Saat ini Lina dan Reno tengah berada diperjalanan menuju villa tempat mereka akan menginap.Perjalanan terasa sangat lama karena jalanannya yang macet.
"Kak masih jauh nih .."tanya Lina entah untuk yang keberapa kalinya.
"Sebentar lagi sayang ini udah dekat kok.."Reno merasa gemas sendiri melihat Lina yang terlihat tidak bisa diam karena menahan untuk kebelakang.
"Dari tadi ngomongnya gitu mulu,aku tuh udah kebelet banget kak.."Lina bahkan sudah tidak bisa duduk dengan tenang.
"Lagian kamu tadi udah aku saranin buat numpang aja kerumah warga gak mau..."
Sebenarnya sebelum Lina merasa ingin buang air suasana didalam mobil sangatlah dingin,Reno yang tidak tau harus berkata apa memutuskan untuk diam sedangkan Lina terlihat lelah dan memilih untuk tidur.
"Kak pintunya gak dikuncikan..."Lina langsung berlari dari mobil begitu mereka sampai.
Belum Reno menjawab pertanyaan Lina tapi dilihatnya Lina sudah berlari masuk kedalam.
Lina merasa begitu lega dan memutuskan untuk langsung mandi dan membersihkan diri berhubung dia sudah berada dikamar mandi.
Lina tak sanggup berlama-lama dikamar mandi karena suasananya terasa begitu dingin.Reno memilih untuk menginap disebuah villa dikawasan pegunungan di Bandung.
Lina keluar dari kamar mandi dengan memakai jubah mandi yang sudah disediakan oleh pengurus villa,dia berjalan menuju lemari pakaian untuk berganti baju.Reno melarang Lina untuk membawa baju ganti sebab Reno bilang itu ribet dan merepotkan.
"Oh my..."Lina terkejut begitu mendapati model baju yang sudah disediakan oleh Reno. Terutama baju tidurnya bukan baju tidur yang Lina inginkan dan tidak seperti yang ia pakai sehari-hari.
Baju tidurnya bukan setelan baju dan celana melainkan berbentuk gaun tidur yang terlihat sangat seksi dan berbahan sangat tipis. Sedangkan untuk baju yang lain semuanya sama potongannya dress semua tak ada baju yang bisa dipadupadankan dengan celana.
Lina yang tidak bisa memakai baju yang tersedia memutuskan untuk mencari Reno dan protes.Mungkin saja pengurus villa disini berbaik hati mau memberikan baju yang lain untuk Lina.
"Kak..."Lina keluar kamar untuk mencari Reno yang terdengar tengah berbicara dengan seseorang.
"Kak..."Lina mendekati Reno dan mencoba memanggilnya tapi Reno hanya menjawabnya dengan senyuman dan bahasa isyarat yang mengisyaratkan dia sedang menerima telepon penting.
Lina memutuskan untuk menunggu sang suami mengakhiri telponnya,tapi sudah hampir sepuluh menit Lina menunggu belum ada tanda-tanda jika Reno akan mengakhiri pembicaraannya. Akhirnya Lina menyerah dia memutuskan untuk kembali kekamar dan mencari baju yang mungkin saja terselip disana.
"Hah...."Lina menghembuskan nafasnya kasar begitu ia tak bisa menemukan baju yang lain selain yang tersedia dilemari tadi.
Lina kembali memilih baju yang ada dan menjatuhkan pilihannya pada gaun tidur berwarna merah maroon tanpa lengan dan belahan dada yang cukup rendah,hanya itu baju yang terlihat tidak terlalu menerawang dan belahan dadanya lebih tertutup dibandingkan yang lain.
Lina bisa saja terus memakai jubah mandinya tapi itu tidak mungkin karena jubah mandinya terasa dingin dan sedikit lembab.
"Lina ada apa..."Reno yang tadi sengaja berpura-pura sibuk dengan telponnya menghampiri Lina didalam kamar begitu ia mengintip Lina akhirnya mau memakai baju yang ada.
