webnovel

Sekeranjang Bakpao Untuk Loli Kecil

Editor: Wave Literature

"Makanan di dunia manusia rasanya sangat enak. Apalagi ada banyak yang bisa Putri lakukan di sini." Biasanya pagi buta seperti sekarang, tidak akan ada seorang pun di jalan kecuali penjaga kota.

(Catatan: Putri bukan namanya, tapi dia menyebut dirinya sendiri dengan kata 'putri' / 'princess' bukan 'aku')

Namun saat ini ada seorang anak kecil berusia sekitar 10 tahun yang tampak seperti boneka loli muncul di gang yang sepi. "Putri lapar…." Ujarnya.

"Bagaimana ini? Putri telah menghabiskan semua uang putri untuk makan. Putri tidak tahu mau tidur di mana. Putri tidak menyangka mereka akan mengusir Putri saat sedang tidur. Dasar manusia jahat!" Ujar Loli kecil yang sedang melampiaskan emosinya.

Lalu ia tiba-tiba merasakan keanehan di tengah gang yang sepi tersebut.

"Monster?" Ia kemudian melirik ke arah aura iblis berasal.

Ia juga melihat seorang manusia yang dikelilingi oleh aura jahat, seolah ada mantra yang membuatnya tidak bisa bergerak, dan membuat hidupnya berada dalam bahaya.

"Ternyata masih ada iblis yang berani menyerang di kota Jiuhua?" Loli kecil itu membelalakkan matanya dan tampak terkejut.

"Tapi manusia itu sepertinya hanyalah seorang master prajurit tingkat rendah." Gumam si loli kecil sambil mengerutkan keningnya. "Kalau seperti ini terus, ia pasti akan segera mati terbunuh kan?" Imbuhnya.

"Kalau Putri menyelamatkan manusia ini, apakah ia akan berterima kasih pada Putri? Lalu membalas budi karena telah menyelamatkan hidupnya dengan membelikan Putri makanan lezat setiap hari?" Ujarnya dengan kedua mata yang tampak bersinar penuh dengan harapan.

"Ini adalah kesempatan yang sangat bagus." Ujarnya sambil mengedipkan matanya yang indah.

...

Fang Qi berusaha keras untuk menghancurkan mantra spiritual musuhnya, tetapi monster tersebut sangatlah kuat.

"Kenapa makhluk ini ingin membunuhku?" Tanya Fang Qi.

"Apakah kamu tahu kalau seorang master dapat berkultivasi sihir dan bela diri secara bersamaan?" Imbuhnya sambil tersenyum licik.

Cahaya putih kemudian berkumpul di depan Fang Qi dan membentuk sebuah palu yang bercahaya.

Itu adalah Blessed Hammer!

Saat ia hendak menggunakannya, tiba-tiba bayangan ular yang mencoba untuk membunuhnya tersebut lenyap begitu saja.

"Ha??"

Kejadian tersebut membuat Fang Qi membeku.

Lalu tiba-tiba atap rumahnya runtuh secara perlahan, dan membuatnya langsung mengalihkan pandangan ke atas.

Loli kecil yang mengenakan gaun berwarna putih sedang berdiri di bawah sinar bulan perak dengan gaun yang berkibar karena tertiup angin.

Ia mengenakan sepatu boot putih dan menginjak ular hitam raksasa yang kepalanya lebih besar dari tubuhnya.

Loli kecil itu bertepuk tangan dan tersenyum. "Ular hitam kecil, kamu bukanlah tandingan Putri ini. Kalau kamu ingin hidup, cepatlah pergi dari sini."

Seolah mengerti bahwa dirinya sedang dalam bahaya, ular iblis yang sangat arogan itu langsung berubah menjadi kepulan asap berwarna biru kehijauan, dan langsung lenyap begitu saja.

Hal tersebut membuat Fang Qi tercengang.

Ia sangat terkejut sampai lupa kalau sedang memegang Blessed Hammer.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi?

