa ia tiba-tiba menghilang begitu saja?"

Ucapan tersebut membuat Jiang Xiaoyue tercengang lalu membatin, 'Main game juga harus meminta saran?'

"Di mana bocah itu?" Tanya Nalan Hongwu sambil memukul meja. "Aku ingin melihatnya bermain. Kenapa hari ini ia tidak ada?"

"Iya, benar! Kami datang ke sini untuk melihat pemilik warnet bermain." Ujar Lin Shao dan pelanggan lain yang memilih kelas Paladin. Mereka kagum dengan teknik yang Fang Qi gunakan kemarin, seperti penggunaan tongkat TP. Tetapi kemarin Fang Qi hanya bermain sebentar, jadi mereka ingin menonton permainannya lagi.

"Bagaimana ini? Sebentar lagi kelasnya dimulai, tapi pemilik warnet masih belum muncul."

Mereka pun mulai mengeluh. "Hari ini kami sengaja datang pagi untuk menonton permainan pemilik warnet yang memainkan Paladin, tetapi ia malah tidak muncul. Padahal sebentar lagi kelas kami akan segera dimulai."

Bagi mereka, menonton permainan Fang Qi adalah kegiatan yang harus mereka lakukan setiap hari. Kegiatan itu sama asyiknya dengan bermain game sendirian, tetapi sayangnya Fang Qi sedang pergi keluar.

Apakah itu berarti, mereka hanya bisa bermain selama enam jam sehari, dan menghabiskan sisa waktu dengan penuh kebosanan?

"Mengapa kalian terlihat sedih hanya karena tidak bisa menonton permainannya?" Tanya Jiang Xiaoyue.

"Dia pergi ke mana?" Tanya An Huwei. "Cepat suruh dia pulang!"

Sebelumnya Fang Qi selalu ada di warnet, jadi jika An Huwei ingin menanyakan sesuatu, ia bisa langsung bertanya pada Fang Qi. Ia tidak pernah mengira bahwa kejadian seperti ini bisa terjadi. Hal itu membuat An Huwei merasa sangat kesal.

'Bagaimana aku bisa menambahkan skill poinku dengan sempurna? Bagaimana aku bisa bermain?!'

"Ini benar-benar masalah besar!" Ujar Ye Songtao seraya menarik kursi, lalu duduk di depan meja resepsionis. "Suruh Bosmu cepat pulang, karena aku ingin mengajaknya berbisnis. Kalau tidak, kami tidak akan datang ke sini lagi."

"Karena hari ini aku tidak bisa meminta sarannya, aku jadi butuh waktu lebih lama untuk membunuh monster. Benar-benar membuang waktuku saja! Jika ia tidak kembali, aku tidak akan bermain lagi!" Ancam An Huwei yang sedang merasa kesal.

"Cepat suruh ia kembali, kalau ia tidak kembali, kami juga tidak akan bermain game lagi dan ia akan kehilangan pelanggan." Kata Ye Songtao. 

"Sebelum pergi, ia hanya menyuruhku untuk memberitahukan kalian semua untuk melakukan apapun yang kalian inginkan. Jika kalian tidak ingin bermain, silakan pergi dari sini!" Ujar loli kecil tersebut sambil berkacak pinggang.

"Apa?!"

Mereka semua saling bertukar pandang, karena terkejut setelah mendengar ucapan barusan.

Kenapa pemilik tempat ini sangat sombong?!

Tetapi Fang Qi memang selalu mengusir pelanggan yang berniat untuk membuat onar.

Namun kali ini Jiang Xiaoyue lah yang mengatakannya, dan itu membuat semua orang merasa canggung.

"Aku..." An Huwei ingin segera angkat kaki dari warnet Fang Qi, tapi tidak jadi. "Aku tidak ingin berdebat denganmu. Aku akan menunggu Bosmu datang."

"Ayah! Aku ingin bermain game Diablo dulu, lebih baik kalian mengobrol dulu." Ujar Ye Xiaoye sambil tertawa, lalu segera bermain game Diablo.

"Xiaoye." Panggil Ye Songtao yang wajahnya terlihat menjadi semakin suram. 'Bukankah tadi aku bilang kita akan mogok bermain game? Kenapa kamu tidak mendengar ucapan Ayahmu?!'

Ye Songtao memasang wajah seram seraya berkata, "Hubungi Bosmu dan suruh dia segera kembali, karena ada hal yang harus aku diskusikan dengannya."

"Bosku tidak punya giok komunikasi, jadi aku tidak bisa menghubunginya." Ujar loli kecil yang masih berkacak pinggang. "Kalau kalian ada perlu dengannya, lebih baik kalian langsung mencarinya di luar."

Semua orang langsung ingin memaki Fang Qi, setelah mendengar ucapan barusan.

......

Bab berikutnya