Senyum Reno mengembang begitu melihat Lina yang tengah duduk menghadap cermin dengan baju tidur yang sudah ia siapkan.Ya sebenarnya bukan dia yang menyiapkan semuanya melainkan sang sekretaris Leo. Begitu Reno bilang akan berbulan madu Leo dengan senang hati mengurus semua keperluannya termasuk baju Lina. Tapi Reno tak menyangka jika Leo akan menyiapkan baju tidur Lina yang begitu seksi dan terbuka.
"Hey ada apa...."Reno memeluk Lina dari belakang dan mencium pundak Lina lembut.
Baju yang Lina pakai memang mengekspos pundak mulusnya dan sedikit bagian dada.Tentu saja itu membuat Reno senang karena dia membawa Lina untuk menginap disini bukan tanpa alasan.
"Kenapa bibirnya manyun gitu...."Tanya Reno begitu melihat pantulan cermin didepannya yang terlihat Lina tengah cemberut.
"Gak mau jawab nih,ya udah aku mandi dulu ya..."Reno melepaskan pelukannya dan berjalan ke kamar mandi dengan semangat.
Reno merasa senang walaupun rasa itu masih tercampur aduk dengan pikirannya yang lain karena kejadian tadi di hotel.
Lina sengaja mendiamkan Reno agar sang suami tau jika ia sedang kesal tapi begitu kamar mandi terbuka memberi tanda jika sang suami sudah selesai mandi.Lina yang sudah terbiasa melayani dan menyiapkan semua keperluan Reno langsung beranjak menuju lemari pakaian sang suami untuk menyiapkan baju ganti.
"Licik...."ungkap Lina begitu melihat baju ganti sang suami didalam lemari.
"Apa kenapa..."Reno langsung menghampiri Lina yang terlihat tengah mengobrak abrik isi lemarinya.
"Nih..."Lina menyerahkan pakaian ganti Reno lengkap seperti biasa.
"Kamu kenapa...."Reno mencubit pipi sang istri gemas karena masih terlihat cemberut.
"Masa baju ganti kamu kayak gini sedangkan aku gini...."Lina membandingkan bajunya dengan baju Reno. Yang memang baju Reno terlihat biasa ada celana training dan kaos tidak seperti Lina yang baju gantinya serba tipis semua.
"Kamu kalo mau pakai punya aku boleh,nih..."Reno menyerahkan celana training yang akan ia pakai.
"Gak bisa lah, terlalu besar buat aku..."Lina menolak ya memang ukuran badan mereka yang jauh berbeda.
"Ya udah,lagi pula kamu cantik kok pakai itu..."puji Reno sambil memakai pakaiannya. Ya Sekarang Reno sudah terbiasa memakai baju termasuk dalemannya dihadapan Lina ya walaupun Lina selalu membelakanginya disaat Reno memakainya.
"Heuh,kakak gak kasian apa sama aku dicuaca yang sedingin ini aku memakai pakaian setipis ini...."bibir Lina kembali mengerucut sebal.
"Kan ada aku...."Reno langsung memeluk Lina erat memberi isyarat jika dia yang akan menghangatkannya.
"Gak mau akh bahaya mending aku bikin coklat panas...."Lina melepaskan pelukan Reno dan langsung menjauh dengan pipi yang merona.
"Mau sekalian kopinya nggak..."Lagi lagi rasa peduli Lina untuk Reno mengalir begitu saja walaupun ia tengah merasa kesal pada sang suami.
"Boleh...."Reno lagi lagi tersenyum senang melihat Lina yang terlihat malu-malu.
Tak lama kemudian Lina keluar dari dapur dengan dua gelas minuman ditangannya.Lina menghampiri sang suami yang berada diruang tv terlihat sibuk dengan laptopnya.
"Nih kopinya...."Lina menaruh gelas yang ia bawa disebuah meja kecil dekat tv.
"Duduk sini..."Reno yang tadinya duduk disofa kini turun ke karpet untuk memberi Lina tempat yang dekat dengannya.
"Iya bentar..."Lina berjalan menuju kamar untuk mengambil selimut.
Bukan hanya karena cuaca yang dingin tapi Lina merasa tidak nyaman dengan baju yang ia pakai,Lina tau jika ia duduk baju yang ia kenakan akan mengekspos semua bagian pahanya.Lina bukan hanya merasa malu tapi merasa tidak akan baik berpakaian seksi seperti ini didepan pria ya walaupun itu Reno suaminya.