"Paman, Putri baru saja menyelamatkan hidup Paman, jadi Paman akan berterima kasih pada Putri, kan?" Tanya loli kecil itu seraya melompat dari atap.

Paman? Ular hitam kecil? Fang Qi melihat ke arah dirinya sendiri lalu ke arah iblis raksasa yang barusan menghilang.

Meskipun ia berlatih seni bela diri dan menyuntikkan dirinya dengan virus T hingga tubuhnya lebih besar dan tinggi dari sebelumnya, tapi ia belum menjadi seorang paman-paman kan? "Apakah ia tidak salah orang?"

Loli kecil itu masih sangat kecil dan berlarian ke sana kemari di depan Fang Qi. Wajah loli kecil itu terlihat penuh harap seolah berkata, 'Ayolah berterima kasih padaku karena aku telah menyelamatkanmu!'

Dan Fang Qi tak habis pikir dengan hal tersebut.

Fang Qi tak mengatakan apapun hingga sekelilingnya menjadi sangat sunyi.

Dan yang terdengar hanyalah suara jarum jam.

"Apakah paman kewalahan mengalahkannya?" Tanya Loli kecil itu sambil mengedipkan matanya dihadapan Fang Qi.

"Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan." Ujar Fang Qi.

"Oh! Putri tahu! Paman hanyalah master prajurit biasa sedangkan iblis itu adalah iblis raksasa dari Alam Sungai Yuan, jadi wajar kalau Paman tidak bisa mengalahkannya." Ujar loli kecil itu. "Jadi paman jangan malu, haha!" Imbuhnya sambil melambaikan tangan.

Fang Qi tertegun karena tak menyangka loli kecil itu akan berkata seperti itu.

Ia tidak boleh diam saja, Fang Qi harus mengatakan sesuatu.

Loli kecil itu kemudian mengulurkan tangannya dan mencoba untuk menepuk bahu Fang Qi, tapi karena ia terlalu pendek, ia hanya bisa menepuk tangannya. "Kalau paman ingin berterima kasih pada Putri yang sudah menyelamatkan hidup Paman, Paman bisa memberikan Putri makanan. Putri suka domba kukus, cakar beruang kukus, ekor rusa kukus, bebek bakar, ayam panggang, angsa panggang, bebek asin rebus, ayam yang diasinkan...." Ujar si loli kecil tersebut.

"Aku ini membuka warnet, bukan restoran." Jawab Fang Qi yang hampir hilang kesabaran. "Gadis kecil sepertimu sudah membuat iblis itu melarikan diri. Apa iblis itu dikirim oleh musuhku?"

'Berani sekali gadis ini meminta makanan padaku?' Gumam Fang Qi.

"War-net? Apa itu?" Tanya loli kecil itu sambil meletakkan tangannya di pipi. "Apa ada makanan enak di warnet?" Tanyanya lagi dengan serius.

Fang Qi sudah tak tahan lagi. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke atapnya yang roboh. "Kamu mau pergi sendiri atau perlu aku usir?!" Tanyanya.

"Putri akan pergi sendiri! Kenapa Paman begitu jahat?" Loli kecil itu tidak menyangka kalau Fang Qi yang nyawanya sudah ia selamatkan, justru memperlakukannya dengan sangat buruk, bahkan tidak mengucapkan terima kasih padanya.

"Paman benar-benar tidak tahu terima kasih! Kenapa ada manusia seperti Paman? Menyebalkan!" Omel Loli kecil itu sambil mengangkat dagunya lalu berlari keluar.

Setelah loli kecil itu pergi, Fang Qi melihat atap kamarnya yang rusak dan berlubang sangat besar, bahkan ia bisa melihat bintang di langit. "Kalau aku tahu siapa yang melakukan ini semua, akan ku masukkan mereka semua ke dalam daftar hitam." Ucapnya.

Karena Fang Qi tak tahu harus tidur di mana, ia pun membuka tokonya begitu matahari terbit.

Bibi Wang juga kebetulan membuka warung rotinya. Setelah Fang Qi menempelkan info lowongan kerja, ia langsung pergi ke warung bibi Wang yang ada di sampingnya untuk membeli bakpao daging, dan ia duduk di depan toko sambil memakan bakpaonya.

"Qi, atap rumahmu..." Ujar bibi Wang sambil memperhatikan atap rumah Fang Qi yang roboh.

"Aku juga tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja runtuh." Balas Fang Qi dengan wajah yang tampak canggung, karena ia tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya.

"Tidak ada orang yang terluka, kan?" Tanya bibi Wang khawatir.

"Tidak ada."

"Fiuh! Syukurlah." Ujar bibi Wang. "Mintalah pada si pengrajin Yang untuk memperbaikinya nanti. Kalau tidak bisa, kamu bisa tidur di rumahku malam ini."

"Hmm?" Fang Qi mendongak dan melihat loli kecil yang semalam ia lihat. Ia menatap mata loli kecil itu, tetapi saat pandangan mata mereka bertemu, Fang Qi segera memalingkan mukanya, pura-pura tidak melihatnya.

"Hmph!"

'Apakah gadis ini berkeliaran semalaman?' Pikir Fang Qi, kemudian tetap melanjutkan mengunyah bakpaonya.

Ia lalu mendongakkan kepalanya lagi, dan loli kecil itu sedang melihat ke arahnya.

"Mau?" Tanya Fang Qi seraya mengulurkan bakpao ke arah loli kecil itu.

"Hmph! Siapa yang mau makan bakpao busukmu itu!" Loli kecil itu langsung memalingkan mukanya, jelas sekali kalau ia masih kesal karena kejadian semalam.

Tapi tiba-tiba perutnya berbunyi karena kelaparan, dan membuat loli kecil itu langsung malu.

"Sudahlah, lupakan saja!" Ujar Fang Qi yang pusing karena masalah ini. "Aku akan mentraktirmu makan bakpao, bagaimana?"

"....." Loli kecil itu masih diam.

"Bukankah kemarin malam kamu bilang kalau aku harus membalas budi kepadamu, karena kamu sudah menyelamatkan hidupku?"

"Paman akhirnya sadar juga?" Tanya loli kecil dengan nada sinis.

"...." Fang Qi kemudian menatap atapnya yang roboh, dan memikirkan iblis yang kabur karena loli kecil tersebut. Ia mencoba untuk tenang seraya berkata, "Anggap saja seperti itu."

Loli kecil itu pun berjalan menghampirinya dengan enggan.

Semenit kemudian.

Setelah Fang Qi memakan beberapa bakpao, ia kemudian mengecek jumlah bakpao di keranjangnya.

"Hmm?" Ia menoleh dan melihat loli kecil memakan bakpao terakhir lalu menepuk-nepuk perut kecilnya yang bulat.

Hal tersebut membuat Fang Qi membeku.

"Kalau kamu begitu suka dengan bakpao, kenapa kamu tidak membelinya sendiri?"

"Putri telah menghabiskan.... ah uang Putri dicuri!" Jawab loli kecil itu dengan marah.

Loli kecil itu lalu memainkan jarinya dan melihat info yang terpampang di depan toko Fang Qi. "Jadi… sebenarnya Putri sedang mencari pekerjaan."

"Karena Paman tinggal sendirian di rumah dan rumah Paman tidak aman, setidaknya Paman....."

Loli kecil itu takut Fang Qi akan menolaknya, jadi ia langsung menambahkan, "Apakah paman takut karena Putri menyebutkan terlalu banyak nama makanan tadi malam? Putri tahu keluarga Paman miskin, jadi... Putri tidak apa-apa selama ada bakpao."

Lagi-lagi Fang Qi dibuat tak habis pikir dengan ucapan si loli kecil tersebut.

Bab berikutnya