"Kamu ngapain bawa bawa selimut..."tanya Reno heran karena Lina membawa selimut tidur dikamar mereka.
"Dingin kak..."jawab Lina sambil bersiap siap dengan selimutnya untuk duduk.
"Gak perlu pake ini..."Reno menarik selimut Lina yang pakai dan melemparkannya jauh.
"Kak...."Lina tak terima dengan apa yang dilakukan Reno dan hendak beranjak mengambil kembali sang selimut.
"Sini aku aja...."Reno menarik Lina kedalam pelukannya dan menempatkan Lina duduk ditengah tengah pahanya,badan keduanya menempel dengan posisi Reno berada dibelakang.
"Kak..."Lina mencoba untuk bangkit dari duduknya tapi tangan Reno menahannya.
"Tenang saja aku gak bakal macem-macem kok...."Tangan Reno sebelah masih menahan Lina dan tangan satunya sedang meraih sebuah bantal sofa untuk ia pakai menutupi pemandangan yang indah tapi berbahaya.
Reno mengambil bantal itu menutupi paha Lina yang terekspose dengan jelas dihadapannya sekaligus untuk menjadi bantalan untuk ia meletakkan laptopnya.
Lina tak berontak lagi malah ia terlihat nyaman berada disana.Satu hal yang Lina percaya dari Reno, ketika suaminya itu berkata tidak akan melakukan apa-apa Lina percaya jika Reno takkan melakukannya.
Contohnya ketika ia meminta tidur dengan memeluknya,saat ia berkata hanya akan mengecup bibirnya.Semua itu selalu Reno tepati.
Reno menempatkan kepalanya dibahu Lina dan tangannya mencoba membuka laptopnya yang berada dipangkuan sang istri
"Nih coba lihat mana yang kamu suka..."Reno membuka laptopnya dan memperlihatkan gambar gambar rumah.
"Untuk apa...."Lina bingung kenapa tiba-tiba Reno memintanya untuk memilih sebuah rumah.
"Ya rumah untuk kita...."Reno sebenarnya tau jika Lina masih belum seutuhnya percaya akan hubungan ini.
"Iya tapi untuk apa...."Lina memperjelas pertanyaannya.
"Untuk tempat kita membesarkan anak-anak kitalah...."Reno mengatakan itu dengan penuh pengharapan didalamnya.
"Tapi nanti setelah aku bisa memiliki kamu seutuhnya,jadi sekarang pilihlah dulu mana yang kamu suka..."Reno hanya ingin Lina tau jika dia bersungguh-sungguh akan hubungan mereka.
"Bagaimana dengan yang ini..."Reno memperlihatkan gambar rumah yang cukup mewah tapi tak terlalu besar dengan taman yang dirasa cukup untuk Lina berkebun.
"Bagus aku suka kak, rumahnya terlihat tak terlalu mewah dan besar...."Lina menyetujui pilihan Reno.
"Anggap aja ini sebuah persiapan untuk kehidupan kita dimasa mendatang nanti..."Reno mengecup pipi Lina berkali kali begitu mengatakan harapannya.
"Jika nantinya pun kita tidak bersama rumah ini akan tetap jadi milikmu.."Reno mengangkat kepalanya dari bahu Lina yang membuat Lina menoleh kebelakang.
"Kenapa itu harus menjadi milikku..."Lina bingung apakah Reno hanya setengah hati menginginkannya atau bagaimana.
"Anggap saja itu sebagai hadiah..."Reno tak berani menatap Lina yang kini tengah menatapnya tajam.
"Aku gak mau..."Lina menolak karena ia pikir untuk apa ia harus menerima hadiah.
"Ya aku pun tak mau, akan aku usahakan kita akan memiliki rumah itu bersama sama..."Reno kini mengecup bibir Lina lembut.Dia akui dia salah berbicara dia tak mau Lina kembali mengungkit kontrak yang mengikat mereka.
Melihat Lina tersenyum membuat Reno kembali mengecup bibir Lina berkali kali. Walaupun sebenarnya ia sangat ingin lebih dari mengecup bibir tapi Reno tahan,ia tak ingin melakukan hal yang lebih jauh dari ini disaat ia belum bisa mendapatkan Lina seutuhnya.